18

75 14 4
                                    

Ini sudah memasuki bulan kedelapan sejak June dan Rosie berpisah hari itu. Tak ada yang berubah sebenarnya, baik June maupun Rosie masih berhubungan dengan biasa. Saling berkabar, bertemu, menghabiskan waktu bersama. Hanya saja status diantara keduanya yang sudah berbeda.

Tak ada lagi panggilan sayang untuk Rosie dari mulut June, yang ada hanyalah namanya yang terucap ketika June memanggilnya.

Aneh memang, keduanya juga cukup sulit untuk melupakan kebiasaan tentang panggilan itu. Butuh waktu yang sedikit lama agar dua-duanya terbiasa.

Orangtua mereka berdua juga sudah mengetahui hal ini. Di mana mereka berdua memutuskan untuk berhenti melanjutkan status diantaranya. Ah, bukan. Sebenarnya hanya June yang awalnya meminta akan hal itu, Rosie bersikeras menolak. Namun pada akhirnya, wanita itu tetap mengikuti apa yang sudah jadi keputusan lelaki yang telah menemaninya beberapa tahun ini.

Rosie juga sudah berulangkali memohon pada June untuk kembali padanya dan mencoba cara lain agar mereka tetap bersama, tapi June tak menggubris itu dan tetap pada pendiriannya. Hingga akhirnya Rosie lelah dan menyerah, ia pasrah jika hubungannya dengan June sudah tak dapat bersama lagi.

"Aku ada kenalan nih, mau kan ketemu dulu?" tawar June.

Ini bukan kali pertama June menawarkan Rosie untuk bertemu dengan lelaki kenalannya, yang tentu saja seiman dengan sang mantan kekasih. Sampai-sampai Rosie berpikir bahwa June sekarang bukanlah mantan kekasihnya, melainkan biro jodoh.

"Kamu mending buat booth deh, terus kasih plang 'Biro Jodoh Abhivandya'. Gak bosen apa kamu nawarin terus cowok ke aku? Lagian kesannya aku kayak cewek gak laku, anjir" gerutu Rosie kesal.

Sedangkan June hanya terkekeh pelan.

"Maaf cantik, aku cuma pengen pastiin kamu dapet cowok yang bisa jagain kamu sampai nanti"

"Halah, bilang aja kamu udah nemu cewek baru, ya kan?" tuduh Rosie yang langsung membuat June menggeleng dengan cepat.

"Astaghfirullah, ngga ih. Mana ada aku cewek baru, orang selama ini aku kan sibuk kerja, ketemu kamu, cariin kamu cowok baru. Udah kayak gitu aja kehidupan aku sekarang, mana sempet aku cari cewek. Jangan ngaco deh, cemburu bilang aja sayy" cerocos June dengan gurauan diakhir kalimatnya.

"Ya emang aku cemburu, emang ngapa? Gak boleh? " balas Rosie sewot.

"Dih, kok sewot. Jadi mantan gak boleh cemburuan, haram hukumnya"

"Ya udah kita balikan biar gak jadi mantan terus gak haram kalo cemburu"

"Jangan mulai deh"

Rosie langsung cemberut mendengar balasan June.

"Dah, jangan manyun gitu. Jelek, jadi kek bebek"

"Bodo"

"Abisin makanannya, bentar lagi aku harus pulang" bukannya menghabiskan makanannya, Rosie malah menaruh kembali sendok dan garpunya.

"Ih, kok ditaro sih? Abisin makanannya, cantik"

"Gak mau"

"Kok gitu sih? Kenapa? Kenyang? Nanggung loh itu sedikit lagi, nanti nasinya nangis"

"Dikira gua bocah apa ya digituin bisa langsung abisin makanan" omel Rosie yang membuat June hanya tertawa.

"Ya makanya abisin dong, mubazir itu. Diluar sana masih banyak yang kesusahan buat sekedar makan satu suap aja, kamu yang udah bisa makan yang enak masa gak diabisin sih? Artinya kamu gak mensyukuri rezeki yang udah Tuhan kasih"

"Jun"

"Hm, kenapa?"

"Bisa gak sih jangan bikin aku makin ngerasa sakit lepas dari kamu, aku makin susah buat move on kalo kamu baik terus sama aku. Gapapa deh kamu jahat aja, jangan kayak gini. Aku gak bisa" lirih Rosie.

[✔]Abhivandya |June x Rosé|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang