PIYORIN's
Tengah menunggu siapapun yang harus menemukan kami, Yanda (Vampix) berbicara dengan Light (Yanda).
Terlalu seru untuk dihentikan, sehingga aku harus berpura-pura menjadi transparan—dan sesungguhnya aku memang mengharapkan keajaiban itu terjadi.
"Kau ringan sekali," ucap Yanda (Vampix).
Entahlah aku harus mendengarkan itu sampai berapa kali.
"Aku tidak termasuk ringan, kok. Beratku empat puluh lima," gumam Light (Yanda). "Kalau beratmu berapa?" tanyanya kepadaku.
"Empat puluh dua," balasku malas.
"Tuh, kan. Piya lebih kurus," ucap Light (Yanda) kepada Yanda (Vampix).
Yanda (Vampix) memutar bola matanya tanpa memudarkan senyumnya, membuatnya tampak terang-terangan seperti sedang meremehkan, "Ya, jangan bandingkan dengan Piya. Dia kan memang kurus."
Baru saja hendak membalas ucapan Yanda (Vampix) yang menyakitkan, Kayaka tiba-tiba saja melangkah mendekat ke meja kami.
Aku bersumpah, aku hampir saja menerjangnya kalau saja aku tidak ingat bahwa dia adalah Light saat ini. Dan tentu saja, kalau aku melakukan hal bodoh itu, Yanda benar-benar akan membunuhku.
"Kukira kau kemana," ucap Kayaka (Light) sambil menghela napas. "Aku menemukan orang lain."
"Berita baiknya, aku juga menemukan orang lain," jawab Light (Yanda) dengan senang.
Kayaka (Light) melirik ke arahku dan Yanda (Vampix), "Kalian siapa?"
"Itu Piya dan aku Vampix," jelas Yanda (Vampix). "Kau menemukan siapa?"
"Aku menemukan Kazie di tubuh Sonic."
Saat melihat kedatangan Sonic yang katanya adalah Kayaka, kepalaku mulai pusing untuk menghafal siapa yang sedang menjadi siapa dan apa yang harus kulakukan agar aku bisa mengingatnya dengan benar.
"Ada yang punya kertas?"
Sonic (Kayaka) menatapku dengan waswas. Iya, aku tidak bercanda. Dia menatapku seperti itu, sahabat baikku. Aku tidak akan pernah melupakan jasa Vampix karena telah bersikap menyebalkan sampai-sampai Kayaka merasa harus berhati-hati dengan lelaki ini.
Beberapa saat kemudian, dia memberikanku selembar kertas dan pena. Aku, tanpa berbasa-basi langsung menuliskan nama-nama kami di atas kertas itu.
Alasannya jelas. Pertama, aku merasa bahwa aku tidak akan bisa menghafal satu persatu orang yang muncul di depanku dan mengaku sebagai A, B, C, sampai Z.
Kedua, aku merasa waktu terbuang cukup banyak hanya untuk mengenalkan aku adalah A, B adalah C, sampai Z (serius, bahkan aku sampai malas berbicara karena terlalu sering mengatakan hal yang sama).
Ketiga, ini akan mempermudah kami menemukan rantai hide and seek kami.
"Oh. Kau Piya?" Sonic (Kayaka) menatapku senang. "Kebetulan darimana kita bisa satu rantai?"
"Ya, kalau ada yang berkehendak, semuanya bisa saja terjadi," ucap Yanda (Vampix) dengan begitu menyebalkannya.
Aku ingin melemparinya dengan kertas yang baru saja kutulis, seandainya aku tidak lupa bahwa kertas itu lebih penting daripada melempari wajah cantik Yanda dengan ini.
Tak sengaja, aku menangkap Kayaka (Light) menatap ke arah Light (Yanda) lekat-lekat, sebelum akhirnya menghela napas panjang.
"Benar-benar tidak ada apa-apa," gumamnya.
... Kutebak, Light sedang membaca reaksi Kayaka saat menatap dirinya.
Malang sekali.
"Apanya?" tanya Sonic (Kayaka) sambil memiringkan kepala.
"Tidak. Eh, bukan. Bukan apa-apa!" balas Kayaka (Light) dengan cepat.
Cafeteria pun mulai sepi pengunjung karena jam makan siang memang telah berakhir. Wajar saja mereka semua mulai berhamburan pergi. Babak kedua baru saja akan dimulai, kami semua menyadari hal itu saat tiba-tiba saja suara loudspeaker terdengar lagi.
"Selamat siang, semuanya. Semoga makan siang kalian menyenangkan. Babak kedua akan segera dimulai."
"Wah, ternyata mereka masih berani mengeluarkan suara," ucap Kayaka (Light), mengerutkan keningnya—dia memang sering melakukan itu, jadi aku tidak terlalu terkejut.
"Ah, ya, mereka memang senang mengobservasi reaksi anak-anak remaja. Kurasa mereka memang psycho," komentar Yanda (Vampix).
Jumlah kami saat ini ada berlima; Vampix, Yanda, Light, Kayaka, dan aku.
Setelah dipikir-pikir, aku akan menjadi pajangan abadi, kalau aku tidak segera menemukan Sonic yang asli atau tubuhku!
"Di babak kedua, kalian akan diberi kemudahan."
"Mungkin mereka akan mengizinkan kita menggunakan ponsel. Coba cek jaringan di ponsel kalian," ucap Light (Yanda).
Ya, sebelumnya aku memang telah memeriksanya. Entah sihir apa yang digunakan oleh dua bersaudara itu, sampai-sampai semua sinyal yang ada di area Gakuen Sora lenyap begitu saja.
Dan hasilnya, masih ada tulisan No Signal di sana.
"Sepertinya kita tetap tidak boleh menggunakan ponsel kita," ucap Sonic (Kayaka) sambil menutup ponsel yang kenyataannya adalah milik Sonic. Sepertinya Sonic tidak memberikan password di ponselnya.
"Lalu kemudahan apa yang mereka maksud?" tanya Kayaka (Light) entah kepada siapa, karena jawabannya jelas, tidak akan ada siapapun dari kami berlima yang tahu jawabannya.
Seolah mendengarkan pertanyaan dari Kayaka (Light) atau mungkin juga dari batin kami dan seluruh siswa-siswi di akademi, Odione menjawab dari loudspeaker.
"Di babak kedua, kalian semua diizinkan menggunakan kekuatan. Selamat bermain."
Kami berlima saling bertatapan horor.
Jelaskan dengan lengkap dan jelas, kemudahan macam apa ini?!
***TBC***
Tolong jangan terror akun ini, atau cerita ini, atau terror update ke akun utamaku. Atau ke line-ku. Atau ke DM instagram. Atau ke PM Wattpad.
TERROR akan aku anggap sebagai permintaan kalian untuk MENGHAPUS cerita ini.
Aku memang agak sensi belakangan ini. Huhu. Ada komen yang pake tanda seru banyak-banyak, pengin komen tapi kutahan dengan sepenuh hati.
Tapi aku beneran kayak ... Uh ... Pengin nabooookk ///angkat sirip////
Dan kata siapa kalau cerita ini harus jadi prioritas karena ini tentang Piya? Enggak, tuh.
Justru, aku naro di akun Dyana karena aku nulis ini for fun.
Dan tolong ngerti aku. Cerita ini ga akan tamat di tanggal 31. Ya, pasti ga akan tamat di tanggal segitu. Aku lagi UTS dan lagi sibuk-sibuknya urus TLM karena dia bakal terbit bulan depan.
Mohon banget, dimaklumi.
Aku sayang kalian. Beneran. Walau kesannya aku kayak marah-marah di sini. ///menulis ini dengan muka polos dan ngantuk berat////
Cindyana
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sorcery : HIDE and SEEK [Telah Diterbitkan]
FantasiaHalloween tahun ini datang lagi! Permainan yang diberikan oleh Trax dan Odione sebelum pesta halloween malam nanti adalah Hide and Seek. Tapi, bagaimana kalau tantangan itu justru malah membuat masalah baru? *** ©2018 Halloween, Cindyana H