Halo,
Selamat membaca,
Vote dan komen juseyo.
+×+
Suasana kedai hari ini lumayan ramai, tidak seramai kemarin. Yeonjun dan para karyawan lainnya tidak terlalu kewalahan melayani pesanan pelanggan. Lelaki berambut kuning itu tengah mengotak-atik mesin kasir, di depannya terdapat seorang wanita tua yang sedang menunggu pembayaran.
"Totalnya tiga puluh ribu won ajhuma " Ucap Yeonjun dengan senyum ramah.
Wanita tua di depannya mengeluarkan satu lembar uang dengan angka 50.000 won dan memberikannya kepada Yeonjun. Lelaki itu menerima dan mengembalikan sisa uangnya.
Dari arah pojok kanan seseorah mengangkat tangannya ke arah Yeonjun, tanda ia ingin memesan. Yeonjun menghampiri segerombolan ajhuma yang tadi mengangkat tangannya.
Yeonjun segera mengeluarkan note kecil untuk mencatat pesanan, "Mau pesan apa?" Tanya laki-laki september itu.
Salah satu ajhuma menunjuk ke buku menu, Yeonjun dengan cekatan mulai mencatat pesanannya. Fokus Yeonjun teralihkan dengan ucapan salah satu ajhuma di meja yang sama,
"Kalian sudah dengar? Kalau ada satu korban yang hampir di bunuh oleh si pembunuh yang menjadi buronan." Kata ajhuma yang memakai baju cream.
"Benarkah? Syukur jika ada yang selamat, aku berharap bajingan itu segera tertangkap. Dia sangat meresahkan distrik ini." Timpal ajhuma lainnya.
Yeonjun melipat bibirnya tipis, ternyata berita bahwa korban pembunuhan selamat sudah menyebar luas. Wanita tua di depannya tidak tahu saja jika mereka di layani dengan sang pembunuh. Mungkin jika mereka tau, tidak ada lagi muka ramah yang di tampilkan kepada Yeonjun.
Lelaki september itu tidak acuh dengan apa yang di katakan para ajhuma di depannya, ia tetap fokus mencatat pesanan dan mengulang kembali pesanan sebelum di buatkan.
Selesai dengan pesanan segerombol wanita tua, Yeonjun mengambil posisi duduk di dekat jendela kedai. Tidak melakukan apa-apa hanya menatap keluar kedai dan melamun. Saat sedang melamun Yeonjun reflek menepis tangan seseorang di belakangnya yang berusaha menepuk pundaknya.
"WAH, Reflek mu keren hyung." Kata seseorang yang tangannya Yeonjun tangkis tadi.
Yeonjun hanya tersenyum tipis menanggapinya. Orang asing itu duduk di depan Yeonjun dengan segelas susu dingin, ia juga melakukan apa yang sedang Yeonjun lakukan.
"Bagaimana study mu?" Tanya Yeonjun pada orang di depannya.
"Biasa saja, malah akan terdengar bosan jika di ceritakan" jawab lelaki di depannya.
"Bertahanlah, beberapa tahun lagi kau akan lulus." Ucap Yeonjun lagi sambil menatap lelaki di depannya.
"Ya, ya, ya demi ibu. Setelah lulus aku akan bekerja di kedai ibu saja." Timpal lelaki di depannya yang langsung mendapatkan tatapan tajam dari Yeonjun.
Lelaki di depannya hanya menyengir lebar membalas tatapan Yeonjun, "Kau harus bisa bekerja di kantor besar dengan gaji besar dan tetap, ibumu juga tidak akan mengizinkanmu bekerja di kedai ini. Dia telah mengeluarkan banyak uang untuk sekolahmu, dengan tidak tahu malunya kau malah mau bekerja di kedai ini."
"Baiklah Yeonjun hyung, akan aku jalankan sesuai nasihatmu" ucap lelaki itu dramatis.
Yeonjun hanya menggeleng melihat kedramatisan lelaki di depannya. Ia sudah menganggap lelaki di depannya ini sebagai adik. Itu juga tidak sengaja karena memiliki marga yang sama. Lelaki di depannya bernama Choi Beomgyu, ia anak tunggal pemilik kedai tempat Yeonjun bekerja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yeonjun and His Devil || Yeonbin
Fanfic{BXB} Bagaimana jadinya ketika seorang Choi Yeonjun yang di kenal dengan kepribadiannya yang baik, ramah, dan suka menolong kepada semua orang adalah seorang pembunuh? Lalu kemana perginya Detektif tampan dan idola semua orang, Kang Soobin? ⚠️ Harsh...