14. SUV

1.4K 212 25
                                    

Rio berkali-kali melirik kaca spion nya, baik yang di samping nya atau pun yang di tengah, sebuah mobil SUV hitam nampak berada di belakang nya, Rio melajukan mobil nya di jalur kiri, arti nya itu jalur lambat, dan mobil itu ikut melambat, tak sampai sepuluh menit, Rio pindah ke jalur cepat, dan mobil itu mengejar nya, Rio mulai  panik, ia was-was.

"Rio, ada apa dengan cara mengemudi mu?" Tegur Yoona, ia tadi nya tak begitu memperhatikan, karena terlalu asyik bercerita dengan Seo sepulang makan siang.

"Seperti nya ada yang mengikuti kita noona" jawab Rio.

"Yang mana? Jangan membuat ku takut" cemas Seo.

"SUV hitam di belakang kita" beritahu Rio, kedua wanita itu pun menoleh ke belakang.

"SUV hitam di belakang kita" beritahu Rio, kedua wanita itu pun menoleh ke belakang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lalu bagaimana?" Tanya Seo ketakutan.

"Kencangkan sabuk pengaman  kalian" perintah Rio.

"Unnie" Seo merasa khawatir.

Tenang Hyunie, semoga Rio bisa mengatasi nya" yakin Yoona menenangkan Seohyun, Rio melajukan mobil nya dengan cepat, ia sedikit kesusahan karena tak terbiasa membawa mobil besar milik Seohyun, jalanan licin karena salju, dan beruntung agak sepi karena orang mungkin lebih memilih memesan makanan secara online di cuaca yang seperti ini.

Ckiitt. . .

Rio menarik hand rem nya, mengoper ke gigi satu dan memutar setir nya tanpa menyalakan lampu sein, ia berbelok ke kiri dan memasuki gang sempit diantara gedung bertingkat untuk bersembunyi, jalanan yang mereka lewati hanya cukup untuk satu mobil saja.

Dan mereka tak ada yang berani bersuara, bahkan menarik nafas pun rasanya begitu menakutkan, seolah hembusan nya akan terdengar oleh orang yang mengikuti mereka tadi, semua menatap tegang ke arah jalan raya, dan lima menit kemudian, mobil yang SUV tadi melewati mereka.

"Huft" Rio menjatuhkan kening nya diatas kemudi, ia lega berhasil meloloskan diri, berlahan Rio mulai menjalankan kembali mobil nya, keluar dari gang, menuju ke kantor, Seo dan Yoona kembali menoleh ke belakang memastikan jika mobil tadi tak mengikuti mereka lagi.

"Siapa mereka unnie?" Tanya Seo masih dengan wajah tegang nya.

"Unnie tidak tahu, ini mobil mu, harus nya unnie yang bertanya pada mu Hyunie" Yoona malah balik bertanya, Seo nampak berpikir keras, tapi ia tak kunjung menemukan tersangka nya.

Sesampai di kantor, wajah tegang Seo dan Yoona menarik perhatian Joy.

"Jangan bertanya, kami diikuti orang tak di kenal tadi" potong Seo, ia berusaha menenangkan diri bersama Yoona, Joy yang peka pun ke pantry untuk mengambilkan air minum bagi kedua nya.

"Coba besok ganti lah mobil mu Hyunie" ujar Yoona.

"Aku takut dia akan mengikuti mu lagi nanti"

"Iya unnie" jawab Seo, setelah tenang Yoona pun memberi interuksi pada Joy.

"Joy, siapkan berkas untuk kasus Bae Irene" perintah Yoona

"Ne unnie" jawab Joy

"Unnie mau ke Daegu?" Tanya Seo, Yoona mengangguk.

Malam nya Rio mengemasi tas ransel nya, karena Yoona mengatakan jika mungkin mereka akan menginap di Daegu, untuk menangani kasus pelanggaran kontrak yang di tuduhkan oleh agens Bae Irene.

Keesokan hari nya

"Oppa hati-hati ya" pesan Karina sendu saat ia turun dari motor Rio.

"Aku akan mengirimi mu pesan nanti" balas Rio, ia lalu mengemudikan motor nya ke rumah Yoona, wanita itu sudah siap, dan sudah memanaskan mobil nya sendiri, Rio terkejut, dan merasa tak enak.

"Selamat pagi noona, maaf saya terlambat" ucap nya membungkuk segan.

"Selamat pagi, kamu tidak terlambat, aku yang terlalu bersemangat seperti nya" balas Yoona.

"Ayo kita berangkat"

"Baik noona" Rio memasukan tas ransel dan koper kecil milik Yoona ke bagasi, ia lalu membuka kan pintu untuk boss nya, bagitu mobil melaju, Yoona membaca berkas kasus yang di tangani nya.

"Aku butuh kafein, juga beberapa donat dan muffin" pinta Yoona pada Rio.

"Baik noona" Rio lalu menghentikan mobil nya di sebuah cafe, memesan dua cup americano dan roti permintaan Yoona, untuk menemani perjalanan mereka pagi itu.

Mereka sesekali menyesap kopi, sambil menggigit donat atau muffin nya untuk mengisi perut dan agar tidak mengantuk, jalanan nampak sepi, karena jam kantor, tak ada yang beraktifitas di luar, mobil yang Rio kemudikan mulai melewati hutan Ahopsan Forest hanya ada mobil mereka saat itu.

Mereka sesekali menyesap kopi, sambil menggigit donat atau muffin nya untuk mengisi perut dan agar tidak mengantuk, jalanan nampak sepi, karena jam kantor, tak ada yang beraktifitas di luar, mobil yang Rio kemudikan mulai melewati hutan Ahopsan Fo...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hutan ini lah yang membuat ku selalu bersemangat untuk ke Daegu" Yoona membuka kap mobil guna menikmati suasana dingin nya hutan yang masih turun salju tipis pagi itu.

"Gawat" gumam Rio membuat Yoona menoleh penuh tanya menatap Rio.

"Di belakang adalah mobil SUV yang kemarin" beritahu Rio, Yoona menoleh.

"Kamu yakin?" Tanya Yoona tak percaya.

"Plat nya mungkin berbeda, tapi aku masih ingat itu mobil yang kemarin mengikuti kita" jelas Rio.

"Sebaik nya, kita tutup saja kap mobil nya, perasaan ku tak enak" ujar Rio, dengan tangan gemetar Yoona memencet tombol untuk menutup kap mobil nya, tapi, belum sempat tertutup, tiba-tiba. . .

Dor. . .

Terdengar suara letusan pistol yang membuat Rio dan Yoona spontan terjengkit kaget.

"Menunduk!" Rio meraih kepala belakang Yoona untuk melindungi nya dari tembakan.

Dor. . .

Dor. . .

"Bersembunyilah di bawah sana" perintah Rio mendorong Yoona agar bersembunyi di kolong kaki mobil, Yoona mendongak menatap cemas dan ketakuan pada Rio yang mencoba menghindari tembakan sambil mengemudikan mobil nya, ia terjengkit sekali karena ada peluru yang nyaris mengenai kepala nya.

Yoona menangis, ia tentu ketakutan, dan tak tega melihat Rio yang susah payah berusaha menyelamatkan mereka berdua.


#TBC

MinefieldsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang