Part VII
Source : Official Group Creepypasta Indonesia
Credit : RiswanPukul 23.00.
Waw, tak terasa waktu begitu cepat berlalu. Lagu itu sudah tidak terdengar lagi. Kumatikan radioku. Hanya suara angin malam yang dapat kudengar saat ini.Entah kenapa aku merasa seseorang tengah mengawasiku di luar sana.
Apakah mungkin hanya perasaanku saja?
*****
"Ibu.. Nadine mau jalan-jalan sama ibu..."
Ternyata Nadine hanya mengigau.Tangis istriku kembali pecah.
"Apa kau ingin aku bangunkan dia, agar dia bisa bertemu denganmu? " kataku.
Dia hanya mengusap air matanya, kemudian berkata.
"Tak perlu, biarkan dia tertidur nyenyak ""Rencanaku saat ini, hanyalah kembali ke duniaku lagi. Kuharap aku bisa berjalan-jalan dengan Nadine kecil untuk yang terakhir kalinya. Aku hanya ingin itu. Tapi kurasa kini tak mungkin lagi" Lanjutnya.
"Bagaimana dengan Valen?" Tanyaku.
"Aku...aku... " katanya sambil sedikit gugup."Telah membunuhnya"
"Apa? ke...kenapa? " kataku.
"Aku harus mengambil kembali sebagian kekuatanku agar aku menjadi iblis kembali. Dan ketika itu terjadi... Maka Valen harus mati" terlihat penyesalan yang teramat dalam dari matanya.
"Aku sungguh-sungguh menyesal, aku benar-benar menyayanginya. Tapi aku harus membuat keputusan yang sulit. Jika tidak, sesuatu yang lebih buruk akan terjadi" ucapnya sambil menangis sesenggukan, seolah benar-benar itu adalah dosa terbesarnya.Kemudian dia terlihat menerawang ke arah bulan, sambil meletakkan kedua tangannya di dada, kurasa dia memegang liontin.
"6 tahun setelah aku pergi, aku selalu mengunjungi Nadine setiap malam, untuk menidurkannya. Aku menyuruh Valen untuk selalu mengantarku kemari. Mulanya dia enggan, tapi pada akhirnya dia luluh juga ""Jadi suara kepakan sayap itu..."
"Ya, itu adalah suara kepakan sayap Valen. Aku selalu menyuruhnya bersembunyi di luar agar tak menakuti Nadine" kenangnya.
Dia mulai berbaik lagi dan tersenyum melihat Nadine kecil tidur.
"Kau tahu Robi? Dia tak bisa tidur kalau tak kunyanyikan lagu. Aku selalu datang setiap malam. Mengaku sebagai peri bunga. Dan bernyanyi untuknya" Ucapnya.'Peli itu. Peli cantik itu '
Aku ingat sekarang ucapan Nadine."Aku selalu bilang padanya untuk selalu merahasiakan keberadaanku. Tapi kurasa beberapa hari yang lalu dia mengatakannya padamu bukan? "
Dia terdiam sejenak, kemudian melanjutkan perkataannya.
"Kau tahu Robi, aku sangat menyayangi anak ini. Dan aku tahu, kelak suatu hari nanti dia akan membuatku bangga. Sangat bangga""Aku benar-benar ayah yang buruk" kataku pelan.
"Tak apa Robi, semua orang melakukan kesalahan. Dan ada kalanya mereka akan diberikan kesempatan untuk menebus kesalahan mereka"
Nadine pun melanjutkan penjelasannya.
"Ketika seminggu yang lalu aku mengambil Kekuatanku kembali. Aku datang kemari dalam wujud asliku. Awalnya aku ragu Nadine akan takut,tapi kutepis semuanya agar aku dapat menyanyikan lagu untuknya kembali "'Peli bunga itu, dia yang ngajalin Nadine. Dia benel-benel cantik dan baik lo yah, dan dia juga dia bisa telbang, dulunya gabisa, tapi sekalang bisa'
Aku mengerti sekarang."Ternyata dia tak terlihat takut sedikit pun. Dia malah takjub melihat sayap dan tandukku" Dia tersenyum ke arah Nadine yang tengah terlelap.
"Kurasa itulah yang disebut ikatan ibu dan anak. " Katanya kembali.
Akupun kembali terdiam mendengarkan kata-katanya. Bahkan iblis yang diciptakan bersama rasa benci, dapat membagikan kasih sayang.
"Dengarkan aku Robi. Aku melihat masa depan yang kelam disana. Kegelapan yang benar-benar tak biasa. Mungkin usiamu hanya..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Chalkzone
SpiritualPernahkan kau berpikir bahwa salah satu animasi Nickelodeon berjudul Chalk Zone, dengan karakter utama bernama Rudy Tabootie hanyalah animasi biasa?