Arimbi berjalan mendekati Prabakesa yang sedang merapikan map yang ada di meja ruang tamu sebelum berangkat kerja. "Bang," panggilnya pelan.
Prabakesa hanya menggumam sebagai tanggapan. Ia masih sibuk merapikan berkas-berkas yang akan ia bawa untuk kerja.
"Bagi duit dong, Bang!"
Prabakesa sontak menoleh memandang Arimbi. "Duit? Kayaknya minggu lalu gue kasih seratus ribu deh," sahut Prabakesa heran.
"Seratus ribu mana cukup buat seminggu Bang," gerutu Arimbi.
Prabekas membulatkan matanya tak percaya. "Emang lo pake buat apa Mbi duit segitu? Boros banget sih."
"Pake buat beli paket data sama bensin motorlah. Mau buat apa lagi?"
"Ngapain beli paket data kalo di rumah ada wifi? Aneh banget sih!"
"Di kampus wifinya jelek. Gak bisa sampe ke semua kelas. Kalo ada tugas buat nyari bahan kuliah aku bingung kalo gak ada paketan," kilah Arimbi beralasan.
"Kalo cuma buat dipake gitu doang kenapa seminggu bisa abis sih? Curiga deh lo pake buat streaming youtube kalo lagi kelas ya?" tanya Prabakesa menuduh.
Arimbi hanya memutar bola matanya malas, tapi sebenarnya apa yang dikatakan Prabakesa memang benar adanya. "Mau ngasih gak sih Bang?" tanyanya mulai tak sabaran.
Akhirnya Prabakesa mengeluarkan dompet dari tasnya dan memberikan selembar uang saratus ribu dari dalam dompetnya. "Harus cukup sampe akhir bulan," ucapnya sebelum memberikan uang itu pada Arimbi.
"Mana bisa? Sekarang aja masih minggu kedua. Emang bensin bisa diganti pake air kencing?" seloroh Arimbi kesal. Tapi tak urung ia mengambil uang yang diserahkan oleh Prabakesa dan memasukkannya ke dalam dompetnya.
"Awas aja ya sampe lu boros!" ancam Prabakesa penuh peringatan.
"Mama, Abang ngomong gue-lu sama Mbi, Ma!" seru Arimbi berteriak memanggil Mamanya.
Tak lama Mama datang dari arah dapur menuju ruang tamu melihat kedua anaknya yang ternyata belum berangkat. "Abang berapa kali Mama bilang. Kalo ngomong sama Adik yang sopan. Jangan pake gue-lu. Kamu kalo mau Mbi sopan sama kamu, kamu juga harus bisa ngomong sopan ke Mbi meskipun dia lebih muda," nasihat Mama.
Arimbi tersenyum penuh kemenangan melihat Mamanya menasihati Prabakesa. Ia bahkan melihat Abangnya hanya mendelikkan matanya kesal memandang Arimbi.
"Maaf Ma, kebiasaan," sahut Prabakesa. "Aku berangkat sekarang deh Ma. Suruh Arimbi jangan boros. Masa duit seratus ribu habis dalam seminggu. Padahal dia juga dapet uang jajan dari Mama sama Papa." Setelah mengatakan itu Prabakesa berpamitan pada Mamanya meninggalkan Arimbi yang sudah ingin mengumpati Prabakesa. Tak lupa senyum licik ia berikan pada Arimbi.
"Kamu juga dong Mbi. Jangan boros terus. Harus bisa ngatur uang yang dikasih Papa sama Abang," ucap Mamanya memandang Arimbi setelah kepergian Prabakesa.
"Iya-iya Ma. Aku berangkat dulu deh, nanti keburu telat masuk kelasnya." Setelah mengatakan itu Arimbi bergegas pamit ke Mamanya dan mulai mengeluarkan sepeda motor matic-nya dari garasi rumah.
Mamanya hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan anak bungsunya itu.
Arimbi mengendarai motor matic kesayangan menuju kampusnya. Waktu tempuh dari rumah menuju kampus kira-kira sekitar lima belas sampai dua puluh menit. Arimbi tinggal di perbatasan Sidoarjo dan Surabaya tapi masih masuk wilayah Sidoarjo. Sedangkan kampusnya berada di kota Surabaya Timur. Belakang rumahnya adalah pabrik-pabrik industri yang sudah masuk wilayah Surabaya. Keluarga Arimbi memang bukanlah asli orang Sidoarjo. Arimbi dan keluarganya merantau ke Sidoarjo dari Jakarta saat dirinya berada dibangku Sekolah Dasar (SD). Saat itu usia Prabakesa sudah masuk jenjang SMP. Perbedaan usia mereka menginjak angka tujuh tahun. Karena Papa yang harus berpindah tempat kerja di Surabaya, akhirnya mereka memutuskan mencari rumah di daerah Sidoarjo yang tidak jauh dari Surabaya. Makanya tidak heran jika Prabakesa masih sering menggunakan 'gue-lo' pada Arimbi meskipun sudah berulang kali ditegur oleh Mamanya. Sebenarnya Arimbi tidak keberatan Kakaknya itu menggunakan 'gue-lo' dengan dirinya. Tapi ia sengaja menggoda Prabakesa karena Kakaknya suka sekali menyebut dirinya boros.

KAMU SEDANG MEMBACA
Remedial [Completed]
ChickLitSiapa yang gak tau tentang Remedial? Pasti sebagian dari kita semua pernah melakukan Remedial semasa sekolah? Bagi Arimbi, remedial bukanlah hal yang asing untuknya. Sudah berulang kali ia melakukan remedial saat duduk di bangku sekolah. Bahkan, sam...