Amal langsung menarik wanita cantik itu dan membawanya ke toilet, mengunci diri bersama wanita yang di tariknya tadi.
Kemudian ia menatap intens wanita itu, ini bukan sekedar mimpi dan sebagainya. Nyatanya kini Amal dapat menyentuh tengkuk leher wanita itu.
"I miss you so much." ungkap Amal dengan lirih.
Keduanya saling menatap intens sampai Amal mengakhiri tatap-tatapan itu dengan mempertemukan bibir mereka. Rasanya masih sama, tidak berubah dan masih menjadi candu pertamanya.
Perlahan wanita itu pun mulai mengalungkan sepasang tangannya di leher Amal.
Ia memejamkan mata, menikmati setiap pangutan-pangutan lembut wanita tomboy itu, permainan Amal sangat lembut dan hal itu sulit untuk menyadarkannya dari kenyataan.
Tangan nakalnya mulai bergerak menelusup ke baju kemeja wanita itu namun pergerakannya di tolak secara mentah-mentah.
"Stop it Amal." katanya seraya menjauhkan diri.
"Why?"
"Ini salah, kamu tahu."
"Tapi kita—"
"Mal," potong wanita itu. "Aku kesini buat kerja bukan untuk kembali sama kamu."
Deg!
Rasanya hatinya seperti di tusuk-tusuk ribuan pisau tajam, sangat menyakitkan.
Amal memejamkan matanya lalu tersenyum singkat sambil mengangguk setuju. Di balik senyuman itu ada luka dalam yang di simpannya.
"Ah, i-iya. Lo bener." katanya membenarkan. "Dan maaf soal kejadian barusan."
Salsa menatap mantan kekasihnya itu sendu, ia tahu dan bisa merasakan dari raut wajah Amal bahwa kini ia tengah terluka oleh kata-katanya tadi. Tapi bagaimana? Situasi ini sangat sulit untuknya.
"Tempat ini ngingetin gue waktu pertama kali nebak lo," kekehnya kemudian. "Lucu ya, tapi sekarang itu udah bukan hal untuk di inget." senyum kecutnya.
"Ya, karena diantara kita sudah selesai 'kan?" tambah Amal.
Salsa memejamkan matanya berusaha menahan air matanya yang sulit untuk di tahan, rasanya apa yang di ucapkan Amal barusan itu sangat menyakitkan baginya. Karena nyatanya ia tak menginginkan hubungan diantara mereka selesai begitu saja.
"Harusnya lo tadi ke ruangan Zidan bukan ke ruangan gue." setelah berkata demikian Amal pun melegang lebih dulu meninggalkan tempat itu.
Wanita itu menatap kepergian mantan kekasihnya, ia memegang dadanya yang terasa sesak.
"Apa gue bakal sanggup kerja disini? Ketemu sama Amal tiap hari," gumamnya tengah menimang-nimang. "Setelah lima tahun nggak ketemu sama kamu, sekarang kita ketemu di tempat yang gak pernah aku duga."
Salsa menghela napas berat. "I miss you too, so much." balasnya untuk ucapan Amal sebelumnya. "Aku juga kangen banget sama kamu Mal, rindu sama kamu itu nyiksa aku bertahun-tahun."
"Andai situasi kita nggak seperti ini, kita pasti bisa kembali."
***
Rooftop adalah satu-satunya tempat yang cocok untuk di jadikan tempat menyindiri dan menenangkan pikiran atau pun bunuh diri.
"ARGHHHH ANJINGGG!"
"KENAPA SIH?!"
"KENAPAAAA?!"
"GUE BENCI ALAM SEMESTA!"
"GUE BENCI LO KARNA KEMBALI MEMPERTEMUKAN GUE SAMA DIA!"
"KENAPA GUE DAN DIA KEMBALI DI PERTEMUKAN SIH KALAU UJUNGNYA GAK BISA KEMBALI BERSAMA?!"
![](https://img.wattpad.com/cover/286821343-288-k387975.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Possible [GxG]
ChickLit[Sequel of Impossible] Lgbt content. 5 tahun bukan waktu yang singkat, keduanya kembali dipertemukan dengan status yang berbeda. Salsa menjadi istri orang dan Amal masih betah menjomblo. Dipertemuan itu, luka lama mereka kembali terbuka, kisah lama...