Serendipity; five

2.2K 261 15
                                    

Bandung, 2020

Teman bahagia - Jaz🎵

First Anniversary

Pagi hari yang membuat Shani bermalas-malasan. Dia kesal kenapa sekolah harus mulai pagi? kenapa tidak siang? huft, Shani tidak suka bangun pagi. Ya sebenarnya salah dia sendiri sih begadang tanpa ingat waktu, jadi gini deh.

Shani keluar dari kamarnya memakai seragam putih abu-abu dengan tas ransel hitam.

Meja makan. Ada Zee dan kedua orang tuanya. Shani hanya melirik dengan tatapan datarnya menghiraukan yang ada disana.

"Kak Shani, ayo makan dulu." Ajak Zee.

Ayahnya hanya acuh sambil memakan makanannya.

"Shan, makan bareng yuk sini." Ucap lembut Ibunya.

Dengan datar Shani menjawab. "Aku nggak laper." Lalu Shani berjalan pergi.

Ibunya hanya bisa sabar melihat tingkah Shani. Ini sudah yang kesekian kalinya Shani selalu bersikap dingin kepada orang tuanya.

"Biar aja udah, biarin dia pergi." Kata ayahnya.

Zee selalu merasa sedih padahal selama satu tahun ini hubungan Ayah dan Ibunya itu membaik. Tapi tingkah Shani tidak pernah berubah.

Sebab yang Zee tidak tahu bahwa orang tuanya hanya bertahan karena dirinya. Mereka pernah hampir berpisah tapi itu semua tertahan, Zee yang selalu meminta jangan sampai mereka berpisah.

Permintaan anak terakhirnya dituruti, jadi hubungan yang sekarang terjalin ini hanya kepura-puraan saja. Itu yang membuat Shani tidak suka. Lalu untuk apa bertahan kalau begitu?

-

Mata Shani melihat ke arah kanan dan kiri, dia mencari orang yang daritadi tidak kunjung datang.

"Yaelah Shan, tungguin aja kali gausah gelisah gitu." Feni sambil nyemilin permen kaki.

Gimana tidak di cari, kalau yang ditunggu sudah meninggalkan hampir 30 menit, katanya sih bentar.

"Gracia ngapain sih di ruang osis? ini udah mau bel." Shani melirik jam tangannya.

Feni menggedikkan bahunya. "Mana gue tahu, anak osis aja bukan."

Shani berdecih kesal. "Hish, balik lah gue ke kelas." Kemudian gadis jangkung itu meninggalkan Feni.

"Lah, nyet! kebiasaan ya lo ninggalin gue."

Jadi badmood kan Shani, dia berjalan cepat menuju kelasnya, Feni dari belakang mengikuti. "Jalannya cepet amat nih anak." Dari arah kanan datang Gracia melihat Feni yang sedang jalan terburu-buru.

"Feni!" Jalannya Feni terhenti. "Shani mana?" Feni mencari punggung Shani yang sudah tidak terlihat lagi. "Itu tadi didepan. Lah kok ngilangnya cepet amat dah."

"Lo sih, lama amat di ruang osis. Tuh pacar lo bete kayaknya."

"Bete? terus Shani kemana? ish kok lo ga tahan si suruh tunggu gue." Gracia malah nyalahin Feni, padahal kesalahannya dia sendiri.

Feni tidak terima. "Lo kan yang janjinya bentar Gracia. kenapa nyalahin gue dih. Balik ke kelas dia."

"Ya sorry, Kak Beby minta bantuin nyelesain laporan buat anak osis baru nanti." Kata Gracia.

Serendipity; Butterflies & Flowers • GreshanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang