Keknya udahan deh manis²nya...
Apa masih mau lanjut beberapa part lg???♡♡♡
"Duh pengantin baru..." seloroh Martin saat melihat kedatangan Xander dan Rossie di kediaman Ainsley.
Xander menatap Martin malas, sedangkan Rossie malah menjadi kikuk. Pasti mereka berpikir bahwa Rossie dan Xander puas dengan malam pertama mereka.
Ya meski tidak terlalu puas, namun Rossie dan Xander menikmati malam pertama mereka. Saling memeluk juga merupakan kehangatan yang nyata bukan? Memiliki kepuasan tersendiri.
"Daddy akan miskin kalau terus taruhan dengan buaya." Xander menghampiri keduanya yang sedang bermain domino. Tak lupa ia menyuruh Rossie duduk di sebelahnya.
Xander sudah tau akal-akalan Martin. Ia pasti meminta taruhan barang-barang yang harganya lebih dari puluhan juta dollar.
"Tenang saja. Kemarin yacht daddy masih aman. Sepertinya akan daddy berikan untuk Rossie." Ucap daddy Dimitri dengan smirknya.
"No daddy!" Tolak Xander cepat.
"Kenapa kau yang menolak? Daddy tidak memberikannya untukmu. Daddy memberikannya pada istrimu."
"No daddy. Tidak jika itu tidak baru. Aku dan Rossie tidak akan menerimanya! Iya kan sweety?"
Plak
Martin melakukan kekerasan. Ia menggeplak kepala Xander dengan kipas milik mommynya yang entah mengapa ada di sana. "Dasar mata keranjang. Beli sendiri, uangmu kan banyak!"
"Heh bocah kecil, iri? Bilang dong.."
"Huh, buat apa iri? Aku bisa minta semuanya sama daddy. Wleeee.." Martin mengejek Xander.
Sebenarnya mereka sering sekali berdebat hal-hal tak penting seperti ini. Jika berurusan dengan uang, tidak masalah bagi Ainsley. Apapun bisa mereka miliki. Namun bertengkar memiliki kesenangan tersendiri. Selain mencairkan suasana, juga menambah keakraban sesama saudara.
"Daddy tidak akan menuruti permintaanmu lagi anak kecil. Sekarang daddy sudah punya anak perempuan. Jadi prioritasnya sudah bukan kamu lagi." Daddy Dimitri menyela diantara keduanya.
"Kasihan!" Cibir Xander disertai kekehan. Ia lalu bangkit dan mengajak Rossie masuk ke dalam kediaman Ainsley setelah merasa puas meledek adik bungsunya.
Sebenarnya Xander ingin mereka tinggal berdua di penthouse. Namun karena beberapa hari lagi ia harus mengurus proyek pembangunan resort di Kuba, jadi ia lebih baik meninggalkan Rossie bersama orang tuanya.
Hal ini pula yang akan ia bicarakan nanti dengan istri kecilnya. Mengingat ia belum memberitahu kepergiannya yang tiba-tiba. Semalam saja malam pertamanya gagal, apalagi membicarakan hal ini, sudah pasti bukan waktu yang tepat.
"Aku ke dapur dulu, ambil air." Kata Rossie saat mereka sudah berada di ruang santai. Xander mengangguk lalu berjalan ke arah sofa dan mendudukkan pantatnya di sana sembari memijit pelipisnya.
"Rossie?" Mommy Lily terkejut mendapati menantunya berada di rumahnya. Bukannya ia tidak senang, hanya ia kira mereka akan langsung tinggal di penthouse Xander. Tapi justru mereka langsung ke rumahnya.
"Iya mom. Mommy sedang apa?" Tanya Rossie masih di ambang dapur.
"Oh ini, mommy sedang membuat kue jahe. Daddy yang minta. Kau butuh apa? Biar mommy carikan?"
"Mau ambil minum mom. Sekalian mau di bawa ke kamar."
"Biar mommy bantu sayang, kau jangan terlalu lelah." Mommy Lily mencegah Rossie yang akan membuka pintu lemari pendingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy, I Love You
RomanceTidak ada jalan yang lurus terus menerus. Sama halnya dengan CINTA. Tidak ada perjuangan yang tidak membuahkan hasil. Sama halnya dengan perjuangan cinta mereka. Cinta beda usia bukan sesuatu yang harus di kritik habis-habisan. Karena pada dasarnya...