Keesokan harinya Krisna berangkat sangat pagi sekali karena harus mengikuti jadwal abangnya yang ada bimbingan belajar di pagi hari. Sebenarnya Krisna sudah membujuk kedua orangtuanya agar mengizinkannya mengendarai motor sendiri, tapi ya gitu deh, kedua orangtuanya tidak tega dan masih tidak berani jika anak-anaknya harus berangkat sekolah dengan naik kendaraan sendiri selama masa SMA terutama Krisna yang baru masuk kelas 10. Mama dan Papa sepakat mengizinkan kedua anaknya mengendarai kendaraan pribadi sendiri jika sudah masuk bangku perkuliahan.
Krisna sampai di sekolah pukul 5.30, karena jadwal bimbingan abangnya mulai pukul 5.40 hingga bel masuk. Krisna dan abangnya berpisah seperti biasanya di depan gerbang. Krisna pun berjalan menuju kelasnya. Suasana begitu sepi, belum banyak siswa yang datang pada jam segitu, bahkan bisa dihitung dengan jari yang sudah datang, palingan yang berangkat adalah teman-teman satu organisasinya.
Ya, Krisna mengikuti organisasi OSIS di sekolahnya karena dari SMP dia juga sudah mengikuti organisasi tersebut, jadi dia ingin melanjutkan saja pengalaman dia dalam berorganisasi.
Setiap pagi OSIS ada yang bertugas menjaga gerbang dengan personil cewek dan bagian jaga parkiran dengan personil cowok. Piket tiap pagi itu hanya untuk mencatat para pelanggar kendaraan, seperti tak memakai helm, aksesoris motor tidak lengkap, tidak menuntun motor sampai ke parkiran dan sebagainya.
Tapi saat masuk kelas, Krisna mendapati sebuah tas yang tidak asing dimatanya. Itu seperti tas Galang, tumben Galang datang pagi-pagi sekali? Pikir Krisna. Tidak mau ambil pusing, Krisna pun langsung meletakkan tasnya ke bangkunya dan duduk bermaksud menunggu Angel sambil bermain HP.
Mengingat tentang HP, Krisna kemarin sempat membuka ponsel milik Galang tapi Krisna hanya menggulirkan layar depannya saja tak berani membuka aplikasi apapun di ponsel milik Galang, karena memang dia tak punya hak untuk mengetahui apa isinya.
Karena keasikan melamun, Krisna tidak sadar jika sudah ada seseorang yang duduk disampingnya, membuatnya langsung tersadar dan menoleh ke orang itu dan ternyata itu Galang. Krisna merasa sangat canggung karena teringat kejadian kemarin saat pulang sekolah, entah kenapa degupan jantungnya kali ini semakin keras seakan jantungnya akan keluar dari tempatnya.
Keduanya sama-sama terdiam, tidak ada yang mau membuka pembicaraan terlebih dahulu. Sampai dimana Galang bertanya kepada Krisna.
"Mmmm, Na. Sorry ya buat yang kemarin. Ga sengaja", kata Galang dengan menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Eh, gapapa kok. Santai aja", kata Krisna dengan senyum canggung. Sumpah, baru kali ini dia merasa sangat gugup disamping Galang, sebelumnya dia biasa saja saat berada disamping Galang.
"Udah sarapan belum?", kata Galang dengan lembut bermaksud mencairkan suasana.
"Oh, udah kok. Lu sendiri udah?", kata Krisna.
"Oh gue udah. Nanti malem jangan lupa ya, share loc rumah lu biar gue bisa jemput", kata Galang.
"Iya deh gampang nanti malem", kata Krisna mulai terbawa suasana, ia juga tidak suka jika harus berada dalam situasi canggung seperti ini.
"Eh, lu kok tumben berangkat sepagi ini?", tanya Krisna.
"Oh, tadi bokap sama nyokap mau ke rumah nenek, katanya sekalian aja nganterin gue", kata Galang dan hanya dibalas anggukan oleh Krisna.
"Lah, lu sendiri tumben berangkat pagi lagi?", tanya balik Galang.
"Kok lu tahu gue biasa berangkat pagi?", tanya Krisna penuh selidik.
"Kan kita pas ketemu pertama dulu lu berangkatnya juga sepagi ini, hehe", kata Galang sedikit gugup.
"Oh, gitu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Do You Love Me Too? [BxB]
Ficção Adolescente"Gue suka sama lu, Lang" "Sorry, Na. Gue ga bisa ngebales perasaan lu. Gue nganggep lu cuma temen dan semua yang gue lakuin ke lu itu hanya sebatas teman dan sebuah candaan. Dan lagipula kita sama-sama cowok, gue ga bisa" ⚠️ WARNING • Cerita gay/hom...