PIYORIN's
Mungkin tidak perlu kujelaskan panjang lebar tentang perjalanan kami beramai-ramai ke atap sekolah, mencari 'pintu' yang menghubungkan bangunan utama dan bangunan cadangan, melafalkan mantra bersama-sama dan WALA!
Ternyata benar dugaan Kayaka, bahwa bangunan utama memang terbuka.
Kulihat ada lumayan banyak orang yang sudah berpikir lebih cepat dan memutuskan untuk kemari sebelum kami. Padahal biasanya Vampix hanya membuka bangunan utama setelah sore, agar kami bisa rapat sebelum berpatroli. Jadwal kami memang sangat padat.
"Kalau begitu sekarang kita akan mencari di satu persatu pintu," sahut Yanda (Vampix), seperti biasa, suka memberikan perintah seenaknya.
Ajaibnya, kami semua mengangguk, terpaksa menurut karena hari sudah sore dan waktunya akan segera berakhir.
Kami bersepuluh, masing-masing mencari pintu kosong yang belum terbuka. Aku juga tidak terlalu ingat detailnya, tapi Invi (Hize) lebih dulu ke ruangan paling tinggi untuk memeriksa Milky Way, sementara sembilan orang lainnya masing-masing memeriksa satu kelas.
Aku tidak sengaja memeriksa di kelas Neptunus, memperhatikan satu persatu orang yang telah berkumpul bersama rantai mereka. Beberapa laki-laki tampak antusias melihat kedatanganku--atau mungkin bisa kubilang kedatangan Vampix--tetapi tidak ada yang antusias seheboh ketika kami menemukan tubuhku yang ternyata menghilang dengan sangat cepat.
Haruskah aku menanyakan satu persatu orang yang ada di ruangan ini untuk bertanya apakah mereka melihat tubuhku?
Jadi, bagaimana cara mempertanyakannya? Apakah kau bertemu dengan Piya? Tapi Piya ada di depan mereka.
Usai berkeliling dan tidak menemukan adanya tanda-tanda keberadaan tubuhku atau tubuh Kayato, aku pun memutuskan untuk keluar dari kelas. Di lorong, aku tidak sengaja berpapasan dengan tubuh Sonic (Kayaka) yang baru saja keluar dari kelas Saturnus.
"Tidak ada tubuhmu di Uranus, atau tubuh Kak Kayato, atau tubuh Tazu," lapornya.
"Terlalu banyak informasi." Aku mengibas-ngibaskan tangan, menandakan bahwa informasi terakhir tidak terlalu diperlukan, meski sebenarnya aku masih diselimuti rasa penasaran.
"Bagaimana kalau kata Vampix benar?" tanya Sonic (Kayaka).
Aku langsung memincingkan mata, "Apa? Kau juga berspekulasi bahwa aku ingin melihat Tazu?" tanyaku.
"EH? Bukan, bukan itu. Bagaimana kalau orang yang memasuki tubuhmu benar-benar menggunakan Change Power?" tanya Sonic (Kayaka).
Aku refleks mengelus dagu. Bentuknya berbeda dengan daguku dan membuatku langsung menurunkan tangan. Sejujurnya aku benar-benar geli membayangkan bahwa aku memainkan dagu Vampix. Hiiihhh!
"Tapi Change Power sangat sulit digunakan," ucapku.
"Apakah keherananmu belum cukup? Padahal kau ada di tubuhku." Yanda (Vampix) entah datang dari mana dan menatapku dengan kening berkerut. Tampaknya ia memeriksa Saturnus tadi. "Itu artinya orang yang memasuki tubuhmu adalah salah satu orang yang berhasil menyelesaikan rehabilitasinya. Ia mampu menggunakan kekuatanmu dengan sangat baik."
"Kira-kira siapa laki-laki yang sudah menyelesaikan rehabilitasi dan mampu mengendalikan kekuatannya dengan benar?" tanya Sonic (Kayaka).
Yanda (Vampix) tiba-tiba tersenyum misterius. Harus kuakui dengan segenap hati, dia benar-benar cantik! Itu curang!
"Aku punya beberapa list nama yang kucurigai adalah orang yang merasuki Piya, tetapi karena belum pasti, sebaiknya aku tidak langsung berspekulasi sebelum tebakanku terbukti," ucap Yanda (Vampix).
Apa-apaan dia? Di saat-saat seperti ini masih sok misterius.
"Apakah kalian menemukan Piya atau Kato?"
Rombongan orang yang memeriksa dari Merkurius sampai Jupiter pun akhirnya datang. Aku memperhatikan satu persatu wajah sambil berusaha mencerna siapa yang ada di dalam tubuh mereka, dan kudapati tidak ada Invi (Hize) dan Kazie (Light) di antara mereka. Invi (Hize) ada di bangunan tertinggi dan belum ada kabar terbaru darinya, sementara Kazie (Light) kemungkinan ia masih di kelas Pluto.
"Apa dia berencana mencuri tubuh Yaka?" tuduh Raia (Kayato) dengan wajah yang amat cemberut. Selama mengenalnya, aku tidak pernah melihat ekspresi sekecut itu dari seorang Raia.
"Tolong, jangan berlebihan. Light pasti masih menelusuri Pluto." Sonic (Kayaka) bergumam, kemudian mengambil langkah paling awal untuk melangkah dan kemudian disusul Raia (Kayato) yang berusaha membujuknya, sementara yang lain saling menengok satu sama lain.
"Hei, apakah mereka tidak tahu?" tanya Light (Yanda) kepadaku.
"Tentang apa?" tanyaku balik, benar-benar heran.
"Pluto itu planet terbuang yang paling gelap, dan katanya angker," ucap Aquane (Rainna) mendramatisir.
Aku merinding batin, karena nyatanya tubuh Vampix tidak merinding semudah itu.
"Itu hanya rumor. Ayo, kita ke sana," ajak Rainna (Sonic) dengan tenang. Sejujurnya, aku sendiri pun belum cukup terbiasa untuk melihat Rainna yang sekalem dan seanggun itu.
Kami semua pun akhirnya mengikuti Raia (Kayato) dan Sonic (Kayato) yang entah mengapa hanya diam di depan pintu, tidak masuk ke dalam ruangan kelas, seperti tengah memperhatikan sesuatu.
"Ada apa?" tanya Ryoka (Aquane) yang kemudian dibalas suara desisan dari Raia (Kayato) yang meminta semua orang untuk diam.
Sebetulnya, aku tidak akan bisa melihat keadaan di dalam ruangan kelas seandainya aku berada di tubuh asliku. Bisa dibilang tinggi badan Vampix adalah satu-satunya hal yang bisa kusyukuri. Oh, dan kepekaan yang sebenarnya tidak kurasakan berefek sama sekali.
Kayaka (Light) benar-benar ada di dalam ruangan itu, sendirian. Berbeda dengan kelas-kelas yang kulewati sedaritadi, hanya kelas Pluto yang benar-benar kosong tanpa ada satupun rombongan—kecuali kami. Aku tidak pernah mendengar rumor tentang keangkeran Pluto, tetapi Raia yang ada di tubuh Hize sama sekali tidak membantah. Jangan lupa, Pluto adalah kelas Raia. Oke, aku merinding batin lagi.
Ketika aku memperhatikan Kayaka (Light) di sana selama beberapa saat, barulah aku sadar apa yang membuat dua kakak-adik ini memutuskan untuk diam mengobservasi.
Dia berbicara sendirian!
"Kenapa kau hanya diam? Apakah pertanyaanku terlalu sulit? Aku hanya bertanya apakah kau adalah Invi atau bukan," ucap Kayaka (Light) seorang diri pada sesuatu di tengah ruangan.
Aku memejamkan mataku sejenak, mencari tubuh Kayato dan kembali menemukan pemandangan dimana tubuh Kayato ada di dalam kelas dengan tubuh Kayaka.
Wah! Gila! Mengapa tidak pernah ada yang bilang padaku bahwa kelelawar bisa melihat hantu?!
"Sebenarnya, semua hewan bisa melihatnya," ucap Yanda (Vampix) seolah bisa membaca pikiranku.
"Sebentar, sebentar. Kazie, kau bisa melihat hantu?" tanya Aquane (Rainna) dengan tatapan syok.
"Yaka memang kadang-kadang bisa melihatnya, bahkan sebelum ada fenomena itu," jelas Kayato.
Beberapa saat setelah berbicara sendirian, Kayaka (Light) akhirnya menyadari keberadaan kami berdelapan. "Hei! Kita butuh In—Hize yang bisa membaca pikiran. Orang ini tidak mau menjawab pertanyaanku."
Yanda (Vampix) menoleh ke satu persatu di antara kami, "Sekarang, siapa yang mau memberitahunya?"
***TBC***
KIRA-KIRA CERITA INI KELARNYA PAS HALLOWEEN TAHUN BERAPA YA WKWKWKKWKWK
Cindyana
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sorcery : HIDE and SEEK [Telah Diterbitkan]
FantasyHalloween tahun ini datang lagi! Permainan yang diberikan oleh Trax dan Odione sebelum pesta halloween malam nanti adalah Hide and Seek. Tapi, bagaimana kalau tantangan itu justru malah membuat masalah baru? *** ©2018 Halloween, Cindyana H