Part II
Source : Official Group Creepypasta Indonesia
Credit : Riswan"Bagaimana bu Imas? apa polisi sudah menemukan anak itu?" tanya kepala sekolah.
"Saya rasa belum pak, karena belum ada laporan dari pihak Kepolisian. Dan keluarga pun belum mengabari lebih lanjut" kata bu Imas.
"Anak yang malang,semoga dia cepat ditemukan, dan masalahnya
cepat selesai." kata pak Kepala Sekolah dengan nada khawatir.
"Huh,semoga saja tak ada yang menemukannya. Kuharap dia
membusuk disana, haha" ucapku puas. Setelah menguping percakapan kepala Sekolah dan bu Imas akupun kembali ke
kelas.
**********
Setelah hujan reda aku ingin mengantarkan Nadine ke rumahnya.
"Udah reda nih,yuk pulang" ajakku.
"Yuk" jawabnya senang.
Tibalah kami di persimpangan jalan.
"Aku antar sampe rumah ya?" pintaku.
"Ng, nggak usah aku pulang sendiri aja"
"huh" ketusku dalam hati, padahalkan biar romantis.
"Yaudah, hati-hati ya" kataku
Kamipun berpisah. Selang beberapa langkah dia memanggilku.
"Mm, Valen"
"Ya, Nad?"
"Makasih ya" katanya sambil tersenyum.
Akupun menjawabnya dengan senyum.
Sudah 4 hari ini Robi tak masuk Sekolah, dengan keterangan Alpha. Huh, senang rasanya, karena Nadine tidak sering murung lagi.Dia terlihat lebih ceria. Pergaulannya dengan teman lain
pun semakin berkembang. Kuharap orang itu tak pernah kembali lagi, doaku dalam hati.Pelajaran olahraga. Yes, lelajaran yang paling kusuka.Karena aku jenuh dengan kata-kata, angka dan ocehan guru di
kelas. Lagipula aku kan bisa show off depan Nadine. Secara ini tes renang.
Dan tak ada yang mengalahkanku dalam hal renang di kelas. Para murid dipanggil untuk melakukan tes. Ketika giliranku tiba aku bersiap. Gaya bebas dengan jarak 20
meter, hah sangat mudah. Sebelum renang aku melambai dan memberi senyum pada Nadine, diapun membalas senyumku. Lancar dengan nilai tertinggi.
"Ya, seperti biasa Val, selalu yang paling bagus." kata guruku. Kubalas dengan cengengesan.
"Giliran siswi, Nadine kamu yang pertama."
"Mm, maaf pak saya ga bisa berenang"
"Loh kok gabisa? Kamu kan dari SMA Bintang? Saya dengar disana renang jadi point penting dalam mata pelajarannya." Kata pak Romli.
"Maaf pak," jawabnya lesu.
Kuajak Nadine ngobrol di taman.
"Kenapa kok kamu ga bisa renang Nad?" tanyaku penasaran.
"Ga bisa aja" jawabnya ringan.
"Yaudah, mumpung masih lama istirahatnya, kuajarin ya." ajakku
semangat.
"Ng, nggak ah. Malu kali Val banyak temen."
"Yee,lebih malu ga bisa berenang kali" candaku.
Kuajak terus dia untuk belajar denganku, tapi dia bersikeras tak mau. Akhirnya aku menyerah. Sudah 5 bulan berlalu semenjak kehadiran Nadine. Aku semakin
dekat pula dengannya. Dan bahkan hal-hal yang seharusnya bersifat pribadi untuk diketahui pun aku mengetahuinya. Seperti
warna kaus kaki favoritnya, boneka kesukaannya, bahkan (maaf) warna pakaian dalam kesukaannya pun aku tahu. Dia berbagi semua hal padaku. Kecuali dua hal. Ketakutannya pada air,dan Robi.Sore itu sepulang sekolah, kami membantu bu Imas mengecek tes harian milik kelas lain. Kami mengobrol kesana kemari, sembari bercanda, tertawa riang. Kulihat Nadine pun sangat senang berada dekat bu Imas, dia pernah bilang kalau dia
menganggap bu Imas seperti ibunya sendiri. Keadaan berubah, Robi masuk ke kelas.Huh,kirain dah mati ni anak, seminggu alpha, minimal dikeluarin lah, f*ck.
"Ada yang bisa saya bantu bu?" tanyanya.
"Oh iya Rob, tolong Ibu cek soal ini ya, soalnya lumayan banyak, dan jadwal remedi nya agak dipercepat,jadi harus sudah siap besok. Duh ibu bingung banget "kata bu Imas sembari menunjukkan gaya yang agak lucu menurutku.
"Baik bu" jawabnya sembari duduk disamping Nadine. Kulihat
Nadine mulai tak nyaman, tertunduk dan gemetar lagi.
"Nad, sini tuker tempat duduk" kataku.
Nadine berdiri hendak bertukar tempat duduk denganku.
"Udah duduk disini aja, aku ga gigit ko"cm canda Robi dengan nada datar.
Nadine pun mengurungkan niatnya,dia duduk kembali.
"Udah cepet duduk disini! " kataku dengan nada sedikit keras.
"Udah Val disini juga gapapa kok,sama aja kan?" kata Nadine sembari tersenyum kecut. Bu Imas yang melihat keadaan ini, mencoba mencairkan suasana
dengan candanya.Tapi tak berhasil.
Semuanya berubah canggung.
Hingga selesai mengecek soal Nadine masih tertunduk lesu. Bahkan hingga kami pulang. Di persimpangan jalan itu
kutanya Nadine.
"Nad, aku mau kamu jujur sama aku sekarang!" kataku
"Ada apa Val?" tanyanya lemah.
"Sebenarnya ada apa kamu sama Robi?"
"Ng, ga ada apa-apa ko" jawabnya masih menunduk.
"Bohong, setiap kamu deket ato liat Robi pasti kamu langsung murung" kataku dengan nada agak sedikit keras.
"Bener ga ada apa-apa Val"
Kupegang kedua bahunya. Dia masih menunduk.
"Nad, liat aku kalo lagi ngomong sama kamu!" bentakku.
Diapun mulai menangis. Perlahan dia mulai memandangku. Tapi apa yang kulihat benar-benar membuatku terkejut. Yang keluar dari matanya bukanlah air, melainkan debu, debu berwarna
putih. Diapun mulai bicara.
"Baik, aku akan jelasin semuanya."
To be continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
Chalkzone
SpiritualPernahkan kau berpikir bahwa salah satu animasi Nickelodeon berjudul Chalk Zone, dengan karakter utama bernama Rudy Tabootie hanyalah animasi biasa?