Serendipity; seven

2.2K 281 38
                                    

Bandung, 2021

Wish You Were Here - Avril Lavigne🎶

Sadness

Seorang gadis yang merupakan adik dari Shani Indira itu sedang duduk tepat didepan ruang VIP Shani dirawat. Wajah Zee sangat kacau, mata yang sembab, rambut yang berantakan membuat Shani yang melihatnya menjadi prihatin.

Zee hanya diam, sambil memandang ke depan. Shani tidak pernah melihat adiknya sehancur ini, Zee yang Shani kenal selalu ceria, meskipun kadang adiknya itu selalu tersiksa karena kejahilan Shani yang membuatnya kesal.

Roh Shani itu duduk disebelah kiri Zee. "Dek, lo kenapa ikut sedih sih?" Tanyanya.

"Gue biasa isengin lo, harusnya lo ga boleh sedih. Gue belum meninggal dek, ck lemah banget sih lo nangisin kakaknya sendiri." Shani terus mendumel.

Apa Shani tidak merasakannya kalau adiknya itu sangat sayang kepadanya?

Sekalipun Shani menyebalkan.

"Lo harus bangkit dek, jangan lemah. Gue baik-baik aja kok." Setelah ucapan Shani, mata Zee seolah melihat ke arah mata Shani dan Shani sedikit kaget.

"Dek-"

"Azizi." Panggil gadis yang berjalan cepat, dia menghampiri Zee.

Gadis itu menghalangi Shani, dia duduk ditengah dan langsung memeluk Zee dengan sangat erat, dan Zee mulai menangis didekapannya.

Shani hanya menyaksikannya. Dia tahu siapa gadis ini.

"Ashel?"

Ya, gadis itu bernama Ashel. Dia merupakan pacar dari Zee, hubungan mereka sudah berjalan 6 bulan. Syukurlah, Shani lega bisa melihat gadis itu disini, itu berarti Ashel bisa menemani Zee.

"Maaf yaa aku lama kesini." Zee menggeleng didalam pelukan. "G-gapapa Chel." Kata Zee disela tangisnya.

"Nangis aja kalo kamu masih mau nangis Zee. Aku disini sama kamu, ga kemana-kemana." Ashel memberi kata penenang untuk pacarnya itu.

Ashel sambil mengelus punggung Zee. "It's okay, Kak Shani baik-baik aja. Percaya sama aku." Zee tahu apa yang dikatakan Ashel tidak sepenuhnya bisa dipercaya tapi setidaknya karena Ashel, Zee masih bisa merasakan kehangatan dan bisa sedikit tenang.

Zee hanya mengangguk saja mendengar Ashel.

Kakaknya itu tidak menyangka kalau Zee bisa sesedih itu melihatnya koma. Shani tidak paham, separah apa dirinya sampai semua orang menangisinya sekarang.

Yang Shani tahu, rohnya itu terpisah dari tubuhnya.

-

"Kapan Shani sadar dok? anak saya bisa pulih kan?" Ayah Shani itu duduk berhadapan dengan dokter, dia bertanya dengan wajah cemas.

Dokternya melepas kacamata-nya, mengelas napas untuk memulai bicaranya. "Keadaan anak bapak, belum bisa dipastikan untuk pulih cepat. benturan keras di kepalanya membuat anak bapak mengalami cedera otak yang cukup berat. Ini akan menghambat penyembuhannya, mungkin bisa dalam beberapa bulan atau lebih dari itu..." Ucap Dokter menjelaskan.

Serendipity; Butterflies & Flowers • GreshanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang