Bagian 9 : Keributan

47 0 0
                                    

Sekali lagi thank youu buat yang udah pantengin REVANARA sampe sekarangg! Thank you so much<3

Sebelum baca part ini, jangan lupa vote dan komen di setiap paragraf ya! Ramein yuk untuk next part nyaa:)

Happy Reading-!♡♡

***


Seperti biasanya, sangat tidak mungkin jika Revan dan teman-temannya tidak berdebat walaupun saat keadaan yang genting seperti keadaan mereka sekarang ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seperti biasanya, sangat tidak mungkin jika Revan dan teman-temannya tidak berdebat walaupun saat keadaan yang genting seperti keadaan mereka sekarang ini. Bagaimana tidak? Sedari tadi mereka bersembunyi di belakang gerobak sampah yang terletak di taman sekolah untuk menghindari guru bk yang sedang mencari keberadaan mereka. Jika kalian heran bagaimana bisa mereka tidak ketahuan oleh guru itu saat sembunyi di balik gerobak sampah selama setengah jam dengan ukuran gerobak itu yang tidak terlalu besar. Iya, beberapa dari mereka masuk kedalam gerobak itu dan menutupi tubuh mereka dengan sampah-sampah yang ada di dalamnya. Dan beberapa nya lagi bersembunyi di balik gerobak itu serta di pepohonan yang letaknya tidak jauh dari gerobak itu.

"Anjing sampai kapan gue harus sembunyi di kumpulan sampah-sampah ini? Bau nya gak enak anjir." 

"Sttt diem deh, Ren. Entar kalo kita sampai ketahuan itu salah lo." sahut Raffa.

"Itu guru sampai kapan dah nunggu disana?" tanya Leon yang juga bersembunyi di balik gerobak itu. Dirinya bersembunyi disana bersama dengan Raffa dan Rendy yang bersembunyi di dalam gerobak itu. Ayolah mereka berdua juga tidak ingin bersembunyi disana tetapi memang keadaannya yang membuat keduanya mau tak mau sembunyi di gerobak yang berisi kumpulan sampah-sampah itu.

"Gue yakin sih ini pasti Pak Fandi udah tau kalau kita bohongin tuh guru jadinya dia lapor ke Bu Weni." tebak Rendy yang nyata nya memang seperti itu.

"Ya makanya Bu Weni nunggu disana." jelas Raffa melanjutkan ucapan sahabatnya itu.

"Buset dah udah kayak buronan kita." kesal Leon.

"Diem lo pada. Kagak diem gue sumpelin tuh mulut pakai ni sampah-sampah,"

"Tinggal pilih." ancam Raffa dengan ekspresi sebal.

Ctakk!!

"Oiii," 

"Siapa yon? Asli dah ni sampah ganggu amat." ujar Raffa.

"Revan." balas Leon pada Raffa.

"Apaan?" tanya nya pada Revan yang saat ini tengah bersembunyi di balik pepohonan bersama Samuel. Kedua sahabatnya itu sangatlah beruntung karena tidak dapat mencium bau yang tidak enak dari sampah-sampah sialan ini. Ah rasanya benar-benar mual mencium bau ini dalam waktu yang lama.

REVANARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang