S3 - MLP| A Perfect Storm

7.4K 1K 590
                                    

Jangan lupa untuk tinggalkan vote dan komentar ☺️


Setidaknya berikan apresiasi terhadap tulisan yang author buat 🥺


Sungguh.. merangkai kata agar dapat dinikmati sangatlah tidak mudah :')


Selamat membaca. Terima Kasih ❤️





||||||||||||||||||||||||||||||||||||



|||||||||||||||||||||||||



|||||||||||||||



By: avrG



^^

^^

^^





~🌼~


Lalisa melingkarkan tangan didepan dada, punggungnya bersandar didinding lift yang bergerak turun menuju lobby.


Pemotretan hari ini berjalan lancar, amat sangat sempurna hingga hampir tidak ada yang tahu jika Lalisa dan Jennie sedang bertengkar. Hanya beberapa staff terdekat, Jisoo dan Chaeyoung merasakan ketegangan mencekam saat keduanya keluar dari ruang ganti.


Selesai sang fotografer mengatakan pemotretan berakhir, Lalisa lekas keluar dari set pemotretan dan menghampiri manager oppa yang menunggu diluar pintu. Keduanya membicarakan hal serius diujung lorong sebelum Lalisa mengambil beberapa barang lalu secepat itu pula meninggalkan ruangan.


Jennie tidak memiliki kesempatan untuk berbicara dengan Lalisa, seorang editor menarik lengannya untuk merundingkan hasil pemotretan yang baru saja mereka lakukan.


Jennie memang cukup sering dimintai masukan akan hasil pemotretan, matanya yang jeli selalu menemukan gambar mana yang cocok untuk dijadikan cover majalah, sehingga terkadang Jennie menghabiskan lebih banyak waktu bersama tim setelah pemotretan berakhir. Dan karena itu pula sekarang Jennie tidak menemukan Lalisa dimana pun, bahkan tidak ada yang tahu kemana perginya Lalisa, serta panggilannya pun juga diabaikan.


Degub jantung Jennie berdetak luar biasa, kerongkongnnya kesulitan menelan salivanya sendiri saat memikirkan pertengkarannya dengan Lalisa.


Jennie menahan kuat tangisnya untuk tidak tumpah, kesalahannya berbohong pada Lalisa menjadikan dadanya sesak dan merasa sangat bersalah. Tangannya gemetar menggenggam sebuah foto yang nampaknya sengaja Lalisa tinggalkan didalam tasnya. Benar, itu foto dimana dirinya baru saja turun dari mobil Mino.


Sebanyak apapun ia mencoba untuk menghubungi Lalisa, sebanyak itu pula Lalisa mengabaikan panggilannya. Pesan yang ia kirim juga tidak ada satu pun yang dibalas oleh sang suami, Jennie kebingungan dan gemetar, teringat gurat penuh kekecewan diwajah Lalisa membuat Jennie benar-benar takut dan ingin menangis; seharusnya ia tidak berbohong pada Lalisa.


Denting lift berbunyi, Lalisa menutup kepalanya dengan hoodie, kedua tangannya masuk kedalam saku dan berjalan tepat dibelakang manager oppa yang lebih dulu keluar dari lift.


My Lovely Partner -SEASON 3-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang