S3 - MLP| Reunion

11.6K 1.1K 218
                                    

Jangan pura-pura lupa, VOTE agar sama-sama nyaman, anda vote author akan lanjut 😊


Vote dan komen hukumnya WAJIB. Setidaknya berikan apresiasi terhadap tulisan yang author buat..


Sungguh... Merangkai kata agar bisa dinikmati sangatlah tidak mudah 😞


Untuk menghargai para author sebaiknya dibiasakan sejak dini. VOTE sebelum membaca 😊


Selamat membaca. Terimakasih ☺️



||||||||||||||||||||||








|||||||||||||||







|||||||


By : avrG

°
°
°






🌼🌼🌼






Hueekk!!!





Jennie menumpu kedua tangan dipinggiran closet, memuntahkan makanan yang belum lama ia telan. Setelah menyingkap selimut, ia lekas berjalan cepat menuju kamar mandi dengan kedua telapak tangan mengatup diatas mulut, wanita berpipi mandu ini lantas tidak henti mengeluarkan isi perutnya; sampai kosong tak bersisa.


Morning sicknessnya kali ini cukup parah, sejak tadi Jennie terus bolak-balik kamar mandi karena mual.


Sudah beberapa hari terakhir Jennie tidak memakan nasi, wanita bermata kucing ini begitu sensitif dengan rasa dari nasi, bahkan aroma nasi saja membuatnya langsung mual.


Cukup unik dan aneh morning sicknessnya pada kehamilan yang ketiga. Pagi ini Jennie mencoba untuk kembali memakan nasi agar kebutuhan si bayi terpenuhi.


Namun perutnya tetap menolak nasi yang rasanya barus tersangkut dikerongkongan, Jennie terus memuntahkan makanannya.


Alhasil, ia malah tidak bisa melakukan aktivitas lainnya selain keluar masuk kamar mandi dan berakhir dengan bersandar lemas di headboard ranjang. Pagi ini benar-benar jauh lebih buruk dari beberapa hari sebelumnya.


"J.. Gwenchana?" Lalisa mengikuti tepat dibelakang sang istri, berjalan cepat.


Sesaat tadi ia sedang sibuk menata pakaian di dalam lemari, membantu Jennie setelah sang istri membawa setumpuk pakaian di keranjang dengan susah payah dari ruang belakang dimana Choi ahjumma tengah menyetrika.


Sigap, Lalisa lekas membawakan keranjang pakaian yang Jennie ambil dari ruang belakang ke dalam kamar mereka, sembari bibirnya tak henti mengoceh. Lalisa sedikit mengomeli Jennie karena membawa beban berat.


Si Manoban ini menjadi ekstra cerewet dan tak bisa diam, Lalisa juga yang memaksa Jennie untuk beristirahat. Jika tidak begitu, sang istri akan tetap mengurus rumah mereka sampai semuanya beres.


Air berputar setelah Jennie menekan flush, dibantu Lalisa yang berada dibelakangnya memijit tengkuk, wanita berpipi mandu ini memuntahkan lagi sisa-sisa isi perutnya. Jennie kemudian menggenggam pergelangan sang suami untuk bertumpu lalu menegapkan punggung di dinding kamar mandi.


My Lovely Partner -SEASON 3-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang