Aku, si perindu yang tak kenal mengeluh.
Aku, selalu menunggu kabar baik mu.
Aku, yang tak pernah menjauh darimu.
Dan untuk hari ini, aku sudah tidak bisa menahan rindu. Meski tidak memungkinkan untuk sebuah pertemuan, tapi aku sudah melepas rindu walaupun tidak bertamu, aku hanya mampu melihat mu dari kejauhan.Senang, aku tersenyum saat melewati rumah mu. Ternyata semuanya masih sama seperti awal aku singgah, tak ku lihat perbedaan disana, masih dengan CCTV yang kala itu kamu ceritakan, masih dengan tembok hijau kesejukan. Maaf, aku hanya bisa melewati, lain waktu bila semesta mengizinkan untuk bertemu, aku akan kembali melewati rumah mu untuk bertamu.
Rindu selalu punya jalannya sendiri, ya.
Saat tidak bisa bertemu, aku masih bisa mengobati rasa rindu, dengan melewati rumah mu, selepas dari itu aku tersenyum.Semesta, bolehkah aku mengulang sekali lagi?
Bolehkah aku menjadi satu-satunya yang dia cinta, lagi?
Bolehkah aku mencintai dia sekali lagi?
Maaf, aku egois untuk selalu meminta dia lagi.Aku tahu, kini dia telah bersama orang lain, seseorang yang mampu membuat dia bahagia. Aku tahu, semua telah berbeda, hanya saja perasaanku yang tak pernah berbeda. Sama.
Ternyata, rumah yang selalu ku tuju hanya kamu. Karena sejauh apapun aku berusaha untuk melupa, pada akhirnya aku kembali pada rumah yang selalu aku tuju.
Karena aku pernah sembuh, lalu kembali kambuh. Dan hanya kamu yang ku tunggu.
Maaf, aku sedang menunggu ketidakpastian. Aku serahkan pada semesta, aku yakin semesta selalu punya cara untuk membuat aku kembali pulih dari masalalu.
Semesta, aku tunggu kabar baikmu, aku ingin kesempatan sekali lagi, ya?
KAMU SEDANG MEMBACA
KISAHKU
Fiksi RemajaTerkadang kemauan tidak selalu terpenuhi, Karena apa yang kita mau tidak selalu ada, Begitupun dengan hidup, Bila kau tak suka, tak perlu mengeluh. Hadapi,Resapi,Pahami Makna disetiap perjalanan. Waktu terus berjalan, Jika kau berhenti, waktu akan...