Bukan tentang siapa yang bersama di awal tapi tentang siapa yang menemani saat sulit
_Atlanthas Erlangga Putra_•••••
"Kak Nada boleh gak aku main ke rumah kakak?" tanya bocah SD yang Nada ajak bermain tadi, entah anak siapa yang kesasar itu.
Nada memegang dagunya berfikir, "Rumah? Antas marah gak yah, tapi masa dia marah kalo sama anak yang lucu kayak dia? Ehh ya udah ayo" ajak Nada, ia tidak peduli apa Antas akan marah atau tidak lagipula ia ingin bermain setelah bekerja tadi.
Setelah berjalan dari penjual eskrim mereka sampai di rumah Antas, "woaahh besar banget, ini rumah kakak" anak itu menatap kagum bangunan megah di hadapannya.
Nada menggeleng, "bukan, ini rumah majikan kakak, anaknya galak kamu harus bersyukur dianya gak ada lagi keluar" ucapnya sedikit berbisik.
"Nama kamu siapa tadi aku lupa?" tanya Nada, ia lupa dengan nama anak itu, lagipula susah sekali menyebutnya. "Clasya"
"Aku panggil cla aja deh"
Clasya mengangkat jempolnya tanda setuju.
Disisi lain wanita yang gelisah sedang mencari anaknya, bagaimana dia bisa kehilangan jejak anak bungsunya itu, "mom, tadi dia kemana?"
"Gak tau, ini salah mommy gak merhatiin dia" ujar Clathria gelisah, bagaimana jika sesuatu terjadi padanya? Ia akan sekali lagi teledor setelah kejadian beberapa tahun lalu.
"Ya udah mom, kita lanjut nyari adek aja, mungkin anaknya main" kata kakaknya yang juga ikut gelisah, jaman sekarang rentan dengan penculikan anak.
Clasya dan Nada terus bermain, fyi Nada punya banyak sekali boneka, tidak sebenarnya itu di belikan Kaisar, dari dulu katanya Kaisar ingin adik perempuan eh yang keluar malah anak laki-laki alhasil itu malah jadi saingannya.
"Kak, aku bosen" ucap Clasya mengerucutkan bibirnya, hal itu berbuat Nada gemas dan mencubit pipi bocah itu.
"Hmmm, jadi Cla bosen emm gimana kalo kita bikin kue aja?" tawarnya menaik-turunkan alisnya, Cla mengangguk antusias, "mau mau aku mau"
"Oke ini bahan-bahannya", kalian bertanya dia polos tapi pintar masak? Ya tentulah hidupnya sekarang tak jauh berbeda saat di Bandung tetap jadi babu, bedanya dia disini sedikit lebih bebas dan mendapatkan banyak teman.
Nada mulai membuat adonan percayalah ia sangat berkonsentrasi, "kak, ini dot siapa?" ucap Clasya tertarik pada benda lucu itu, tapi Nada tidak menjawab apapun.
"Boleh aku ambil gak?" pintanya, karna terlalu fokus Nada mengiyakan tanpa menyadari bahaya besar yang akan ia hadapi nanti.
Clasya melihat sisa tepung yang di pakai Nada, "kak sini dulu aku bisikin" Nada menurunkan tingginya, kemudian dengan jahilnya, Clasya mengoleskan tepung di pipi yang edikit berisi itu.
"Eh, nakal kamu yah" Nada membalasnya, dan begitulah perang tepung dimulai.
Ceklek
"Nada lo-" ucapan Antas terpotong, tunggu dulu apa sekarang musim salju? Tapi inikan Indonesia? Terus...
Antas mengibaskan tangannya untuk menghindari tepung yang beterbangan di udara, "Nada Lo NGAPAIN!!"
Setelah ia masuk lebih dalam, ia melihat dua manusia kurang kerjaan itu bermain perang tepung, "ANTAS tolongin aku HAHAHH" Nada berlari mengitari tubuh gagah itu diikuti Clasya dengan tawa lepas.
"kakak siapa?" tanya Clasya lembut saat Antas menahan Nada agar berhenti mengitarinya.
"Yang seharusnya nanya gue! Lo siapa? Main ke rumah gue" ujar Antas dengan nada yang tidak bersahabat.
KAMU SEDANG MEMBACA
LANTAS
Teen FictionLantas yang kelihatannya memiliki kehidupan sempurna dimata dunia, tapi memiliki kehidupan yang paling buruk saat sendiri, tentang dia yang mencoba untuk bertahan hidup dan memulai awal yang baru, meski kita tau bahwa ITU TIDAK MUDAH "Kehidupan kamu...