mimpi buruk dan indah suka berseteru siapa yang akan mendominasi malam ini, tapi kekuatan mimpi buruk dengan khayalan yang sungguh buruk hingga terkejut saat bangun, khayalannya melebihi sutradara film horror.
apalagi khayalan itu berada pada otak anak berumur lima tahun, hingga ia menangis kecil. mengambil bantal guling dan berjalan mengendap endap memasuki kamar orang tuanya.
kepekaan tinggi, baru ia membuka pintu sedikit dan penerangan dari luar tepat mengenai orang tuanya yang sedang tertidur hingga ibunya terusik dan terkejut dengan penampakan putranya diantara pintu.
"sam? ada apa"
tanpa menjawab, langkah kecilnya terus melangkah hingga naik dan memeluk leher ibunya begitu erat, enggan melepasnya seakan itu akan terbang bagai buih yang enggan kembali.
"kamu mimpi buruk lagi? udah ya jangan nangis"
tangan mulus dan lembut ibunya bagai alkohol yang memabukan kepala hingga ia ingin kembali tidur rasanya namun mimpi buruk itu terus meremat pikirannya.
" loh sam? belum tidur, udah jam berapa ini" bayangan lelaki gagah itu menutupi sinar tepat ia berdiri di pintu, hingga putranya menoleh dengan air mata yang sudah membanjiri wajahnya, ia berlari beralih pada ayahnya.
ayahnya pula terkejut dan sudah menebak apa yang terjadi, ia mengangkat anaknya kedalam gendongannya dan sama halnya dengan ibunda ia mengusap surai putranya lembut.
"kamu mau tau cara ngusir mimpi buruk?" putranya dengan wajah sedihnya mengangguk. tentu ayahnya tersenyum dan membawa putranya pergi dari sana, disusul ibunya.
sampai kedua matanya menangkap piano ditengah tengah ruangan, ayahnya duduk dan menempatkannya disampingnya tepat dihadapan piano. wajahnya sudah tak sedih namun penasaran bagaimana memainkannya.
kedua bola matanya takjub melihat ayahnya dengan lihai menekan tuts piano, alunanya indah seakan menyuruhnya agar tidur dengan mimpi indah yang mendekapnya.
"liszt- Liebestraum No. 3"
gumamnya, hingga ia menoleh kearah anaknya yang memperhatikan piano yang sudah menarik perhatiannya. tangan mungilnya teralih menekan tuts berwarna putih awalnya hanya penasarn sampai hingga jemarinya dengan lihai menekannya dengan alunan yang berbeda tentu orang tuanya dibelakang terkejut perihal mereka belum pernah mengajarinya.
setelah jari jemarinya selesai menekan tuts, wajahnya menoleh dengan cengiran polos kepada orang tuanya. dan itu membuat mereka terkekeh.
"siapa yang ngajarin kamu hm?"
bocah itu menggeleng pelan. "engga tau" kedua orang tuanya saling bersitatap beberapa detik sebelum kembali menatapnya.
"sekarang tidur ya" putranya menggeleng kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
✓aurora, dodam
Short Storysalah satu hal tersulit dalam hidup adalah membuat pilihan, merelakan dan bertahan. walau dalam konteks yang berbeda, karena dalam permasalahannya mau ia bertahan atau merelakan, kyle tetap akan menangis. jadi apa yang harus ia pilih? ❝ aku pangera...