Lima

963 128 9
                                    

Halo,
.
.
.
Aku kembali,
.
.
.
Vote dan komen juseyo.

+×+

Yeonjun terbangun dari tidurnya. Matahari sudah nampak sangat tinggi yang berarti hari sudah siang. Ia bangun dari tempat tidurnya menuju ke dapur, membuka lemari penyimpanan dan mengeluarkan sebungkus mie instan dari sana.

Ia berjalan mengambil panci dan air untuk merebus mie. Hanya butuh waktu lima menit untuk memasak mie dan saatnya ia menyantap mie instan itu.

Yeonjun suka sekali dengan mie instan, sampai ibu choi -pemilik kedai memarahinya karena terlalu sering makan mie. Hari ini lelaki berambut kuning itu tidak bekerja karena kedai tutup. Ibu Choi bilang anaknya yang bersekolah di negeri sakura pulang setelah dua tahun di sana.

Lelaki itu tidak tahu harus menghabiskan waktu luangnya dengan apa. Biasanya jika libur ia akan seharian tidur di rumah atau bermain PS. Tapi hari ini sepertinya Yeonjun ingin keluar, menghirup udara segar dan melampiaskan kekesalannya karena kejadian semalam.

Tak habis pikir seorang Yeonjun gagal untuk membunuh korbannya. Baru kali ini ia gagal memenggal kepala sang korban. Malam itu ia sangat amat kesal karena rencananya gagal, ia terus saja mengumpat sambil melarikan diri. Dengan kelihaiannya, polisi tidak sampai menangkapnya. Yeonjun sangat cepat dan tanggap dalam urusan melarikan diri.

Mie-nya sudah habis dan ia meminum segelas air putih dingin yang baru saja di ambil dari dalam kulkas, sembari tangan kirinya mengotak-atik gawai miliknya. Ia membuka aplikasi chat dan mendapati pesan dari sebuah ID tidak di kenal sama seperti waktu itu.

Unknow

Kau gagal huh? Seorang Yeonjun bisa gagal dalam membunuh. Ck, kau seharusnya lebih gesit lagi untuk membunuh.

"Sialan." Decaknya setelah membaca pesan itu. Dia tidak tahu siapa yang mengirimkannya pesan, jika sampai ketahuan Yeonjun tidak akan segan-segan membelah tubuh si pengirim pesan ini. Moodnya hari ini sudah hancur di tambah pesan menyebalkan yang ia dapat.

Hatinya menjadi tidak tenang, korbannya sudah pasti akan mengatakan semuanya kepada polisi. Ah, Yeonjun menyesal menunjukan bekas luka pada pinggangnya. Mengapa sekarang dia sangat ceroboh, dasar Yeonjun bodoh. Ia segera mengganti baju dan akan keluar rumah. Ia akan pergi ke taman bermain dekat apartemennya.

Di sini Yeonjun sekarang berada, di sebuah taman bermain dekat dengan apartemennya. Hanya berjarak lima ratus meter dari tempatnya tinggal. Ia sedang duduk di bangku dekat wahana Roller coaster sambil menjilati ice cream rasa mint chocolate, rasa ice cream yang sebagian orang tidak suka karena rasanya seperti pasta gigi.

Entah mengapa Yeonjun sangat menyukai ice cream rasa pasta gigi itu, memang selera seorang Choi Yeonjun aneh sama seperti orangnya.
Ia hanya memandangi wahana di depannya tanpa berniat untuk menaikinya. Ia menyamankan posisi duduknya, membawa kepalanya untuk mendongak ke atas untuk melihat langit. Hari ini langit cukup cerah dengan udara dingin yang bisa menyentuh sampai ke tulang. Yeonjun mengeratkan mantel tebalnya.

Seseorang datang dan menutup pandangan Yeonjun yang sedang melihat awan. Yeonjun membenarkan posisi duduknya dan melihat orang tersebut, betapa kagetnya ia mendapati seorang Soobin berdiri di depannya.

"Uh detektif, mengapa kau di sini?" Tanya Yeonjun

"Memangnya seorang detektif tidak boleh ke sini?" ucap Soobin sembari duduk di sebelah Yeonjun

Paham jika pertanyaan yang Yeonjun berikan salah, ia segera membenarkan maksudnya, "Hmm itu, maksudku kau tidak bekerja?"

"Kau sendiri? Kau tidak bekerja?" Soobin balik bertanya dengan suara datar.

Yeonjun and His Devil || YeonbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang