13 [ apologize ]

2.2K 386 24
                                    

P S Y C H O  ;  S U N G H O O N




“Maaf.”

Jiya melepas cekalan tangan Sunghoon di lengannya. Ia menatap manik Sunghoon dengan marah. “Segampang itu lo minta maaf sama gue setelah apa yang lo perbuat sama gue. Lo kira gue barang?!”

Sunghoon sudah mengerti kalau hal ini akan terjadi kepadanya. Dengan sabar dirinya mengambilkan novel milik Jiya dan menyerahkannya. “Apa yang harus gue lakuin agar lo maafin gue?” tanya Sunghoon berubah lembut. Membuat Jiya langsung terpaku melihat perilakunya yang berubah-ubah.

“Jangan sakiti gue lagi!” Jiya mengambil novel dari tangan Sunghoon dengan kasar. Entah dorongan dari mana Jiya langsung mengatakan hal itu kepada Sunghoon. Sunghoon yang mendengarnya menghela nafasnya pasrah, ia tidak yakin kalau menjawab 'iya'.

“Gue gak bisa janji, Ji,” ucap Sunghoon datar, membuat Jiya menggeleng tidak percaya setelah mendengar perkataan Sunghoon yang dilontarkan kepadanya.

“Kenapa?! Kenapa lo gak bisa turutin kemauan gue?! Itu gampang, 'kan?” ucap Jiya marah. Lagi dan lagi Sunghoon menghela nafasnya pasrah, ia rasa Jiya harus tahu tentang satu hal mengenai dirinya.

“Gak segampang yang lo kira, Ji.”

“Pengecut!”

“Lo memang pengecut!” tambahnya.

⚔️

Bel pulang sekolah telah berbunyi, Jiya dengan malas memasukkan buku-bukunya kedalam tas miliknya. Diluar sedang hujan deras, jadi ia memutuskan untuk berdiam diri didalam kelas bersama temannya yang lain.

“Ji, kenapa ya? Chanhee seakan ngilang dari gue,” ucap Isa lesu. Jiya yang mendengarnya hanya terdiam, tidak berniat untuk membalas pertanyaan dari Isa. Kenapa dirinya lagi-lagi merasa bersalah.

Jiya menepuk pundak Isa, berniat untuk menenangkannya. Ia tahu bahwa ini berat untuk Isa, hilang kabar selama seminggu itu sangat-sangat membuat Isa khawatir dengan Chanhee. Isa takut akan terjadi hal yang tidak-tidak dengannya.

“Gue perhatiin, lo selalu pake hoodie akhir-akhir ini. Tapi, gue gak yakin akan alasan lo yang kayak gitu-gitu aja, Lo kenapa Ji?” ucap Isa tiba-tiba.

“Gue gak kenapa-napa kok. Akhir-akhir ini gue nyaman pake hoodie soalnya anget aja gitu,” ucap Jiya lagi dan lagi berbohong, memakai hoodie setiap hari sangat membuatnya gerah.

Tak lama kemudian handphone Isa bergetar menampilkan notifikasi dari pesan orang tuanya. Isa segera mengambil handphone-nya dan membaca pesan itu, rupanya ia sudah dijemput oleh ayahnya.

“Ji gue udah dijemput, lo mau bareng gak? Nanti urusan sepeda gampang!” tawar Isa.

Jiya menggelengkan kepalanya pelan. Itu sangat merepotkan bagi ayahnya Isa. “Gak usah sa, lo pulang aja dulu, nanti lo telat ikutan les,” tolak Jiya dengan halus.

Mendengar jawaban dari Jiya barusan, Isa mengangguk pasrah. Sebenarnya ia ingin Jiya pulang bersamanya, tapi itu hak manusia, 'kan? Tidak boleh memaksakan.

Setelah kepergian Isa dari hadapannya, Jiya berniat untuk menerobos hujan. Tidak tahu apa alasannya, ia ingin cepat pulang, langit yang semakin bertambah semakin gelap membuatnya menjadi semangat ingin melakukan tindakannya itu.

Jiya berlari kearah parkiran sekolah dan mengambil sepedanya. Ia tidak lupa memasukkan tas miliknya kedalam kresek besar agar nanti tasnya tidak basah.

Psycho | Sunghoon ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang