7

1.4K 117 65
                                    

Akhirnya kegiatan MPLS pun selesai, Krisna bisa masuk sekolah seperti biasanya. Tapi lagi-lagi jangan harap bisa full masuk setiap hari di jam sekolah, karena Krisna sudah kelas 11 dan pastinya setelah sertijab nanti Krisna akan disibukan dengan kegiatan organisasinya dimana ia sudah menjadi senior di organisasi tersebut.

Dan sesuai dugaan Krisna, dia tidak mendapatkan bangku atau bisa dikatakan dia tidak bisa memilih bangku lagi karena hanya tersisa satu bangku di bagian pojok kelas. Huft, entah ini takdir yang baik atau yang buruk, yang pasti sekarang Krisna merasa sangat tidak bergairah untuk bersekolah. Faktor pertama, dia tidak mendapatkan tempat duduk yang ia inginkan. Kedua, kenapa ia harus satu kelas lagi dengan Galang. Tidak tahu kenapa, semenjak kejadian 7 bulan yang lalu, Krisna sudah mulai hilang respect kepada Galang, tapi jangan ditanya apakah perasaannya kepada Galang masih ada, tentu masih ada.

Tapi Krisna hanya menyembunyikan perasaannya itu, siapa tahu jika didiamkan perasaan itu akan hilang dengan sendirinya. Tapi, alih-alih perasaan itu hilang, malah semakin hari perasaan itu semakin besar. Krisna tak tahu harus bagaimana lagi, ini terlalu sakit untuknya. Haah, lupakan sejenak dengan perasaan Krisna.

Hari ini Krisna masuk sekolah sangat pagi sekali karena hari ini jadwalnya menjaga tempat parkir. Sesampai di kelas, Krisna meletakkan tasnya di bangkunya dan segera bergegas ke tempat parkir khusus kelas 11. Oh iya, di kelas 11 ini Krisna satu bangku dengan teman satu organisasinya, Abel namanya. Karena hanya Krisna dan Abel yang belum mendapatkan bangku selama kegiatan MPLS mereka, sedangkan teman satu organisasi mereka yang juga berada dalam satu kelas mereka sudah mendapatkan bangku duluan.

Parkiran tampak sepi, ya memang karena masih sangat pagi sekali. Jam sudah menunjukkan pukul 5.45, dan dari arah gerbang sudah tampak beberapa siswa yang menuju ke tempat parkir sembari menuntun motornya. Tak lama, junior Krisna datang untuk menemani dan membantu Krisna.

Saat tengah asyik menjaga parkiran dan bersenda gurau bersama junior dan teman-teman kelas lain yang sudah parkir, Krisna melihat seseorang yang selama ini ia hindari. Yup benar, itu Galang. Pemuda itu tengah menuntun motornya, Galang memasuki tempat parkir dan dia menemukan Krisna tengah menjaga parkiran tersebut. Galang menoleh ke Krisna berharap disapa oleh Krisna, tapi apa yang didapatkan Galang? Krisna tidak menoleh sedikitpun kearah Galang.

Entahlah, Krisna sudah terlalu malas jika harus bertemu apalagi bertatap muka dengan Galang. Ya walaupun dari raut muka Krisna seolah tidak mau lagi dengan Galang, tapi berbanding terbalik dengan hatinya, hatinya ingin sekali menyapa Galang, tapi Krisna tetap mempertahankan egonya untuk tidak menyapa Galang.

Karena tidak mendapat respon apa-apa dari Krisna, Galang pun langsung menuju ke kelasnya, Krisna bernafas lega sekaligus menormalkan detak jantungnya yang tidak pernah berubah jika ada Galang di sampingnya.

Kringgggg

Bel masuk pun berbunyi, pertanda semua siswa harus segera memasuki kelasnya masing-masing. Tak terkecuali Krisna dan juniornya. Saat sampai di kelas, Krisna sudah menemukan Abel duduk di samping tempat duduknya, dan tak sengaja ekor matanya menangkap seorang Galang yang sedang duduk di bangkunya. Bangkunya yang juga berada di pojok kelas, tapi bedanya Galang berada di pojok kelas yang berseberangan dengan bangku Krisna. Tapi Krisna tak menghiraukannya dan segera berjalan menuju bangkunya.

Jam istirahat tiba, semua teman-temannya sudah keluar kelas untuk pergi ke kantin sekolah maupun koperasi sekolah. Sebenarnya Abel tadi mengajak Krisna untuk ke kantin, tapi Krisna menolaknya dengan alasan ia malas jika pergi ke kantin, lagipula dia juga membawa bekal dari rumah. Itung-itung hemat uang saku ya wak.

Krisna mengeluarkan bekalnya dan seperti biasa ia juga mengeluarkan alat tempurnya alias laptop dan earphone-nya. Tahu lah Krisna akan menonton apa, muehehe.

Do You Love Me Too? [BxB]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang