Sebuah musik yang mengalun lembut itu menyampaikan lirik pedih mengikuti irama. Tak bercelah dan begitu masuk ke dalam cerita yang tengah aku lakoni. Pertanyaan itu timbul, mengapa dia bisa menciptakan itu?
Kesuksesan bisa dia dapatkan darinya. Hidup mewah serta menorehkan senyum saat paparazi memotret tubuhnya.
Dalam wawancara itu, dia mengatakan jika lagunya adalah potret dari dia saat masa lalu. Menggambarkan rasa sedih dalam bingkisan kata singkat penuh makna. Saat dia nyanyikan, itu seakan bernyawa karena memang dia benar-benar mengalaminya.
Jadi begitu,
Beruntung jika dia bisa seperti itu.
Ah, apakah aku seperti tak mengharaginya?
Bukan, aku hanya mengatakan itu tanpa ada perasaan apapun.
Tanpa perasaan apapun?
Maaf karena sudah berbohong. Sejujurnya aku iri dengan dia. Bahkan dengan mereka.
Mengapa ini terlihat tidak menjurus pada apapun, karena aku hanya menggambarkan perasaan saja. Yang tidak memiliki tujuan dan berusaha mengurangi rasa berat di kepala pada sebuah tulisan. Hanya ingin mencari tenang tanpa harus mengatakan yang sebenarnya.
Aku memang payah jika ada yang menganggap diriku demikian.
Aku mengakui itu.
Karena iya itu adalah aku.
Yang pernah berdoa setiap hari untuk meminta mati. Karena takut untuk memulai bunuh diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kala Dirinya Hinggap
De Todoadalah kumpulan curahan pendek yang akan update saat yang aku maksud dengan "dirinya" kembali berbisik. Sebuah usaha untuk kembali menemukan jalan dan alasan untuk bertahan hidup. Ini bukan sebuah ajakan, namun sebuah curahan. Apabila tulisan ini m...