18🐶

136 33 0
                                    

Pagi ini Aruna datang lebih pagi dari biasanya. Perempuan itu masih memikirkan kejadian pertemuannya dengan keluarga Angkasa. Bagaimana kesan pertamanya di mata ayah Angkasa. Aruna cemas jika dirinya meninggalkan kesan buruk pada pertemuan pertama itu.

Lama melamun, bel sekolah berbunyi menandakan bahwa jam pelajaran dimulai lima menit lagi. Aruna mencoba menjernihkan pikirannya dan mulai manata fokusnya ke pelajaran hari ini.

✦✦

Empat jam pelajaran telah dilewati hingga sekarang murid-murid bisa bersantai di jam istirahat. Begitu juga Aruna yang mulai mengeluarkan kotak makan berwarna pink miliknya.

"Aruna!!"

Aruna sedikit terkejut dengan panggilan itu. Siapa lagi kalau bukan Zidan. Laki-laki itu datang sambil tersenyum seolah tidak bersalah sama sekali.

Aruna tidak menjawab panggilan itu dan hanya menggelengkan kepalanya heran dengan tingkah aneh Zidan.

"Kantin yuk!!!" Ajaknya.

Aruna menghembuskan nafas beratnya, "Enggak lihat nih gue udah buka bekal?"

Zidan terkekeh kecil lagi-lagi dengan wajah tanpa dosanya, "Hehe lagian bekal terus. Sekali-kali jajan di kantin lah, Na"

"Skip"

Tidak berhenti disitu, Zidan mulai duduk di kursi depan Aruna. Menghadapkan badannya ke Aruna yang sedang menyiapkan playlist kesukaannya.

"Jangan pake earphone dong, Na" cegah Zidan.

Aruna hanya menatap tajam Zidan tanpa mengeluarkan kata-kata.

"Mending ngobrol sama gue, ayo dong!!"

Belum sempat menjawab ucapan Zidan, muncul seorang Eric yang kebetulan melewati bangku Aruna. Laki-laki itu ikut berkumpul mengelilingi Aruna yang masih sibuk mengatur playlist hari ini.

"Eh denger-denger lo deket sama Angkasa ya?" Tanya Eric.

Pertanyaannya itu mengundang perhatian Aruna dan Zidan. Segera Eric menarik satu lagi kursi untuk duduk di depan Aruna. Bersiap memulai gosip barunya hari ini. Begitu juga Zidan yang tidak mengalihkan perhatiannya sama sekali dari Eric, menunggu temannya itu untuk melanjutkan kalimatnya.

"Kemarin gue lihat lo ke rumah Angkasa ya?!!"

Lagi-lagi Aruna terkejut mendengar pertanyaan Eric. Seberapa tahunya Eric tentang Angkasa dan Aruna.

"Lo lihat ric?" Tanya Zidan penasaran.

Eric mengangguk semangat, "Iya mereka boncengan naik motornya Angkasa. Beuh, mirip orang pacaran"

Aruna mengalihkan pandangannya. Menolak untuk menerima ucapan Eric barusan. Agak memalukan dirinya diciduk temannya seperti ini.

"Aruna!!"

Suara itu menengahi pembicaraan Aruna, Zidan, dan Eric. Hingga mereka bertiga serentak menolehkan kepalanya menuju sumber suara. Kedua mata Aruna menangkap seseorang tinggi yang dia ketahui bernama Angkasa. Laki-laki itu datang tapi dengan sebuah kotak makan di tangan kanannya.

Angkasa melangkahkan kakinya masuk ke kelas Aruna dengan senyumnya. Mengulurkan tangan kanannya memberikan sebuah kotak makan pemberian ibundanya.

"Bunda nitip ini, dimakan ya!"

Aruna heran, perempuan itu masih sedikit bingung dengan pemberian Angkasa.

Zidan dan Eric pun tidak bisa berkata apa-apa. Mereka bertiga saling diam satu sama lain sedangkan Angkasa masih setia tersenyum ke Aruna.

"Ah, terima kasih sebelumnya. Maaf ke bunda kalau gue ngerepotin lagi" ucap Aruna.

Angkasa kembali tersenyum.

First Sight • Kim Seungmin [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang