Happy Reading DILYers...
Ramein kolom komentarnya dong..
♡♡♡
Pagi ini kediaman Dimitri Ainsley terasa berbeda. Lebih hangat dari yang biasanya, meski mentari masih malu untuk menampakan sinarnya.
Di bagian dapur, beberapa koki sibuk membuat menu sarapan. Sedangkan sang pemilik rumah, Dimitri Ainsley sedang sibuk menggelar koran paginya sambil sesekali menyesap kopi panas di cangkirnya.
Berbeda dengan itu, anak bungsu Dimitri Ainsley sedang sibuk mencari kucing kesayangannya yang entah pergi kemana. Pasalnya, beberapa hari ini ia melupakan kucing bermata biru kesayangannya itu.
"Bella, kau dimana? Meooww meeoww.." Martin masih sibuk berjongkok sana sini demi mencari Bella, kucing kesayangannya itu.
Saat di turun dari lantai dua, dia tak sengaja tersandung kakinya sendiri. Alhasil, ia terjembab pada dinginnya lantai marmer. Selain itu, rasanya sangat keras.
"Ah, sial sekali." Umpatnya. Namun naas, umpatannya terdengar sampai ke telinga Dimitri.
"Pagi-pagi sudah mengumpat, tak baik!" Mendengar teguran ayahnya, bukannya takut ia malah semakin mendumel tak jelas.
"Daddy, apa kau melihat Bella?" Mengabaikan teguran ayahnya, Martin malah menanyakan keberadaan Bella.
"Daddy kira kau sudah tidak menginginkannya."
"Daddy..." Martin berjalan menghampiri daddynya dan duduk di seberangnya.
"Jangan bilang daddy membuangnya?" Tudingnya.
"Kau beli saja yang baru!" Ucap enteng Dimitri.
"Ah daddy, benar bukan! Kau membuangnya. Huwaaaaa... mommy... daddy jahat!" Martin berpura-pura menangis. Sejujurnya ia sangat gengsi jika harus menangis sungguhan. Tapi ia benar-benar menyayangi Bella. Sudah dua tahun ia memelihara Bella dan menjadi temannya dikala ia gundah. Maklum sekali, ia selama ini masih sendiri. Dalam artian belum berpacaran.
"Ada apa ini? Kenapa sudah ada drama pagi-pagi!" Mommy Lily datang sambil membawa kue. Kebetulan tadi daddy Dimitri yang memintanya. Katanya ia sedang tidak ingin sarapan buru-buru padi ini.
"Mommy, daddy membuang Bella!" Adu Martin. Ia mencari sekutu untuk melawan daddynya.
"Mana mungkin begitu?" Ucap mommy tak percaya.
Bella kucing yang sangat sulit akrab dengan orang baru. Hanya mommy Lily yang mau membantu merawatnya dikala Martin tak pulang ke rumah. Dengan para pelayan pun kucing itu tak mau menurut.
"Buktinya aku mencari-cari tidak ketemu."
"Cari saja di sekeliling rumah. Pasti ketemu. Kau hanya mencarinya di dalam rumah mana bisa ketemu. Bella kan suka berkeliaran."
"Tapi daddy bilang daddy membuangnya."
"Apa daddy bicara seperti itu son?" Sela daddy Dimitri. Pasalnya ia merasa tidak mengatakan seperti itu. Tapi putra bungsunya malah memfitnahnya. Jelas-jelas ia sejak turun dari kamarnya langsung duduk disini membaca korannya.
"Aduhh, pasti sakit ya.." tiba-tiba dari arah pintu depan terdengar suara Rossie yang semakin mendekat. Entah ia berbicara pada siapa.
"Kita mandi dulu, lalu aku akan mengobati lukamu kucing manis.." mendengar kalimat Rossie, ketiganya pun langsung menoleh ke arah sumber suara.
Saat melihat tiga orang menatapnya, Rossie menjadi kikuk. Apa ia melakukan sesuatu yang salah? Kenapa mereka menatapnya seperti itu.
"Kau apakan Bella?" Teriak Martin melihat Rossie yang ternyata sedang menggendong Bella, kucing kesayangan Martin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy, I Love You
Любовные романыTidak ada jalan yang lurus terus menerus. Sama halnya dengan CINTA. Tidak ada perjuangan yang tidak membuahkan hasil. Sama halnya dengan perjuangan cinta mereka. Cinta beda usia bukan sesuatu yang harus di kritik habis-habisan. Karena pada dasarnya...