Dua belas

1K 98 10
                                    

Haloooo semuaaa
*
*
*
Aku kembali lagiiiii, siapa yang nunggu part ini? (Ngaku aja ygy xixi)

Penting!
'Ini first time aku nulis ini ygy, jadi harap maklum kalau blm wahh gt hehe'

Vote and komen juseyoooooo

Happy reading!!

+x+

tw// nsfw, 🔞, anal sex, blow job, minor dni, dosa di tanggung pembaca☺️

Yeonjun memarkirkan mobilnya di garasi rumah. Mereka sampai di rumah namun emosi Yeonjun belum kunjung reda. Yeonjun berjalan ke arah pintu kursi penumpang, menarik Soobin dengan paksa, tidak perduli dengan rasa sakit yang Soobin rasakan di pergelangan tangannya.

Yeonjun membuka pintu kasar dan menutupnya serta menguncinya. Ia menyeret Soobin ke kamar yang selama ini Soobin tempati. Sampai di kamar Yeonjun mendorong tubuh Soobin ke futon tebal.

Soobin cuma bisa diam dan tangisannya semakin menjadi. Ini semua salah tubuhnya yang bergerak menuju ke arah sang adik. Seandainya saja tidak, mungkin Yeonjun masih berkata dan berperilaku lembut padanya.

Jujur saja Soobin takut sekali saat ini. Ia takut di lukai oleh Yeonjun dengan benda tajam, mengingat Yeonjun adalah seorang psikopat.

Yeonjun kembali ke kamar Soobin, membawa rantai. Soobin hanya melihat saja. Ia sudah tahu apa yang akan di lakukan Yeonjun.

Rantai yang dibawa Yeonjun mengikat pergelangan tangannya. Sakit, sangat sakit. Sudah selesai mengikat pergelangan tangan Soobin, Yeonjun menindih tubuh Soobin.

Soobin bingung apa yang akan di lakukan Yeonjun. Air matanya kembali mengalir kala di tatap tajam sekali oleh Yeonjun. Sepersekian detik kemudian Yeonjun mencium bibir Soobin.

Menciumnya dengan kasar dan terkesan buru-buru. Yeonjun menggigit daun bibir bawah Soobin kemudian melesakkan lidahnya pada mulut Soobin.

Ciuman itu menuntut dan kasar, Soobin kembali menangis. Otaknya menolak perlakuan Yeonjun terhadapnya namun tubuhnya berkata lain. Tanpa sadar Soobin melenguh kala lidahnya di hisap kasar oleh Yeonjun.

'ahh hmm....'

Yeonjun memasang seringai di bibirnya. Kembali mencium kelinci kesayangannya dengan menuntut. Soobin yang merasa oksigen dalam dirinya menipis segera mungkin menepuk bahu Yeonjun dengan tangan yang di rantai.

Yeonjun yang peka, melepaskan ciuman itu. Benang saliva terbentuk di antara mereka. Soobin meraup rakus oksigen di sekitanya. Menormalkan nafasnya.

Belum sempat normal nafasnya, Yeonjun kembali mencium bibir merah muda milik Soobin. Namun kali ini dengan lembut tidak kasar dan menuntut seperti tadi. Lenguhan kembali terdengar. Yeonjun menghentikan ciuman itu dan melabuhkan bibirnya ke leher putih Soobin. Menggigitnya dan menjilati leher jenjang putih itu, meninggalkan warna biru keunguan. Yeonjun tidak meninggalkan satu tanda saja namun beberapa tanda kepemilikannya atas Soobin.

Soobin yang kembali mengeluarkan lenguhan dan desahan. Otaknya sudah tidak bisa berpikir jernih karena perbuatan Yeonjun di lehernya. Tubuhnya menginginkan lebih dari ini. Ia tidak perduli dengan penyesalan nanti, yang ia butuhkan sekarang adalah sebuah pelepasan dan sentuhan lebih dari Yeonjun.

Yeonjun menyingkap kaos putih polos Soobin, membawa bibirnya untuk mengecupi, menggigit, menjilat, dan  membuat tanda di dada Soobin. Hal itu membuat tubuh Soobin menegang dan desahan terus menerus keluar dari belah bibirnya. Tangan nakal Yeonjun memilin pelan puting Soobin yang mencuat, membuat pemilik tubuh mendesah setengah teriak.

Yeonjun and His Devil || YeonbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang