Delapan

929 116 10
                                    

Halo,




Vote dan komennya Juseyo.

+×+

Sudah lima hari waktu berlalu. Pagi ini Yeonjun memasak sarapan untuknya dan Soobin. Membuat sarapan pagi sudah menjadi aktivitasnya semenjak Soobin ia kurung di rumah peninggalan ibunya.

Selesai semua masakan yang Yeonjun buat. Kini saatnya menghampiri sang detektif dan membawanya ke meja makan dekat dengan kamar di mana sang detektif tempati dan ruang keluarga.

Di dalam kamar, Soobin masih berada di dalam selimut. Enggan ia menampakan dirinya. Yeonjun menghampirinya dan membuka selimut yang membungkus tubuh si detektif. Soobin meringkuk dan menatap Yeonjun dengan takut.

Tubuh Soobin penuh luka. Luka itu di sebabkan karena Soobin mencoba untuk melawan. Alhasil ia mendapatkan luka dan memar di bagian tangan, kaki, dan wajah mulusnya. Kakinya pun di rantai dengan rantai yang panjangnya sampai sepuluh meter.

Yeonjun memaksa Soobin untuk bangun. Soobin meringis saat bagian yang terdapat luka tidak sengaja tersentuh. Yeonjun dengan hati-hati membantunya, bagaimana pun Soobin orang yang ia sukai.

Tujuan Yeonjun menyekap Soobin juga sebenarnya karena obsesinya terhadap pemuda kelinci itu. Ia suka, bukan lebih tepatnya; Yeonjun terobsesi ingin memiliki Soobin seutuhnya.

Detektif itu sudah duduk dan mulai memakan apa yang di hidangkan. Mau melawan pun rasanya tidak bisa karena semua tubuhnya terasa sakit. Yeonjun mengambil remot dan menyalakan TV.

Tayangan televisi itu mengalihkan fokus mereka. Di layar itu menampilkan berita bahwa detektif bernama Kang Soobin menghilang sejak empat hari yang lalu. Tim kepolisian serta rekan kerjanya pun sibuk mencari Soobin.

Soobin yang melihat berita itu menjadi tidak nafsu makan. Di tambah wawancara sang ayah di tayangkan. Ayahnya menampilkan wajah teramat khawatir di wawancara itu. Soobin melihat itu, matanya berlinang. Sebulir air mata keluar dari sudut matanya. Sebenci-bencinya Soobin dengan sang ayah; ia masih sangat menyayangi beliau.

Ia sangat merindukan ayahnya dan juga sang adik, Kang Taehyun. Di televisi itu juga terpampang wajah sang adik. Sama seperti ayahnya, adiknya Soobin di wawancarai juga. Soobin yang tidak tahan mendekat ke arah tv. Yeonjun dengan cepat mematikan televisi.

Lelaki jangkung itu menatap ke arah Yeonjun dengan tatapan memohon. Memohon agar di hidupkan kembali tv-nya. Soobin hanya ingin melihat sang ayah, lelaki tua yang ia rindukan. Yeonjun mengabaikannya dan lanjut makan.

Soobin yang geram melihat itu dengan keberanian yang entah datang dari mana mulai menyerang Yeonjun. Lelaki berambut kuning itu terjatuh dengan posisi di bawah Soobin.

Soobin berusaha mencekik Yeonjun. Lelaki berambut kuning yang di cekiknya melawan. Kaki Yeonjun menendang asal. Soobin dengan amarahnya terus mencekik Yeonjun, tidak peduli jika pemuda bersurai kuning di bawahnya akan mati.

Yeonjun menahan cekikan Soobin dengan tangan kanannya. Sementara tangan kirinya ia gunakan untuk merogoh kantong celananya untuk mengambil suntikan yang berisi obat bius. Suntikan itu sudah ia siapkan, antisipasi jika Soobin melakukan perlawanan.

Soobin dengan gelap mata terus mencekik lelaki di bawahnya, "Kau pantas mati Yeonjun. Iblis sepertimu akan mendekam di neraka selamanya. Kau harus mati!" ucap Soobin dengan air mata yang membanjiri wajahnya.

Dengan cepat tangan kiri Yeonjun menancapkan jarum suntik ke pinggang Soobin. Soobin yang merasa sesuatu menancap di pinggangnya pun menoleh. Obat bius di dalam suntikan itu perlahan sudah masuk ke dalam tubuh Soobin. Lelaki jangkung itu perlahan kehilangan kesadarannya dan jatuh di atas tubuh Yeonjun.

Yeonjun and His Devil || YeonbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang