19. THANTOPHOBIA

183 25 7
                                    

Dia terhenyak.

Hatinya serasa hancur. Melihat pria yang dia kenal adalah seorang lemah lembut, juga pandai mengendalikan diri. Berteriak marah padanya.

Dia tahu, dia manusia tidak tahu diri. Yang asal pergi, lalu kembali, dan mencoba memperbaiki. Tapi apa salahnya memperjuangkan manusia yang masih bertakhta di hati?

Sejatinya dia tidak pernah jatuh cinta pada insan lain, bahkan pada suaminya sekali pun. Karena pernikahan itu terjadi bukan berlandaskan cinta, tapi hanya ada keegoisan orang tua.

“Gimana mulai saat ini kita sama-sama saling berhenti untuk berpikiran bahwa kita berdua masih terikat oleh masa lalu?

Jadi, bukan menghapusnya, karena itu mustahil. Masa lalu itu tetap ada, di kamu, di saya. Tapi, sama-sama sudah kita letakkan pada tempat yang semestinya. Setuju?”

Omong kosong. Rungunya tidak lagi menerima ujaran Hans. Dia beranjak berdiri, dan berujar. “terserah.” lalu pergi meninggalkan, dengan penuh kekecewaan.

===

“Aku nggak ngerti kenapa Hans bisa mencintai orang yang nggak baik untuk dia!”

Mau berusaha sekeras apapun. Malya masih tidak terima. Masih tidak merela.

“Kadang kita nggak bisa memilih untuk siapa kita jatuh cinta.” sahut wanita berambut panjang, hitam lebat. Yang tidak lain adalah Vania.

“Udahlah, Malya. Orangnya udah pergi, jadi apa yang mau dikejar lagi? Yang tersisa cuma penyesalan-penyesalan penuh arti, sama sedikit harapan kalo semua bisa kembali seperti semula lagi.

Tapi nggak semua yang pergi itu pulang. Entah karena mereka memang lupa jalan atau karena pantes dapat tempat yang nggak membiarkan diri mereka pergi untuk menghilang.”

Malya menghembuskan napas kasar, dan menutup telinga rapat-rapat, karena tidak tertarik dengan omongan sang sahabat.

***

_____

Calon Penghuni Surga ( 4 )

Devin : ppppp

Devin : kumpul-kumpul woy!

Devin : ada info penting!!!

Hans : apa?

Ray : kalo gak penting, gue tabok

Devin :

Devin : sori, gue duluan yeee

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Devin : sori, gue duluan yeee

Hans : hah kapan?

Devin : bulan depan

Love in Bipolar ( ✔ )  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang