Langkah Reza terhenti saat baru beberapa langkah memasuki kantornya. Rasa kesalnya mulai datang saat melihat seorang gadis sedang menunggunya. Tapi, ia berusaha tak menunjukkannya dan memilih untuk mengikuti permainan.Ella sudah duduk di sofa tamu, sedangkan Bara, berdiri tak jauh darinya.
Melihat kedatangan Reza, Bara membungkukkan badannya singkat dan mengambil jarak dengan Ella.
Gadis itu tersenyum melihat saudara iparnya. Ia lalu menonaktifkan ponsel dan bangkit untuk menyambut."Hai, Za. Akhirnya kamu datang juga. Aku risih berada di bawah pengawasan ketat asisten pribadimu," keluh Ella seraya ekor matanya melirik ke Bara.
Sedangkan Bara, ia hanya menunduk saat sang bos juga menoleh padanya tanpa berucap apa-apa. Reza memilih untuk mengabaikan ucapan Ella dan berjalan menuju kursi kebesarannya, tapi, langkahnya terhenti karena Ella datang menghadang.
"Mau apa kamu?" tanya Reza dengan ketus.
Ella hanya tersenyum. Ia mengangkat tangannya dan berniat memberi saudara iparnya pelukan. Dengan sigap tangan Reza menepis tangan Ella dan kembali tak acuh. Gadis itu mendengkus kasar, menunjukkan sikap protes atas penolakan Reza.
"Dia hanya menjalankan tugasnya. Maaf, kalau kamu menunggu terlalu lama karena aku pergi ke suatu tempat untuk mengunjungi seorang teman. Kamu juga harus terbiasa melihat Bara saat berkunjung ke kantorku, dia lelaki yang baik dan sopan, kok," jawab Reza yang memberi pembelaan untuk asistennya.
Reza melepaskan jasnya dan duduk di kursinya. Ia lalu mempersilahkan Ella untuk duduk di depannya.
"Bisa tinggalkan kami?" tanya Ella dengan wajah mengiba pada Bara.
Bara menoleh ke Reza, ia ingin meminta persetujuan dari sang bos. Reza mengangguk pelan sebagai perintah yang tak terucap. Bara membungkukkan badannya sekilas pada kedua orang di depannya, sebelum ia undur diri dari ruangan itu.
"Ada perlu apa sampai kamu rela menungguku?"
"Lilian."
"Lilian? Ada apa dengan istriku?" tanya Reza dengan suara datar.
Ella mengeluarkan beberapa lembar foto dan memamerkannya pada Reza dengan senyum sinis. Meletakkan foto itu di meja dengan tatapan tajam, seakan ia merasakan kemenangan telak atas Lilian.
Reza hanya meninjau foto itu dari kejauhan tanpa mau menyentuhnya. Foto yang sama persis dengan kiriman Gio. Rasa penasarannya membuncah, tapi ia mencoba untuk tenang dan tidak terpancing.
"Apa kamu meminta imbalan untuk hasil menguntit itu?"
Ella meraih satu foto dan menggesernya ke hadapan saudara iparnya dengan kasar.
Reza menatap foto Lilian yang tengah bertatap mata dengan Roman."Tentu saja. Karena aku telah berjasa dalam membongkar perselingkuhan istrimu yang cantik itu, aku-mau-make a wish."
"Katakan apa maumu."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lilian
Fiksi RemajaFollow sebelum membaca, ya. My Lilian adalah cerita sequel dari Lilian dan Pangeran Katak. Kalian bisa baca Lilian dan Pangeran Katak terlebih dahulu biar nggak bingung. Tapi, sayangnya hanya tersisa 20 part awal, karena sudah terbit. Ada yang tidak...