Broken Model ||ver. Sujun||

16*

}Broken Model{
[ver.Sujun]
.
.
.
.
.
.
...........................................................

Seojun merasakan hawa dingin sudah menusuk pori-pori kulitnya. Ah, rasanya sudah lama ia meninggalkan keluarganya sampai tidak terasa bahwa sebentar lagi akan memasuki musim dingin. Kini dirinya disibukkan dengan membereskan beberapa vas bunga yang ada di luar restoran jadi wajar saja jika ia merasa sangat kedinginan. "Ingin berbelanja untuk persiapan musim dingin?" tanya Suho dari arah belakang Seojun dan untung saja ia sudah mengetahui kebiasaan Suho yang suka seperti ini.

"Tentu, kapan?"

"Setelah kau selesai menata bunga-bunga itu, kita ambil waktu sebentar untuk keluar sebelum aku tidak memiliki waktu."

"Baiklah, sebentar lagi aku selesai."

"Kutunggu di mobil."
Seojun hanya menganggukkan kepalanya sebagai tanda persetujuan akan ajakan Suho itu.

***
"Kenapa bisa sedingin ini? Padahal kemarin di berita salju akan turun seminggu lagi."

"Namanya juga mau masuk musim dingin, kau ini." ujar Suho gemas sambil mengusap pucuk kepala Seojun yang duduk di kursi penumpang sebelahnya.  "Yak! berhenti memainkan rambutku! kau ini suka sekali membuat penampilanku berantakan." kesal Seojun sambil menata kembali rambutnya yang berantakan. Suho hanya terkekeh mendengar omelan Seojun yang justru membuatnya semakin gemas tidak terkira. "Sudahlah, mari kita turun untuk berbelanja." ujar Suho yang tentu diangguki oleh Seojun.

Keduanya memasuki swalayan yang lumayan ramai sepertinya memang banyak orang yang sedang menyiapkan makanan untuk awal musim dingin nanti. "Baiklah! Suho bawa trolinya, mari kita belanja!!!" Seojun yang bersemangat membuat Suho tersenyum melihatnya. apakah keduanya menyadari jika mereka seperti sepasang suami istri yang sedang belanja harian? Bahkan terlihat beberapa ibu-ibu yang melihat kedua pasangan itu dengan tatapan gemas.

Bagaimana tidak gemas ketika Suho memasukkan beberapa bahan yang tidak perlu ke dalam troli mereka dan berakhir dengan omelan Seojun yang menggemaskan. "Astaga Suho! kecap asin di apartemen masih ada dua botol kalau kau lupa!" Seojun menggembalikan sebuah botol kecap asin ke tempatnya lagi, Suho hanya bisa mendengarkannya sambil meringis, Rasanya berbelanja dengan Seojun sama dengan mendengarkan Ibu kalian mengomel masalah cemilan sebelum waktu makan. "Lebih baik ambil ini, di rumah sudah habis." Seojun menggambil satu botol minyak wijen dan juga sebotol kecil cuka. "Apa masih ada lagi?" tanya Suho mengikuti Seojun dengan troli belanja yang sudah penuh. "Sabun mandi kemudian aku ingin buah semangka."

"Baiklah, habis itu kita bisa pulang kan?"

"Tentu."

Akhirnya keduanya selesai dengan acara berbelanja mereka. Seojun memilih untuk membawa dua butir semangka berukuran sedang dari pada isi troli mereka yang cukup banyak. Ketika Suho memasukkan belanjaan mereka ke dalam bagasi mobil, suara seseorang membuat atensi mereka teralihkan.

"WOIIII!!! KALIAN!!! TUNGGUUUU!!!"
orang itu berlari mendekati Seojun dan juga Suho yang memberikan tatapan bingung. "Bolehkah aku meminta satu semangka kalian? Atau bisakah aku membelinya? kumohon." wajah memohon lelaki itu membuat Seojun terdiam karena ia seperti pernah melihatnya.
Seojun memeluk kedua buah semangka miliknya dengan erat menandakan jika ia memang tidak ingin membaginya pada siapapun. Suho yang melihat tingkah Seojun tentu memahami hal tersebut. "Maaf, tapi kami tidak bisa."