- 04

2.5K 419 20
                                    

Happy reading!

vote dulu sebelum baca.

.

.

.


Disinilah mereka sekarang. Rumah Sakit Belahan Jiwa daerah kota Seoul. Karina mondar-mandir mengawasi ruangan Winter sambil berdoa di dalam hati. Dari jauh, Giselle dan Jeno sudah berlarian menabrak siapapun yang ada di depannya.

"Kar! Kar!" panggil Giselle. Karina menoleh lalu berlari memeluk Giselle. Tumpah sudah air matanya di pelukan sahabatnya itu.

"Selle.. Winter.. dia.. tadi hiks ada hitem-hitem.. hiks terus.. itu dia.."

"Iya iya sst, diem ya? Winter masih di dalem?" tanya Giselle sambil menyembunyikan kekhawatirannya. Dia tidak mau terlihat lemah di depan sahabatnya.

"Dia.. masih di dalemm.. Giselle, percaya sama gue.. hiks tadi ada hitem-hitem itu.. di rumah Winter.. terus hilang teru- hiks terus..huaaaaa!!!"

Karina terus menangis di pelukan Giselle. Jeno mengintip kedalam. Dia melihat para dokter sedang menangani Winter di dalam sana. Jeno menghela nafas lalu melihat Karina yang menangis itu. Sedikit perasaan lega muncul di dalam hati Jeno. Akhirnya, Karina akan mengubah sikapnya terhadap Winter dimulai dari kekhawatiran pada adik kelas nya itu.

Cklek

"Permisi? Dengan keluarga pasien?"

Seorang dokter muda keluar dari ruangan Winter. Karina segera maju sambil mengelap air matanya.

"Sa-saya temannya dok. Bagaimana keadaan teman saya di dalam?" tanya Karina.

"Ah, ananda pasien baik-baik saja. Hanya, ada tulang yang sedikit geser di bagian selangkanya. Kalau boleh tahu, pasien tadi jatuhnya bagaimana?" tanya dokter tersebut.

"Jatuhnya.. itu dok, jatuhnya kayak orang salto mau renang gitu dok. Terus.. iya tadi kayaknya yang kena tanah duluan itu bagian pundaknya." Jelas Karina dengan suara agak bergetar. Dokter di depannya mengangguk-anggukkan kepalanya sebentar.

"Baiklah, nanti saya berikan beberapa informasi lain. Untuk administrasi, mohon segera di urus, karena pasien bisa dipulangkan besok."

"Siap dok, nanti saya yang akan mengurus bagian administrasi nya." Balas Jeno lalu menelpon seseorang.

"Anu, dokter, boleh saya lihat teman saya?" tanya Giselle yang dibalas anggukan dokter itu.

"Oh tentu, silahkan. Tapi, jangan berisik ya? Saya permisi dulu."

Dokter itu melenggang pergi disusul Karina dan Giselle yang langsung berlari kedalam. Nampak Winter yang sudah terduduk sambil melihat pundak kanan-kirinya. Giselle berlari lalu menggetok kepala Winter lumayan keras.

"Anj-SIAPA SIH YANG-eh kak Giselle. Aduh aduh!" Ucapan dari mulut Winter terhenti karena Giselle terus menggetoki kepalanya dengan punggung jari telunjuk.

"Lo ngapain aja sih?! Kok bisa njungkir dari balkon gitu?! Mau atraksi? Iya?!"

Winter kicep. Giselle lebih menakutkan daripada ibu-ibu yang lagi rebutan diskon.

"Ga-gak sengaja.." balas Winter dengan suara pelan. Diliriknya Karina yang lagi mengusap air mata. Sejenak, dia ngeblank. Tiba-tiba, dia melotot.

"KAK KARINA NANGIS LIHAT AKU GINI?! UWAA REKOR!" teriak Winter antusias. Jeno sampai terjengit ke belakang sambil melebarkan matanya.

"Rekor kepalamu gitu! Kok bisa sih lo jatuh dari sana?! Terus.." ucapan Karina terhenti lalu memandang kearah lain. "Siapa sih orang bajuan hitem itu? Dia hilang terus lo jatuh! Lo.. jangan bilang lo nglakuin hal aneh-aneh?" tanya Karina dengan penuh selidik.

[01] Only 11 Days - Winrina ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang