Happy reading!
Voment jangan lupa..
.
.
.Day – 06
Jeoja ... sang pencabut nyawa. Berdiri di sebuah columbarium, menunggu seseorang yang sedang melakukan kegiatannya. Jeoja itu menghela nafas. Dia harus menjaga orang ini sampai nafas terakhirnya nanti.
Tega? Jangan tanya! Jeoja sudah menganggap dia sebagai seorang saudara. Membayangkan mencabut nyawanya di depan mata.. oh, shit! It's inconceivable!
"Kak.." panggil perempuan berambut blonde itu. Jeoja menoleh. Hatinya sesak, saat melihat mata perempuan itu yang memerah.
"Pasti sulit ya? Mau gue temenin sampek nanti?" tanya Jeoja yang dibalas gelengan oleh lawan bicaranya.
"Gausah. Gue bisa sendiri kok. Ayo."
Jeoja tidak bisa membantah. Dia yakin, perempuan di depannya butuh sandaran kali ini. Dia ingin menjaga nya, tapi langit seakan menyuruhnya untuk pergi. Ya, ayahnya sudah memanggil."Jaga diri ya Minjeong. Nanti gue temuin kalo udah selesai."
.
.
."Jiakh! Karin kalah lagi! Ahahahahaah!"
"Curang lo!"
"Mana ada! Salah siapa lemot banget!"
"Heh! Hp nya aja yang ngelag ya!"
"Huluuu bodoh bodoh bodoh~"
"Asu sini lo gue gepengin!"
Karina dan Shuhua, teman sekelasnya sedang bersantai di apartemen Lia. Mereka tadinya mau ke rumah Yeji buat refreshing, secara kan rumah Yeji paling nyaman. Ada kolam renang, bahkan ada sky bar. Maklum, Yeji anak tunggal kaya raya.
Terus, Karina tadi nantangin Shuhua main FPS Gunner Shooter. Mereka banyak-banyakan bunuh lawan. Eh, si Karina kalah karena layar hp nya gak berfungsi dengan baik. Alhasil dikatain sama Shuhua. Jadilah, mereka bergulat sebentar di karpet.
Tadi katanya bersantai? Mana ada bersantai sama jambak-jambakan kayak gitu..
"Karina! Shuhua! Aduh, kenapa kalian malah adu panco gitu?!" teriak Lia yang tadi dari dapur buat bikin pop ice. Pas keluar, eh lihat si Karina nindih Shuhua. Pikirannya mau beranjak kemana-mana, tapi gajadi pas lihat rambut Shuhua yang udah lepas dari tempatnya. Sekaligus berserakan di lantai bersih rumahnya Lia.
"Adu panco Ndasmu! Ini si Shuhua curang!"
"Lo nya aja yang bego main gituan!"
"Tuh kan! Argh! Ngeselin lo monyet!"
"Huaaa! Sakit Rin! Sialan sini lo!"
Shuhua segera saja membalikkan tubuh Karina dan menyubiti perut lawannya. Gitu-gitu, Shuhua gak tega kalau mau bonyokin temennya. Beda sama Karina. Kawan kek, lawan kek, hancur semua. Yoo Karina, Rocket Puncher!
Ting!
Kegiatan mereka terhenti. Lia segera melihat siapa yang datang. Lift terbuka, memperlihatkan seseorang berambut hitam pendek dengan senyum manisnya. Tidak lupa, tanda lahir di bawah matanya. Dia memakai jeans hitam dengan tambahan berwarna putih. Beberapa buku yang dia bawa dengan ransel hitam yang dia pakai menambah kesan bahwa dia anak pandai. Lia bisa mencium bau mint dari tubuh wanita di depannya.
"Hai, Jisu. Shuhua nya ada disini ya?" tanya orang itu. Lia tersenyum lalu memeluknya. Setelah dirasa cukup acara berpelukannya, Lia melepas pelukan itu dan mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
[01] Only 11 Days - Winrina ✓
Fiksi PenggemarPerjanjian dengan Sang Pencabut Nyawa memang membuat hidup Winter menjadi berantakan. Bagaimana tidak? Perjanjian mengulur waktu kematian membuat nya semakin menderita. Saat di tanya kenapa ia melakukan ini, jawaban Winter sangat simple sekali. "Gue...