3

5K 1K 148
                                    

PIYORIN's

Kami semua tahu ada pesta halloween malam ini, kami semua tentu saja tidak ingin melewatkannya.

Aku sudah menyiapkan kostum Red Riding Hood untuk malam ini dan tidak mungkin Vampix yang memakainya, kan?!

Hari ini benar-benar akan sia-sia kalau kami sudah menghiasnya senekat itu.

Dan jangan lupa, katanya ini baru babak pertama. Masih ada anak-anak babak yang menunggu untuk diumumkan, saat waktunya tiba.

Dan aku baru menemukan satu orang, entah berapa banyak orang yang harus kami cari.

"Nah, firasatmu bilang, tubuhmu ada di mana?" tanya Yanda (Vampix) seenaknya, seolah aku langsung bisa mengetahui di mana tubuh asliku berada.

Aku menghela napas kasar, "Mana kutahu. Kalau aku tahu, aku sudah ke sana."

"Kau punya firasat yang payah. Tadi aku langsung bisa menemukan badan asliku dengan cepat," ujarnya sombong.

Aku memutuskan untuk mengabaikannya, aku memang terkadang mengabaikan ucapan Yanda yang asli jika dia mengucapkan hal yang tidak berfaedah.

Kali ini aku mengabaikannya karena dia adalah Vampix alias orang yang paling mengesalkan di akademi.

Dia juga tidak protes dengan keputusan bijakku untuk mengabaikannya.

"Wah, bahkan saat menjadi orang lain Yanda dan Vampix tetap bersama," bisik seorang lelaki ke teman lelaki yang lain.

Oke, aku akan menganggap itu lucu karena mereka terlihat seperti para lelaki yang haus akan gosip-gosip.

Yanda (Vampix) yang mendengar itu malah melangkah dengan hati yang bangga--ya, bisa dilihat bagaimana dia mengangkat dagu Yanda tinggi-tinggi (sangat bangga) dengan kenyataan bahwa Yanda selalu tampak berada di sebelah Vampix dan begitu pula sebaliknya.

Sungguh pemandangan yang lucu untuk disaksikan. Selain itu, semua hal yang mungkin terjadi berubah begitu saja.

Aku mendapatkan fakta bahwa perempuan akan menjadi laki-laki dan begitu pula sebaliknya. Aku hanya berharap tidak ada yang menggunakan kesempatan itu untuk berbuat hal aneh, meskipun Trax dan Odione telah menjanjikan hukuman yang sangat berat untuk pelanggarnya.

Entah hanya isu atau memang itulah yang terjadi, tetapi tadi aku sempat mendengar bahwa orang-orang yang berbuat aneh untuk keuntungannya akan dikutuk! Ya, dikutuk! Bukan kata kiasan belaka, karena tubuh mereka akan menjadi kaku dan mati rasa selama beberapa jam. Walaupun mereka melakukannya secara sengaja atau tidak sengaja.

Aku memperhatikan jari tanganku—ralat, jari tangan Vampix—yang lebih lebar daripada ukuran telapak tanganku yang biasanya.

"Mengapa mereka mengunci kekuatan kita?"

"Apa kau berpikir untuk menggunakan kekuatanku?" tanya Yanda (Vampix) dengan nada tersinis yang pernah kudengar.

"Niatku hanya ingin menggunakan sayap kelelawarnya," jawabku dengan agak kesal.

"Aku saja belum bisa mengendalikan kekuatanku, apalagi kau."

"Kalau hanya mengendalikan sayap, aku sudah sangat biasa dengan itu," ucapku menyombongkan diri.

"Dan bersamaan dengan keluarnya sayapku, kekuatan yang lain juga akan ikut keluar. Pokoknya, kalau aku bilang kau tidak bisa, itu berarti kau memang tidak akan bisa," sahut Yanda (Vampix) keras kepala.

Aku membalas tatapan sinisnya dengan nada mengejek, "Informasi buatmu, aku jauh lebih hebat dalam mengendalikan kekuatan."

"Itu hanya pendapatmu pribadi," balas Yanda (Vampix) sambil bersidekap tangan.

"Heh. Buktinya, aku bisa mengendalikan wings maker, changes power dan juga rainbow stone dengan sangat anggun."

Yanda (Vampix) memperlihatkan wajah kesalnya, "Hei, jangan mengatakan 'anggun' di tubuhku!"

"Anggun, anggun, anggun, anggun, ang—"

"Apa yang kau katakan?!" Yanda (Vampix) nyaris membekap mulutku, tetapi dia tidak bisa melakukannya karena aku—Vampix—lebih tinggi darinya. Mengelaknya menjadi hal yang mudah.

"Kau bertanya 'apa'?" tanyaku menantangnya. "Aku bilang, anggu—"

"Baik, aku minta maaf." Yanda (Vampix) akhirnya mengakui kekalahannya, membuatku mengangguk-angguk dengan puas.

"Oke, dimaafkan."

Sementara aku menertawakan segala kelebihan yang kudapatkan sekarang, Yanda di sampingku menatapku garang, seolah mengatakan bahwa aku belum memenangkan apapun.

Selanjutnya, kami melupakan fakta itu dan kembali dalam permainan petak umpet yang entah akan berakhir sampai kapan.

***TBC***

Karena aku sedang baik hati dan tidak sombong, aku up satu chapter lagi untuk hari ini.

INGAT! JANGAN ADA YANG TERROR UPDATE DI SINI, OKE?

Biarkan saja cuma akun Prythalize yang kena terror. Dyana jangan /insert emot nangis/ 😭

See you tomorrow!

Cindyana H

The Sorcery : HIDE and SEEK [Telah Diterbitkan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang