28🐶

114 22 3
                                    

Hampir tiga jam lebih Aruna dan Angkasa menghabiskan waktunya di perpustakaan. Banyak hal yang bisa mereka lakukan disana. Membaca buku-buku baru, melihat pemandangan kota dari jendela perpustakaan, dan menghabiskan waktu untuk saling memotret satu sama lain.

"Bukunya bagus-bagus banget" puji Aruna setelah menghabiskan beberapa buku cerita secara singkat.

"Suka?"

"Suka, suka banget. Terima kasih udah ajak gue kesini"

Angkasa tersenyum manis, "masih betah disini?"

"Betah sih masih, tapi mau es krim"

Angkasa segera mengangkat kameranya secara spontan dan secepat kilat memotret Aruna yang masih menunjukkan ekspresi wajah yang sangat lucu.

"Angkasa!!!"

Sambil tertawa, Angkasa melihat lagi hasil potretannya. Sangat lucu melihat Aruna dengan wajah kesalnya seperti sekarang.

"Masih cantik kok, tenang aja"

"Tapi enggak mendadak kayak gitu"

"Iya-iya maaf, saya salah"

Selama perjalanan mereka menuju tempat parkir, Angkasa masih saja menggoda Aruna dengan mengatakan hal-hal yang selalu berhasil membuat Aruna malu sampai tersipu.

"Mau eskrim? Syaratnya satu, harus senyum" ucap Angkasa yang tau bahwa Aruna masih tetap dengan wajah kesalnya.

Dengan terpaksa, Aruna tersenyum menuruti apa yang diucapkan Angkasa. "Nih, ayo buruan"

"Meluncur"

Hanya membutuhkan waktu lima menit untuk sampai di kedai eskrim yang dimaksud Angkasa. Dengan beriringan, mereka berjalan memasuki kedai. Aroma manis tercium begitu mereka memasukinya. Dengan gembira, Aruna segera menuju tempat pemesanan dan menyebutkan rasa eskrim yang diinginkannya.

"Strawberry satu, terima kasih" ucapnya kepada pelayan yang bertugas.

"Kalau kakak yang satunya? Rasa apa?"

Angkasa menoleh dan menyebutkan rasa yang dia inginkan, "Mint Choco satu, terima kasih"

Tidak sampai lima menit, pesanan mereka telah sampai di tangan masing-masing. Dengan semangat, Aruna memilih untuk menikmati es krimnya di area outdoor kedai tersebut. Angkasa yang melihat Aruna begitu semangat hanya bisa tersenyum sambil mengikuti kemana gadis itu pergi.

"Enak banget" ucap Aruna setelah merasakan eskrim miliknya.

Tangan kecil Aruna yang memegangi es krim pun menyodorkan ke depan Angkasa. mencoba menawari laki-laki itu untuk mencicipi sedikit rasa es krim strawberry miliknya.

Sedangkan yang ditawari hanya bisa terdiam sambil menatap bingung keadaan di depannya. Memang sifat 'tidak peka' begitu melekat di diri Angkasa.

"Angkasa!" Panggil Aruna menyadarkan laki-laki itu.

"Hm Kenapa?" Jawabnya kebingungan.

Aruna tertawa kecil melihat Angkasa yang kebingungan dengan es krim di depannya yang mulai sedikit mencair.

"Coba deh, enak banget rasanya!"

Sebelum benar-benar menyetujui tawaran yang diberikan Aruna, Angkasa menatap sebentar es krim tersebut dan beralih menghadap Aruna.

Perlahan menundukkan kepalanya menuju es krim, tapi alih-alih menjilat es krim milik Aruna, bibir Angkasa sengaja menuju bibir kecil milik Aruna yang berhasil membuat perempuan itu kehilangan kesadarannya sejenak.

Bukan sekedar kecupan singkat, Angkasa memberikan sebuah lumatan kecil di sana. Sadar bahwa Aruna mematung, Angkasa menjauhkan wajahnya.

"Tadi ada bekas es krim di bibir kamu, tadi kamu bilang suruh nyobain dan iya rasanya enak"

Kesadarannya hampir hilang, es krim di tangan Aruna pun hampir menjadi korban. Sebelum benar-benar terjatuh dari tangan Aruna, Angkasa memberikan sebuah tisu untuk membersihkan tangan Aruna dari lelehan es krim yang mengenai tangan gadis itu.

"Ah--itu makasih--eeh tisunya, makasih"

Sekuat tenaga Angkasa menahan dirinya untuk tidak tertawa saat itu juga. Melihat bagaimana ekspresi terkejut Aruna yang begitu menggemaskan sekaligus lucu baginya begitu menyenangkan. Di luar itu, Angkasa menyadari bahwa bibir Aruna sangat manis.

Dalam hati Aruna, ingin sekali melebur dari dunia ini. Malu rasanya merasakan bibirnya menyatu dengan bibir Angkasa walau hanya dalam hitungan detik saja.

"Aruna, es krim kamu leleh!"

First Sight • Kim Seungmin [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang