Keadaan diluar Rumah Sakit nampak sedikit sepi, seperti tidak ada seorang pun yang memiliki sebuah penyakit atau sesuatu yang memaksa mereka untuk pergi berobatNamun semuanya jauh berbeda ketika kita melihat lebih dalam, awal mula puluhan orang tengah mengantre di loket menunggu giliran mereka, jika melihat lebih dalam lagi semua pekerja yang ada di sana terlepas dari apa yang namanya lenggang atau jam kosong, banyak perawat berlalu-lalang membawa peralatan medis, sementara dokter juga mulai menemui pasien nya untuk memeriksa mereka atau hanya sekedar bertanya apakah keadaan mereka telah lebih baik dari sebelumnya.
"Dokter apa ada waktu sebentar?" Ujar perawat itu setengah cemas, terlihat jelas dari kedua matanya yang bergetar
Dokter tersebut memperlambat langkahnya, berjalan ringan sembari memeriksa daftar kesehatan di buku yang dibawanya "Ya ada yang bisa saya bantu?" Tanya nya diikuti dengan lirikan singkat, pekerjaannya baru saja dimulai sulit baginya untuk tetap bersantai
"Pasien di ruangan 012 membutuhkan pemeriksaan secepatnya"
"Tunggu sebentar.." Dokter ini membetulkan posisi kacamata yang dikenakan nya, tangannya yang sedikit pucat akibat suhu dingin di tempat itu mulai meraba beberapa daftar nama yang akan ditemuinya untuk pemeriksaan "... Pemeriksaan di ruangan itu dijadwalkan sekitar pukul sembilan nanti, apa ada masalah mengenai pasien?" Tanya dokter itu
"Masalah ini sepertinya tidak bisa kami tangani tanpa bantuan anda dokter" Ucapan yang keluar dari mulut perawat ini terdengar lembut tapi terkesan tegas dalam setiap katanya
Mendengar penuturan dari perawat itu tentunya membuat sang dokter menghentikan langkahnya, ia mulai berwajah serius untuk sesaat, matanya memandang jam tangan yang dikenakan nya.
Pekerjaan nya baru saja dimulai, tapi keadaan mendesak membuatnya harus berpikir cermat, menimbang-nimbang apa yang harus dilakukan nya, semua pasien adalah prioritas utama, jaminan hidup mereka adalah hal yang utama.
"Baiklah tunggu saja di sana, ada pasien lansia yang harus saya periksa lebih dulu. Lalukan yang terbaik sampai saya tiba di sana" Ucapnya
Keduanya lalu menunduk singkat sebelum akhirnya melanjutkan langkahnya lagi untuk melakukan pekerjaan yang awalnya tertunda.
-
-
-
"Roséanne Park!"
"Dasar avocado!"
Pemandangan rumit ini tak asing bagi Rosé, ia ingat kembali akan pertemuan itu. Mungkinkah sekarang ia tengah bermimpi atau berhalusinasi karena Rosé dapat melihat jelas dirinya dan juga Suga yang tengah bertengkar tak jauh dari minimarket.
Jika dipikir-pikir lagi, kenapa mereka bisa bertengkar hanya karena masalah kecil yang seharusnya dapat dengan mudah terselesaikan. Melihat itu membuat senyuman singkat yang pucat bagai embun pagi di wajah Rosé mulai merekah, sekarang ia merasa bahwa pertengkaran tersebut bukanlah hal yang buruk, itu terjadi kerena mereka belum saling mengerti dan mengenal satu sama lain.
Awalnya Rosé mengira bahwa Suga itu adalah orang yang angkuh, dingin, dan seseorang yang tidak memiliki sikap baik, ia menilai itu langsung dari penampilan luarnya saja, ditambah lagi Suga yang terkadang blak-blakan mengucapkan kalimat menusuk bagi para pembenci selalu saja jadi topik pembicaraan diberbagai berita.
Namun, karena project kolaborasi membuat mereka menjadi lebih sering menghabiskan waktu bersama, perlahan Rosé dapat melihat diri Suga yang sebenarnya, sisi lain dari seorang yang selalu beraura dingin saat di depan kamera.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Collab Become Love?! Yoonrosé ∆
FanfictionBagaimana jika dua orang idol yang terkenal, ingin collab dan merahasiakannya dari semua fansnya untuk memberikan kejutan. Tapi karena hal itu mereka dikira dating! Hanya fiktif belaka. Summary Snippet adalah setengah rangkuman cerita ini Early stor...