- 02

451 87 9
                                    

five years later

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

five years later.

sam memperhatikan kyle terus menerus dihadapannya, dengan paduan sinar matahari tepat terpantul pada wajah manis kyle, seakan akan memang dia pemandangan paling menarik siang hari nan panas ini.

kepekaan manusia tau saat ia ditatap lekat lekat dengan seseorang, seperti kyle sekarang balik menatap manik indah sam. 

"sibuk banget lagi ngapain?" sam melipat kedua tangan dengan infus disalah satunya dan sedikit mencodongkan tubuhnya agar kyle tau ia tertarik untuk berbicara dengannya.

"belajar, bentar lagi kelulusan" semenjak memasuki usia ganjil yaitu 15 tahun sedangkan sam masih beranjak 14 tahun. "dapet nilai jelek pun kamu bakal tetep lulus" 

walau tau jawabannya sam tetap memaksa kyle agar tak terlalu fokus pada buku sedangkan ia yang jelas jelas dihadapannya terabaikan begitu saja seperti cake yang baru ia bawa dari luar. sam mengambil garpu dan mangambil cream diatasnya, dengan jiwa penuh perhatiannya menyodorkan tepat dihadapan bibir mungil kyle.

kyle melahapnya, wajah manisnya mendelik merasa tak ada kue didalamnya, "sam doang yang gak suka liat aku belajar" 

"buku gak bakal nanyain kamu udah makan belum, tidur jam berapa semalem. ketara kan siapa yang lebih gak suka kamu"

"lho kamu beneran gak suka sama aku?"

"suka cuman segini" kedua tangan sam membentuk bulatan kecil didepan dadanya. "sedangkan cinta itu segini" bulatan yang ia buat dengan kedua tangannya membesar, "pikir aja aku sebatas suka atau udah cinta sama kamu" melihat wajah memerah dari kyle salah satu hobbynya selama ini, sam pura pura meminum air agar kyle tak terlalu merasa malu dan berujung pergi dari sini.

"iya aku juga cinta sama sam, danny yang bukan kakak kamu aja segitu bucinnya apalagi aku yang kakak kamu" 

sam terkekeh, kepala yang sejak awal berdiri tegak perlahan menurun menatap kakinya sendiri sembari tersenyum, tersenyum melihat takdirnya begitu pantas ditertawakan.

"kamu udah nentuin masuk sekolah mana?" 

"sekolah daddy, travis dan justin juga lagi berusaha buat masuk sekolah yang sama kayak aku"

"enaknya" kedua mata bulat itu melirik kehadapan sam, melihat paras tampan dari adiknya yang bisa bisanya selalu dibilang bahwa ia saudara yang paling tua. dari samping, hatinya mencelos melihat kedua mata kelam yang terpancar terang dari adiknya. apa semua orang tertipu dengan senyum tampannya? hingga tak menyadari tatapan gelap dan kosong bagai lautan indah tanpa air.

"gimana kalo sam? kamu gak mau nyoba sekolah? gak bosen home schooling?" pertanyaan berjejer dari kyle tak membuat sam marah atau kesal, ia tersenyum dan senyumnya semakin lebar melihat kyle menyampingkan bukunya begitu saja.

"enggak, jadinya ngerepotin teman kelas sedangkan disini memang tugas dokter untuk ngurus aku" wajah kyle sangat tak suka dengan jawaban yang keluar dari mulut sam.

✓aurora, dodam Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang