Malam hari telah tiba, sudah seharusnya bagi orang-orang untuk meletakkan tubuhnya di atas tempat tidur, menyerahkan waktu mereka seluruhnya pada bunga tidur yang tidak sepenuhnya menyenangkan, kadang saat terbangun perasaan dipenuhi oleh rasa takut, cemas, juga sedih, semuanya tercampur membuat seluruh waktu dalam satu hari itu menjadi buruk, tapi kadang ada kalanya juga perasaan menjadi senang, hangat dan damai, tergantung pada bunga tidur yang diterima.Namun sepertinya ada orang yang tidak ingin melangkah cepat menemui bunga tidur itu, ia sedari tadi sibuk akan lamunannya, mata tajamnya bagai pedang menatap tanpa berkedip menuju layar beda dengan layar tipis didepannya, tapi di samping itu semua terdapat rasa penasaran besar di matanya, itu terlihat jelas saat jari putih namun kokoh miliknya mulai menekan salah satu tombol di sana.
Sebuah rekaman terputar memperlihatkan seorang wanita, rambutnya sedikit berantakan, langkahnya juga tak karuan, dia berjalan sembari menghentakkan kakinya pada lantai, namun setelahnya dia berbalik dan terdiam seperti menunggu seseorang untuk mengikutinya.
Laki-laki yang ditunggu kemudian menampakkan dirinya, dia sedikit kebingungan melihat ruangan itu, wajahnya tampan sementara kulitnya putih bagaikan salju, sepertinya karena terus kebingungan dia tanpa sadar terus berjalan mendekat pada wanita tadi, mulutnya yang terbuka ingin mengatakan sesuatu tapi wanita dihadapannya sudah lebih dulu berucap.
Wanita ini membuat tanda silang dengan tangannya, lalu mundur beberapa langkah "Kau..! Kau sengaja membuat keributan?!" Matanya menyipit memandang lekat kepada lelaki itu, dalam pandangannya tersirat kekesalan, tetapi matanya memerah lebih menampakkan kekhawatiran.
Orang yang dituduh menautkan alisnya, pada akhirnya ia malah acuh tak acuh akan tuduhan tersebut "Tempat tidurmu bagus, Rosé"
Mendengar itu membuat Rosé menoleh pada tempat tidurnya yang tertata rapi, ia kembali berbalik menatap laki-laki dihadapannya "Tentu, setelah beristirahat aku selalu menyusunnya kembali" Ia tersenyum bangga akan dirinya sendiri, terlihat sedikit menyombongkan diri.
"Oh begitu. Itu juga nyaman untuk ditidurikan?"
"Tidak perlu bertanya, coba saja langsung!"
Rosé mengulurkan tangannya, menarik lelaki itu untuk ikut bersamanya pergi ke tempat tidur hanya agar orang yang bersamanya dapat langsung merasakan apa yang baru saja ditanyakan.
Mereka berbaring bersama, yang satu sudah mulai tersenyum puas, sementara yang satunya lagi masih sibuk akan pikirannya sendiri.
"Bagaimana? Tunggu, ini tidak akan lengkap jika tidak menggunakan selimutnya" Rosé duduk lalu berusaha membetulkan posisi selimut itu agar menutupi dirinya, juga laki-laki yang ada bersamanya "Berbaringlah yang benar, kenapa kau malah terbalik? Kau manusia kan Suga?" Wajah Rosé nampak kusut, ia ingin menunjukkan keunggulan dari tempat tidurnya tapi lelaki disampingnya malah sibuk akan dirinya sendiri.
Suga dengan malas menatap Rosé dengan posisinya yang tetap tengkurap. Kini mereka saling terdiam, hanya suara hewan malam yang terdengar walau samar-samar.
Tok.. tok..
"Rosié kau sudah tidur?"
Keduanya tersentak dari tatapan mereka yang saling bersahutan. Untuk beberapa saat mereka linglung, namun kemudian Rosé melebarkan matanya, ia meringis kebingungan serta sedikit khawatir.
Lalu kedua intens nya kembali menatap Suga yang menggaruk ringan kepalanya, pandangannya berjalan naik menuju rambut berantakan Suga, itu sedikit lucu dan membuatnya tertawa kecil.
Tawanya sirna saat orang dari luar kamar kembali menyerukan namanya. Rosé sedikit menegaskan suaranya tapi suaranya itu terdengar seperti sedang berbisik dan tidak terdengar jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Collab Become Love?! Yoonrosé ∆
Fiksi PenggemarBagaimana jika dua orang idol yang terkenal, ingin collab dan merahasiakannya dari semua fansnya untuk memberikan kejutan. Tapi karena hal itu mereka dikira dating! Hanya fiktif belaka. Summary Snippet adalah setengah rangkuman cerita ini Early stor...