6. Lunchbox

34 14 0
                                    

"Membuat janji itu mudah, tapi perlu kerja keras untuk menepati janji itu." - Boris Johnson

6. Kotak Bekal Makan siang

Pagi pagi sekali suar ribut terdengar dari dapur suara barang barang yang jatuh , atau meletup nya minyak dan teriakan teriakan kecil dari pemasak .

Beberapa bahan makanan tampak jatuh dan terinjak-injak . Bumbu dapur ada juga yang tumpah dan masing banyak lagi . Bibi wanita yang menjadi asisten rumah tangga hanya bisa tersenyum getir .

" Nona sedang masak apa " tanya Bibi sopan .

Terlihat gadis itu sedang mengambil bekal berwarna merah lalu memasukkan masakan yang ia masak tadi kedalamnya .

" Mending bibi bersihin ini semua aku mau mandi udah telah " ucap gadis itu pergi tanpa menoleh .

Sungguh sangat tidak sopan , terlebih lagi umur mereka yang jauh berbeda . Walapun pekerjaan sebagai ART kita seharusnya bisa menghargai nya .

" Astagfirullah non kenpaa bisa kayak gini " guman Bibi saat melihat minyak goreng tumpah .

" Emmm wangi pasti enak " ucapnya sambil tersenyum .

" Non Kayla ngga sarapan dulu " tanya Bibi saat melihat anak majikannya menuruni tangga .

" Engga bi soalnya kalau pagi aku ngga bisa makan nasi nanti mual , lebih baik aku pergi dulu " ujarnya .

Bibi hanya tersenyum singkat dan melambaikan tangannya seiring mobil keluar dari pekarangan rumah .

" Emmm enak ngga ya " tanya Kayla .

Gadis itu menatap kotak bekal nya bau harum sangat menusuk hidung membuat siapa pun pasti merasa sedikit bersin atau apalah .

Hatcuuuuu

" Masak di cobain " ujar Kayla sambil menggosok gosok hidung nya yang terasa gatal .

" Non sudah sampai " ucap Supir .

Gadis itu segera melangkah masuk ke sekolah . Seperti biasa bagian pojok parkiran akan di kuasai oleh Langit dan teman temannya . Kayla gadis itu memilih duduk di pos satpam sekolah meskipun ada rasa sedikit jijik .

" Mana sih mereka lama lama bisa alergi gue kalau disini " ujarnya sambil mengusap kedua lengannya .

Tak perlu lama satu mobil sport Adventure warna Merah masuk ke pekarangan sekolah . Pintu terbuka dan keluar lah lima orang yang cukup fomonus di sekolah.

Jangan lupakan kaca mata hitam yang bertengger di atas hidung.  Baju dengan kancing atas terbuka , dasi yang tak terikat .

Mereka berjalan masuk dengan Langit yang berada di tengah antara Aldo dan Gara . Sedangkan Firly dan Saka berada di depan , senyum keduanya tidak luntur dari bibirnya .

" Tunggu " teriak gadia dari arah belakang .

Namun bukannya berhenti mereka sedikit melajukan jalan nya . Kadang mereka sedikit risih pada gadis itu selain menganggu penampilan nya pun sangat tidak sopan .

" Agung jaga pintu depan jangan ada yang masuk kecuali anak kelas sama guru " ucap Firly cepat .

" Kenapa " tanya Agung bingung .

" Cepetan ini gawat " ujar Saka heboh .

Agung pun menutup pintu kelas dan berjaga di depan kelas bersama Saka dan Firly . Dan tak lama terlihat Kayla datang dengan senyum manis .

" Tuh kan urung kita cepet kalau kagak mampus dah " bisik Saka .

" Ada apa " tanya Agung .

" Emmm hai aku Kayla Adaya kelas IPA aku boleh ngga ketemu Langit " tanya Kayla .

Janjiku UntukmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang