Pagi Muram

5.3K 606 72
                                    


" udah bangun hm?" Tanya Gibran tersenyum, ia mengoleskan selai pada roti yang di tangan nya.

Yahh setelah sholat subuh tadi, Lathifaa meminta izin untuk kembali tidur, tubuhnya terasa sangat lemas hari ini, kabar suaminya yang akan pergi selama dua bulan, semakin mengikis semangat hari nya.

Lathifa hanya tersenyumm menanggapi suaminya.

" maaf, seharusnya Ifa yang siapin sarapan" sesal Ifa

Gibran tersenyum,.

" gapapa, sekali sekali biar kamu nyicip masakan mas" 

" masak apa?"

" roti selai"

" roti selai kan gak dimasak"

" lah iya ya, " bingung Gibran

Ifa menggeleng maklum, semua orang berkata kalau suaminya ini tampan  kaya dan tidak pernah kalah sidang, tapi mengingat tingkah Gibran selama ini ketika berduaa dengan nya, malah sebaliknyaa.

" sini duduk dulu" ajak Gibran

Ifa mendekat dan mendapat morning kiss dari Gibran.

" mas, Ifa belum mandi" ingat Ifa saat di cium suaminya.

" gapapa, masih wangi kok"japwapb Gibran cengengesan

Ifa terdiam, lalu duduk dimeja makan, ia menatap roti selai di hadapan nya.

" ya udahh, makan yokk" Gibran yang sudah duduk di hadapan Lathifa.

Ifa menatap lekat suaminya yang sedang mengunyah roti itu. Bagaimana hari nya jika tak melihat wajah ini selama 2 bulan, apa dia mampu menjalani kehidupan berat  tanpa lelaki yang berstatus suaminya ini.

" kenapa?" Tanya Gibran bingung, istrinya menatapnya dengan tatapan kosong.

" gapapa"

" kamu ada masalah?"

Ifa menggeleng, lalu menggigit rotinyaaa.

" kamu shif apa hari ini" tanya Gibrann lagi.

" Ifa gak kerja hari ini"

Gibran meletakan rotinya, lalau berpindah duduk disamping Lathifa.

" lengan kamu masih sakit yaa?" Gibran menyentuh lengan yang ia kompres semalam.

Ifa menutup matanyaa nyeriii, bukan lengan ,tapi Hatiii,

" ke dokter aja yuk" bujuk Gibran

" gak usah mas "

" gak usah kenapa sih fa? Kamu bahkan gak bisa tidur ngadep mas karna lengan kamu sakit, dan hari ini kamu gak kerjaa karna itu, terus alasan kamu gak mau diajak ke dokter itu apaa ?  gak mungkin kalo masalah uang kan , kamu tau kerjaan dan usaha mas, kamu juga kerjaa, kita juga gak ada tanggungan, teruss apaa?" tanya Gibran jengahh, ia khawatir, tapi kenapa Istrinya seolah olah tak mau ia khawatirkan.

Ifa menoleh menatap suaminya,  mendengar kalimat Gibran, jiwa sensitif Lathifaa semakin menjadi jadi, tanggungan?, ifa mendefinisikan kata itu sebagai anak, dan Lathifa tersinggung, ia sudah sangat sensitif sejak kemarin karna terus di tanyai kenapa belum juga Hamil di tempat kerja nya, itu juga alasan ia tak mau berangkat kerja hari ini, dan pagi ini Gibran malah menyindirinya sedemikian jelas.

Ifa melepaskan roti yang baru segigit masuk perutnya,  ia berdiri dengan mata berkaca.

" mau kemana?"

PENGACARA HALAL KU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang