22🐶

125 29 2
                                    

Senin ini menjadi Senin yang berbeda dari Hari Senin sebelumnya. Hari ini ujian akhir semester di sekolah Aruna. Dari pagi hingga siang ini, Aruna tidak melewatkan satu kalimatpun dari buku pelajarannya. Gadis itu bertekad untuk meningkatkan nilainya di semester ini. Zidan? Laki-laki itu dengan santai menyantap makan siang di bangkunya. Sambil sedikit mengeluh melihat Aruna yang bahkan tidak istirahat sedikit untuk sekedar makan siang.

Jam ujian selanjutnya masih 45 menit lagi, masih cukup untuk menikmati makan siang hari ini.

Semakin cepat Zidan menyelesaikan makan siangnya, dirinya kelewat gemas dengan Aruna yang seenaknya sendiri melewatkan makan siang yang begitu penting.

Setelah menyelesaikan makan siangnya, Zidan berjalan ke bangku Aruna. Mencoba mengajak berbicara sebentar sebelum memaksanya untuk makan.

"Aruna"

"Apa?" tanyanya dengan posisi yang tidak berubah sama sekali. Masih menatap buku pelajaran dan tangan yang sibuk menjawab soal-soal di buku.

"Hadap sini dong, gue ngajak ngobrol nih" bujuk Zidan.

"Sebentar lagi masuk, Dan. Gue masih belajar."

Lelah dengan jawaban Aruna, Zidan mengambil paksa pensil yang ada di tangan kanan Aruna. Berhasil membuat gadis itu kesal dan menghadap ke arah Zidan.

"Makan yuk, nggak kasihan sama cacing di perut lo? Mereka udah minta makan tuh"

"Kantin? Enggak ah, jauh." Jawabnya enteng dan kembali meraih buku tulis berisi rangkuman dan membacanya.

"Lo bawa bekal kan, Na? Makan dulu nanti belajar lagi. Jam masuk ujian masih lama, lo mau belajar selama itu?"

"Ayo, ke kantin gue bayarin deh"

"Aruna!!! Ayo makan"

Berkali-kali Zidan membujuk, belum terlihat pergerakan sedikitpun dari Aruna.

Sedikit menyerah, Zidan mengembalikan pensil milik Aruna ke tangan gadis itu. Berjalan keluar kelas dengan tingkah lesunya. Sebenarnya Aruna sedikit heran dengan Zidan yang menyerah begitu cepat, tapi dirinya tidak begitu menghiraukan Zidan dan kembali meraih buku-bukunya.

Di sisi lain, Zidan yang berjalan keluar kelas memikirkan cara apa yang bisa digunakan untuk merayu Aruna agar gadis itu mau menyantap makan siangnya hari ini.

Akhirnya setelah beberapa menit berpikir, Zidan menemukan sebuah cara yang pasti akan berhasil membuat Aruna menurut dan makan di tempat saat itu juga.

Zidan segera melangkahkan kakinya menuju tempat tujuannya kali ini. Tebakannya tidak akan salah kali ini.

"Angkasa!!"

Laki-laki bernama Angaksa itu menoleh. Terdapat Zidan yang dengan antusias mengintip dari pintu ruang kelas Angkasa.

"Lo udah makan siang kan?" tanya Zidan begitu Angkasa sampai di hadapannya.

"Kamu jauh-jauh ke kelas saya cuma nanya itu?"

"Udah jawab aja dulu" rayu Zidan.

"Udah tadi, makan sama temen saya di kantin. Kenapa?"

Tanpa aba-aba, Zidan meraih pergelangan tangan Angkasa. Mengajaknya berjalan menuju ruang kelasnya.

Hingga di sanalah mereka berdiri. Tepat di depan meja Aruna, saling bertukar tatap dan menampilkan raut wajah bingung.

"Ngapain ajak saya kesini?" tanya Angkasa.

Zidan membisikkan sesuatu di sebelah telinga Angkasa. Kurang lebih begini kalimatnya, "Aruna belajar daritadi nolak buat makan siang, coba rayu deh pasti dia mau makan. Semangat, gue tinggal dulu"

Benar saja, setelah mengatakan itu Zidan bersiap untuk meninggalkan mereka berdua.

"Hehe, gue pengen liat kalian berdua soalnya." ujar Zidan ketika dirinya berada di ambang pintu kelas sambil melambaikan tangannya berniat untuk mengucapkan selamat tinggal kepada dua manusia itu.

"Kamu belum makan siang emangnya?" tanya Angkasa sambil mengambil kursi yang ada di depan bangku Aruna.

"Nanggung, ini belum terlalu paham" jawab Aruna kembali memusatkan perhatiannya ke buku tulisnya.

"Taruh dulu, saya kesini mau lihat kamu makan. Nanti setelah kamu selesai makan, kita belajar bareng. Biar nanti saya jelasin kalau kamu ada yang belum paham"

Tuhan, kenapa manusia berbentuk Angkasa ini manis sekali. Aruna meresapi setiap kalimat yang diucapkan Angkasa. Gadis itu melamun sambil memikirkannya.

"Ayo makan, saya tungguin"

First Sight • Kim Seungmin [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang