7. Mempermalukan Diri

9.7K 617 38
                                    

Kamu bilang aku bodoh! Sepuluh tahun bukan waktu yang sebentar. Mau bertukar posisi? Sebentar saja!

---•••---

Senyap sesaat Agnia mundur dari tempat berisik itu. Meninggalkan mereka yang masih sibuk menjadi penonton. Meninggalkan Eric dan Nadya yang terdiam kaku.

Helaan napas mulai Nadya hembuskan. Suasana villa milik keluarganya yang tenang. Tempat damai dan dekorasi yang ia hias mewah, ia gadang-gadang akan menjadi pertunangan paling berkesan. Hancur.

Bagaimana nasib mereka sekarang. Semua yang sudah rusak diperbaiki pun tak akan mendapatkan hasil yang sempurna lagi.

Netra Eric teralih, menatap langkah besar calon mertua yang semakin mendekat ke arahnya. Kali ini, kilatan tajam dengan amarah tertera dari bola mata hitam lelaki tegap itu. Jemari yang ia remat, terbentuk buku-bukunya di sana.

PLAK...

Tanpa aba-aba tamparan keras membuat wajah Eric terhempas ke kiri. Darah segar menetes dari hidungnya.

"BUBAR. ACARA SUDAH SELESAI!" Denis mengetatkan rahang dengan napas yang tersengal. Tatapan dan kekesalan berbaur berkecamuk menjadi satu.

"Pa. Tenangin diri Papa dulu," pinta Nadya, namun Denis mengabaikan ucapan sang putri.

"Berani sekali kamu mencoreng arang di wajah saya Eric. Kamu lupa siapa dirimu? Jika saja almarhum kedua orang tua kamu tak mengenal saya. Sekarang ini, mungkin saja kamu telah menjadi seorang gembel!"

Denis menunjuk Eric tepat di wajah. Menelisik dengan semua kegeraman yang berkumpul di dalam pikirannya. "Eric Mahesa, Dokter Spesialis Jantung. Tingkat keberhasilan delapan puluh persen. Cuih! Saya rela membuang uang hanya untuk namamu Eric_"

"Pa," Eric menjatuhkan tubuh lalu mendekap kaki Denis, ia menunduk dengan semua penyesalan dalam dirinya. "Ampuni saya Pa. Tolong ampuni saya."

Buk..

Denis tak bisa berbasa-basi lagi. Tendangan kuat berhasil membuat Eric tersungkur ke tanah. "Selesaikan semuanya hari ini. Atau saya batalkan segalanya. Ingat Eric, jika dalam beberapa hari ini masalah gak kunjung selesai. Kamu akan saya dempak dari rumah sakit!" ancaman Denis bukan main-main, ia memang direktur di sana, tapi pemilik rumah sakit itu, Papanya sendiri.

"Ric, bangun," Nadya mengusap darah yang menetes di hidung Eric, lelaki itu tertegun sangat dahsyat, kadang, ada bagian yang menggelitik jiwanya. Dihina bahkan diancam sesuka hati, tapi ia masih tetap bertahan.

Kenapa?

"Maaf Nona, ponsel anda dari tadi berdering."

Nadya melepaskan Eric dan segera meraih ponselnya. Bukan untuk pertama kali benda pipih itu riuh, tapi sekarang ini, seharusnya tak ada pemberitahuan yang membuatnya ribut. Namun.

"Wanita gila!" pekik Nadya seraya meremas kuat ponsel digenggaman. Netranya teralih. "Dia menghancurkan kamu Ric. Dia menghancurkan kita!" ujar Nadya, ia melempar ponsel itu ke arah Eric yang segera menangkapnya.

Tubuh Eric bergetar. Pancaran marah terlintas di raut wajahnya. "Oke. Aku terima permainanmu, Agnia!"

---•••---

Nadya Arralia Denis. Model sekaligus artis cantik yang terkenal dengan skandal dirinya bersama lelaki kaya raya, hari ini menghebohkan masyarakat. Dia dituding berselingkuh dan merebut paksa kekasih seseorang yang telah menjalani hubungan lebih dari sepuluh tahun. Eric Mahesa, dokter tampan_"

Titik Luka [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang