Nadine

51 2 0
                                    

Part VI
Source : Official Group Creepypasta Indonesia
Credit : Riswan

Akupun ikut duduk di dekatnya.
"Mengetahui apa? apa yang harus kuketahui? Tapi sebelumnya, aku ingin bertanya, bagaimana hubunganmu dengan Valen? " Tanyaku bertubi-tubi.
Nadine hanya terdiam dan kemudian kembali tersenyum.
"Baik-baik saja, kami benar-benar bahagia, satu persatu ingatanku kembali. Kami tinggal di sebuah rumah sederhana di puncak bukit. Benar-benar indah. Seperti yang ada dalam khayalanku." jelasnya.

Kutatap matanya agak lama, suasana begitu hening. Kemudian, aku tersadar dari lamunanku.
"Baguslah kalau begitu. Kau mendapatkan apa yang kau inginkan. Tidak seperti saat bersamaku. Aku membuatmu menderita. Maafkan aku Lir.. maksudku Nadine " kataku.

Dia mulai memegang bahuku dengan tangan kanannya. Dan mulai tersenyum.
"Lihat dia." ucap Nadine.
Aku melihat Nadine kecil yang tengah terlelap. Begitu lucu.
"Dia adalah hal terindah yang pernah kau berikan padaku" katanya sambil mengusap rambut Nadine kecil kembali.

"Ka..ka...Kalau kau ingin berjalan bersama Nadine, kita bisa melakukannya besok. Atau...atau...mungkin lusa. A..aku bisa berhenti bekerja sehari, demi..." kataku terbata-bata.

"Aku kesini bukan untuk membicarakan mimpiku. Aku kesini untuk mengucapkan selamat tinggal." Jawabannya serius, tapi masih dengan kesedihan yang dalam, memotong pembicaraanku.

"Apa..apa maksudmu?" kataku terkejut.

"Aku akan mengatakan semuanya. "

Dia kembali menatap Nadine kecil, dan masih menangis. Aku bersiap untuk mendengarnya.

"Ketika aku bersama Valen, semua ingatanku kembali. Termasuk ingatanku ketika di 'white world" katanya sambil menerawang.
"White world? Apa itu white world? "
"Itu adalah dunia dimana aku tinggal. Dunia dimana aku menghabiskan waktuku sendiri. Hanya ada aku. Sendiri. Kau bisa menyebutnya dunia kapur. Karena hasil gambar dari dunia kalian yang dihapus akan masuk ke dimensiku, tidak hidup. Tapi mereka ingin hidup. Gambar-gambar itu selalu menunjukkan rasa putus asa mereka"
"Lalu, apa yang kau lakukan disana?" tanyaku.
"Aku adalah penjaga antara dimensi kalian dan white world. Kau bisa menyebutku Iblis dunia kapur. Tugasku membuat kedua dimensi tetap saimbang dengan Kekuatanku"
"Lalu apa yang terjadi kalau kau tak ada di dimensimu?" tanyaku lagi.
"Seluruh gambar yang telah dihapus akan kembali ke dunia kalian, dalam keadaan hidup. Sepertiku dulu. Aku bisa mencari wakil yang akan menggantikanku, atau mengontrol white world dari jarak jauh"

"Lalu apa yang kau lakukan disini? "
"Berada di tempat itu selamanya, ternyata membuatku jenuh dan seolah-olah terasa kosong. Aku ingin mencari awal yang baru tanpa harus mengabaikan tugasku." Jelas Nadine.
"Lalu..." kataku.
"Aku berniat pergi ke duniamu. Tapi aku harus mencari penggantiku. Jika white world kukendalikan dari sini lebih dari 6 tahun, maka Kekuatanku akan melemah. Aku tak bisa meminta iblis lain untuk melakukan tugasku. Mereka semua terlalu egois. Ya, kau tahu itulah sifat para iblis" Katanya masih berkaca-kaca, dan memperhatikan Nadine kecil.
"Lalu kukirimkan buku perjanjianku ke dunia, dengan tujuan acak. Dan secara kebetulan kau menemukannya di tempat tidurmu. "

'Buku apaan nih? kok bahasanya aneh ya? Ih ngeri'
Ya, benar aku mengingatnya, ketika sebuah buku dan kapur ada diatas kasurku ketika sepulang sekolah.

"Aku selalu membisikimu untuk menggambar seorang wanita menggunakan kapur itu, di tempat yang kukatakan. Dan secara tak sadar, kau mengikuti perintahku"

'ruang bawah tanah sekolah pukul dua belas malam! '
Ternyata benar, aku sekarang ingat. Sebuah bisikan menuntunku untuk menggambar pukul 12 malam di ruang bawah tanah sekolah. Dan anehnya, aku benar-benar berani melakukannya sendiri, padahal pada mulanya aku adalah orang yang penakut.

ChalkzoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang