Broken Model ||ver. Sujun||

8*

}Broken model{
[ver. Sujun]
.
.
.
.
.
.

.......................................................................

Suho menghela nafas pasrah melihat bagaimana karyawannya begitu asik bekerja dengan Seojun. Ya, pagi tadi orang itu merengek kepada Suho untuk bekerja di restoran yang ia punya dengan alasan bosan jika diaparetemen terus.

Jadilah Suho membawa Seojun untuk bisa bekerja dan bertemu karyawan lainnya. Padahal Suho sendiri ingin rebahan di kamarnya sampai nanti siang sebelum diringa mengajar les bela diri.

"Astaga, aku malas sekali." gumam Suho sambil menatap mesin kasir yang ada di hadapannya dengan tatapan malas. "Hei, Suho jangan bermalas-malasan di hari senin yang indah ini." ujar sebuah suara yang membuat Suho menatap pemilik suara itu.

"Taeyong? Tumben kemari."

Lelaki manis itu menyunggingkan senyum manisnya. "Diajak Paman Yuta sekalian sedang ingin makan steak buatan Hyunjin." jawabnya Taeyong dengan santainya.

"Baiklah, tapi Hyunjin belum berangkat, mau nunggu?"

"Gak papa, aku nunggu aja, jadi aku pesen steaknya Hyunjin, terus jus apelnya Jungho, buat Paman Yuta ama Jaehyun tinggal kek biasanya aku pesan makanan pagi."

Suho mengangguk paham setelah mendengarkan pesanan Taeyong. Padahalkan ada karyawannya yang bakal mencatat, tapi teman SMA-nya dulu ini malah pesan pada dirinya.
Terserah Taeyong sajalah yang jelas Suho tidak mau menegur karena Taeyong itu sedang hamil, mana keliatan juga itu perut besar banget.
Kalau seingat Suho, Jaehyun pernah bilanh kalau Taeyong itu hamil anak kembar pantas saja kalau besar.

"Tunggu saja dulu, ada lagi?"

Taeyong mengeluarkan sebuah undangan untuk Suho. "Ini, undangan pertunangan anaknya Paman Yuta besok, dateng aja gantiin kembaranku."

"Taehyung maksudmu?"

"Ya, siapa lagi kalau bukan dia? Dia sedang sibuk mengurus kasusnya, makanya gak bisa datang."

"Baiklah aku datang."

Sedangkan di dapur Seojun tengah sibuk membantu Wooyoung dalam menghitung persediaan bahan makanan untuk restoran. Ya, sekalian mencari bahan yang sudah habis jadi nanti biar Sua atau siapa yang akan berbelanja.

Tiba-tiba pintu belakang terbuka dengan lebar menampilkan sosok yang seharusnya datang lebih awal di dapur. "Hai Ever body! Orang ganteng datang!!!" teriak Hyunjin dengan begitu bahagianya belum lagi aura bunga-bunga yang bermunculan di sekitarnya, tapi tidak ada yang memperdulikannya kecuali Seojun.

"Pagi Manis!" sapa Hyunjin yang langsung memberikan setangkai bunga mawar pink kepada Seojun.

"U-untukku?"

"Tentu saja! Siapa lagi yang manis di sini selain dirimu?"

Seojun dengan wajah sedikit memanas menerima bunga tersebut, entah mengapa ketika Hyunjin memujinya seperti itu dia tidak marah. Ah, pasti karena pesona lelaki tersebut! Duh, Seojun jadi salto kan dipuji oleh orang tampan.

Setelah memberikan bunga pada Seojun, Hyunjin pergi menyapa rekannya yang lain sedangkan Seojun masih mematung karena perlakuan Hyunjin tadi.

"Oi! Jangan melamun, ayo kita selesaikan ini." ujar Wooyoung menyadarkan Seojun dengan menepuk pundaknya. "Ah, baik, Eh?!" Seojun terkejut ketika melihat Wooyoung karena sebuah bunga krisan yang terselip diantara rambut dan telinga orang itu. Bukankah tadi Wooyoung tidak berpenampilan seperti ini tadi?

"Itu bunga dari siapa?"

"Ah, tadi Hyunjin memberikannya, sudah biasa jika koki itu dalam mood baik akan memberikan setangkai bunga kepada setiap karyawan." jelas Wooyoung membuat pikiran Seojun jadi kembali dan menyesal tadi sempat salto ke langit tujuh gara-gara perilaku manis Hyunjin.