1. Korea

8K 296 40
                                    

Limario Manoban, seorang pemuda berusia duapuluh tahun, menginjakan kaki nya di bandara Icheon, Korea selatan siang itu, setelah menempuh perjalanan panjang, enam jam lebih dari Thailand, negara asal nya, dia memutuskan pergi ke negeri gingseng untuk mengalihkan perasaan nya dari rasa duka yang mendalam atas kepergian kedua orang tua nya, yaa, dia menjadi yatim piatu sekarang, lelah, itu yang ia rasakan saat ini, dan tak tahu harus kemana, sebelum berangkat, ia tentu sudah membekali diri dengan belajar bahasa Korea secara singkat, yaitu tiga bulan saja.

Ia nampak duduk di sebuah bangku, sambil menikmati minuman nya ditengah cuaca yang terik, Rio masih belum memiliki tujuan.

Wuzzz. . .

Seorang gadis berlari tepat lewat di hadapan Rio sampai pemuda itu sedikit terjengkit, netra pemuda itu mengikuti ke mana arah gadis itu berlari, yang ternyata memasuki sebuah cafe, duduk dibalik laptop yang tengah di tinggalkan pemiliknya, tak lama muncul beberapa pria berjas hitam dan berbadan tegap nampak berlari sambil mengedarkan tatapan nya ke segala arah dan penjuru, Rio kembali melirik ke gadis yang berada di dalam cafe tadi, dan gadis itu memberi nya kode dengan jari telunjuk yang ia letakan didepan mulut nya, agar Rio tak memberi tahu rombongan pria tadi dimana ia berada.

Seorang gadis berlari tepat lewat di hadapan Rio sampai pemuda itu sedikit terjengkit, netra pemuda itu mengikuti ke mana arah gadis itu berlari, yang ternyata memasuki sebuah cafe, duduk dibalik laptop yang tengah di tinggalkan pemiliknya, tak la...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hey, apa kamu melihat seorang gadis berbaju hitam, kurus, tinggi, lewat di sini dengan terburu-buru?" Tanya seseorang pada Rio.

"Apa dia berambut panjang lurus?" Rio balik bertanya untuk meyakinkan jika yang ditanyakan adalah gadis yang berada di dalam cafe itu

"Ya ya benar, dia yang kami cari" jawab pria yang bertanya tadi.

"Aku tidak tahu apakah dia yang anda cari, tapi aku melihat nya berlari kesana tadi" jawab Rio, menunjuk ke arah lain untuk mengelabui pria-pria itu.

"Ayo, dia ke arah sana" seru salah satu dari mereka, yang kemudian berlari menjauh dari tempat sang gadis berada.

"Gumawo ne" gadis itu keluar dan menghampiri Rio untuk mengucapkan terima kasih, pemuda itu hanya membungkuk hormat.

"Aku pergi dulu" pamit wanita itu terburu-buru, mereka belum sempat berkenalan, gadis itu adalah Yoona, tigapuluh tahun, seorang pengacara sukses, Rio hanya mengangguk.

Dengan berbekal ponsel android, Rio berusaha mencari tahu tentang Korea, termasuk mencari tempat tinggal murah, baru memikirkan pekerjaan.

Goshiwon, Rio harus segera menemukan gedung yang menyewakan kamar berukuran tak lebih dari lima meter persegi, kamar mandi yang bersebelahan dengan tempat tidur, tapi itu masih lebih baik dari pada harus berbagi toilet dengan penghuni lain di luar.

Goshiwon, Rio harus segera menemukan gedung yang menyewakan kamar berukuran tak lebih dari lima meter persegi, kamar mandi yang bersebelahan dengan tempat tidur, tapi itu masih lebih baik dari pada harus berbagi toilet dengan penghuni lain di luar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Akhir nya Rio mendapatkan kamar dengan sewa termurah, karena berada di lantai paling atas, karena biaya sewa nya semakin kebawah semakin mahal, jadi untuk menghemat pengeluaran, tak masalah jika harus berjalan menaiki tangga sampai di lantai lima.

Bruk

Rio menjatuhkan tubuh nya diatas kasur sempit yang hanya cukup untuk satu orang saja itu, rasa kantuk sudah tak mampu ia tahan lagi, sampai mengalahkan rasa lapar nya, ia terbangun saat matahari sudah mulai meninggi dan perut yang terus meronta minta di isi membuat tidur nya terganggu, setelah mandi, ia pun keluar kamar berniat untuk mencari makan entah kemana.

Ceklek

Rio berjalan menuju ke dapur umum, untuk membuat segelas susu atau kopi, tapi yang tersisa tinggal teh, lalu ada seorang gadis yang kebetulan juga akan membuat minuman, gadis itu nampak ragu hendak menuang air karena merasa ada orang asing.

"Hi" sapa Rio mengangkat mug nya.

"Aku penghuni baru di disini, nama ku Rio" ujar nya memperkenalkan diri, sang gadis akhir nya mendekat, menuang air panas di mug nya yang sudah ia isi susu bubuk dari kamar nya tadi.

"Aku Karina, dan aku terlambat bangun, sampai semua sarapan gratis di lantai ini habis oleh penghuni lantai lain" keluh gadis yang mengaku bernama Karina itu

"Sarapan gratis?" Ulang Rio.

"Yaa, pemilik gedung menyediakan sarapan gratis setiap pagi, tidak banyak memang, hanya susu, kopi, buah pisang, mie instan atau roti, di setiap dapur umum, tapi itu lumayan membantu menghemat pengeluaran, dan di lantai ini hanya ada kita berdua, jadi mungkin jatah sarapan kita di ambil penghuni lain" jelas Karina, Rio mengangguk paham sekarang.

Kruukk. . .

Rio menunduk menatap perut nya yang terus berbunyi, gadis di depan nya itu pun menahan senyum, sementara Rio mengusap-usap perut nya, malu.

"Tunggu sebentar, aku masih punya roti yang ku bawa dari tempat kerja ku" ujar Karina, ia berjalan terburu menuju ke kamar nya, dan Rio pun memperhatikan nya dari belakang, ia membuang asal tatapan nya saat Karina kembali muncul dan berjalan ke arah nya.

"Ini, makan lah" gadis itu menyodorkan garlic bread pada Rio

"Ini, makan lah" gadis itu menyodorkan garlic bread pada Rio

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tapi kamu. . ."

"Aku masih punya oat, atau roti tawar, kamu orang baru kan disini, pasti belum sempat berbelanja, aku bisa mengerti, jadi ambil lah" bujuk Karina.

"Terima kasih" Rio mengambil roti itu dengan sungkan.

"Kamu berasal dari mana? Seperti bukan orang Korea" tanya Karina, yang mungkin seumuran dengan Rio, hingga mereka pun akhir nya nyambung bercerita.

"Maaf oppa"

"Aku bisa memanggil mu oppa kan? Karena usia kita beda dua tahun" tanya Karina.

"Tentu" jawab Rio sedikit tersenyum.

"Aku harus berangkat bekerja, sampai nanti" pamit Karina terburu-buru, karena hari semakin siang.

#TBC









MinefieldsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang