Prolog

5.9K 394 23
                                    

Bandung, 2021

"Gracia! awas hati-hati!" Suara yang memanggil nama Gracia itu berteriak.

"Shani ayo ke atas sini!" Yang diajak enggan untuk menurut, Shani tetap pada tempatnya.

"Ge bahaya, nanti kamu jatoh cepet turun!" Perintahnya tidak digubris.

Gadis yang berada diatas batu besar itu terlihat bahagia sambil menikmati alam dengan pemandangan gunung hijau penuh dengan banyak kabut.

"Bagus banget." Gracia tersenyum menampilkan giginya. Dia merentangkan kedua tangannya, menikmati setiap angin yang menusuk ke dalam kulitnya. Sejuk, itu yang Gracia rasakan.

Shani mengelah napasnya dengan sabar. "Ge, ayo dong turun, dari sini aja udah bagus pemandangannya tau."

"Kamu ke atas sini makanya Shan, biar kamu bisa liat pemandangannya jauh lebih indah. Ayo kesini!" Pacarnya Shani itu terus memaksa dirinya.

"Yaudah kalo kamu nggak mau turun, aku tinggalin ya."

Tidak mendapatkan balasan, ancamannya Shani tidak mempan. Shani menyerah dia berjalan pergi meninggalkan Gracia.

Langkah kaki jalannya Shani menyadarkan Gracia. "Loh, Shani ih kok aku ditinggal beneran sih!"

Shani terus berjalan menghampiri tenda yang mereka berdua bangun bersama.

"Ish nyebelin, punya pacar bikin kesel terus, mau ganti pacar aja!" Gracia asik mendumel tidak jelas, bibirnya membentuk seperti paruh bebek arti mode ngambeknya aktif.

Gracia turun dari atas batu besar itu.

Bruk!

"Shaniii huuuu."

Shani menoleh melihat Gracia yang sudah jatuh akibat kelalaiannya. "Astaga!"

"Aku kan udah bilang hati-hati Gee, nggak mau dengerin aku sih, jatoh beneran kan." Walau Shani kesal dia tetap membantu pacarnya itu. "Huu nggak suka." Gracia cemberut sambil mengusap lututnya.

"Berdarah ini Ge, duh nakal kamu."

"Kamu pake ninggalin aku, ini salah kamu Shani!"

Padahal tadi Gracia yang keras kepala. "Aku udah bilang sama kamu tadi ya, salah aku terus sih."

Shani berdiri. "Aku obatin ayo." Shani mengulurkan tangannya. Merangkul gadis itu yang sepertinya jadi susah berjalan karena lututnya terluka.

Shani mengambil obat luka dan plester dari kotak p3k kecil, untung Shani selalu membawanya kalau berpergian jauh.

"Hati-hati lain kali Gracia." Suara lembut Shani mampu membuat Gracia luluh, wajah cemberutnya berubah. "Iyaa, itu juga hati-hati tapi batunya aja yang nakal."

Shani terkekeh pelan. "Iya deh yang nggak mau disalahin." Kemudian Shani mengobati luka Gracia dibagian lututnya.

"Aw! pelan-pelan Cani."

"Iya ini pelan sayang, tahan okay!"

.

.

.

-

Hari sudah mulai gelap, keduanya duduk sambil asik memandangi langit malam. Gracia menyender pada bahu Shani.

"Gee." Panggil Shani.

"Hm? kenapa Shan?"

"Kamu kenapa bisa sayang sama aku sih?"

"Kenapa kamu mau jadi pacar aku?"

Pertanyaan yang selalu Gracia dengar setiap kali Shani bertanya. Gracia sendiri heran kenapa pacarnya itu menanyakan hal yang sama berulang-ulang, apa jawaban Gracia kurang?

Gracia memundurkan tubuhnya, melihat wajah Shani yang menunggu jawaban darinya. "Kamu tuh kenapa sih suka banget nanya kayak gitu? kita udah mau dua tahun Shani."

"Ya soalnya kan... banyak gitu yang lebih dari aku, yang lebih pantes buat kamu Ge." Shani memang suka merendah didepan pacarnya itu ini salah satu hal yang kadang buat Gracia greget.

"Sayanggg." Kedua tangan Gracia memegang pipi Shani. "Kalo aku maunya sama kamu doang, gimana?"

"aku. cuma. sayang. sama. kamu. nggak ada yang lain."

"Kalo udah nggak sayang lagi?"

"Shan, i will always love you, always. Trust me."

"Janji?" Shani memberikan jari kelingkingnya.

Gracia menyatukan jari kelingking miliknya dengan Shani. "Janji Shani Indira."

Gadis yang lebih tinggi dari Gracia itu memeluknya sangat erat. "Aku sayang kamu Ge, banget. Jangan pergi ya."

"I know it. aku disini sama kamu Shan. Sayang kamu juga." Gracia tersenyum dalam pelukan Shani.

Shani merenggangkan pelukannya, dia melihat kedua mata Gracia. "Makasih udah sayang sama aku Gracia." Lalu mencium kening gadis itu dengan lama.

Akankah janji itu berlaku untuk selamanya?
Ntahlah, tidak ada yang mengetahuinya.

.

.

.

-

Halo! gimana menurut kalian? menarik untuk dilanjutkan ga cerita chel yang ini?

enjoyed my new story about greshan yaa kalo suka! this is prolog.

part pertama akan rilis besok

teaser part one serendipity ada di tiktok chel @/chelweirdos bisa diliat ya!

setiap part bisa jadi ada maknanya, dan itu bakal chel jelasin di twitter @/chelweirdos pokoknya pantengin twt chel nanti akan nyambung sama setiap part yang chel up.

okay maaf kepanjangan, vote dan komen jangan lupa ya!😝

Serendipity; Butterflies & Flowers • GreshanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang