Wanita tomboy itu termenung, ia masih memikirkan kejadian semalam dimana ternyata mantan kekasihnya itu sudah memiliki seorang anak perempuan, ia menatap layar laptop dengan tatapan kosong sampai tak sadar akan kedatangan Helen, seorang janda yang satu tahun kebelakang ini mengejarnya.
"Amal, how are you?"
Tetapi tak ada reaksi dari wanita tomboy itu, ia tetap pada lamunannya.
Helen bertanya-tanya, biasanya Amal selalu menyambut kedatangannya tetapi hari ini wanita tomboy itu bungkam dan sama sekali tidak menyadari kehadirannya.
Detik berikutnya Helen memilih untuk menyapa Amal dengan menyentuh bahu wanita tomboy itu, sontak tindakan itu berhasil membuat Amal menoleh dan terlonjak kaget.
"Apa-apaan sih?!" Amal sudah berdiri menjauh.
"Kamu kenapa Mal, gak biasanya ngelamun kayak tadi."
"Emang sekarang kalau gue kenapa-kenapa jadi urusan buat lo?"
"Tentu saja, kamu itu calon pendamping saya."
"Amit-amit." umpat Amal selanjutnya. "Lagian mau ngapain sih rutin banget tiap Kamis ke kantor gue, kalau mau kamisan noh ke istana Presiden."
Helen datang ke kantor Amal selalu dengan buah tangan, kali ini ia membawakan sarapan untuk wanita tomboy itu berupa gimbab, omlet dan ayam goreng mentega.
"Saya masakin ini dengan penuh cinta lho, dimakan ya Amal." ucap Helen seraya tersenyum manis, ia tidak mengindahkan celetukan Amal sebelumnya.
Dirinya kini malah merasa bahagia karena selalu bisa menyempatkan diri untuk memasaki sang pujaan hati.
Walau begitu Amal selalu menerima semua pemberian dari Helen dengan baik, ia juga selalu memakan masakan wanita itu. Tetapi itu bukan sebagai bentuk ia menerima perasaan Helen, sikapnya seperti itu hanya untuk menghargai usaha Helen.
"Itadakimas!" jerit wanita berkepala tiga itu seraya tersenyum dan menatap Amal.
Amal mengangguk mengiyakan. "Lo udah makan?"
Helen lantas menggeleng.
"Ayo kita makan bareng, temenin gue."
Sontak saja mata Helen langsung berbinar, ia tidak menyangka setelah sekian lama baru kali ini wanita tomboy itu mengajaknya untuk makan bersama, apakah ini tandanya Amal akan segera melamarnya?
"Amal mau saya suapin gak?" tawar wanita itu yang tak mau melewatkan kesempatan.
Dan tanpa disangka Amal setuju dengan itu.
Helen menjerit dalam hatinya, jujur hari ini akan menjadi hari paling spesial untuknya.
"Helen." ucap Amal setelah menerima suapan dari tangan wanita itu.
"Hm?"
"Lo kenapa mutusin buat suka gue?"
Wanita itu langsung mengalihkan seluruh atensinya pada Amal.
"Saya jatuh cinta dengan kepribadian kamu yang pekerjaan keras, kamu bahkan bisa memuaskan saya di proyek kerjasama kita kemarin. Jujur saya sudah lelah bekerja Amal, saya ingin menjadi ibu rumah tangga saja dan mengurus Tama, saya percaya jika kamu adalah pendamping saya nanti pasti kamu akan mampu mengurus perusahaan saya."
Amal langsung melotot tak percaya dengan alasan Helen, pasalnya wanita itu begitu terang-terangan ingin menyerahkan semua tanggung jawabnya pada Amal jika dia berhasil menjadikan Amal sebagai pasangannya.
"Licik banget, lo sama sekali nggak mikirin gue anjir." protes Amal. "Makin yakin gue buat nggak nerima lo."
"Alasan saya nggak sepenuhnya tentang itu-"

KAMU SEDANG MEMBACA
Possible [GxG]
ChickLit[Sequel of Impossible] Lgbt content. 5 tahun bukan waktu yang singkat, keduanya kembali dipertemukan dengan status yang berbeda. Salsa menjadi istri orang dan Amal masih betah menjomblo. Dipertemuan itu, luka lama mereka kembali terbuka, kisah lama...