CHAPTER 7

76 10 1
                                    

"Bunda," panggil Ara dengan suara seraknya.

"Ya sayang? Kenapa?" tanya Tafasya sambil menata sarapan pagi ini.

"Bunda sayang sama Ara kan?" tanya gadis kecil itu dengan lirih.

Tafasya mengernyitkan keningnya heran. Ia segera menatap putri kecilnya yang tengah memegang boneka kelinci. Matanya sedikit berkaca dan bibirnya cemberut. Hati gadis kecil itu tiba-tiba berkabut akibat bunga tidur yang buruk. Ara merengek dan menangis begitu saja membuat bundanya merasa panik.

Tafasya segera mendekap Ara dengan erat dan menggendongnya. Membiarkan Ara menangis di pundaknya. Abrisam yang sedang menyelesaikan pekerjaannya langsung berlari begitu saja ketika mendengar Ara menangis. Tangisannya terdengar begitu pilu.

"B-bunda Ara bisa gak ketemu bundanya Ara lagi?" isaknya.

"A-ara mau ketemu bunda Ara, bunda."

Entahlah. Perasaan apa yang tiba-tiba menghampiri Abrisam. Dadanya terasa begitu sesak dan ingin menangis. Ia menunduk dan menghela nafas. Sebuah trauma yang belum juga hilang. Mungkin, tidak bisa dihilangkan? Rasanya sakit. Sangat menyakitkan.

Mungkin dirinya mampu menahan rasa sakit akibat masa lalu. Tapi, tidak dengan anak-anaknya. Mereka saja belum pernah bertemu dengan wanita itu, ibu kandung mereka sendiri. Ternyata, Tuhan lebih menyayanginya.

Abrisam mengehela nafas beratnya. Mungkin, hari ini tidak apa-apa jika ia terlihat rapuh. Ia mendekap Tafasya dan Ara. Pelukan yang erat pertanda takut kehilangan. Ia menenggelamkan wajahnya di ceruk leher jenjang wanita itu dan menghirup aroma wangi tubuh yang menenangkan. Menahan isak dan rasa sesaknya sembari mendengarkan tangisan dari buah hatinya.

"Don't leave me," lirih Abrisam.

Tafasya tersenyum tipis. Ia mengangguk dan mengecup kepala Abrisam. Pikirannya tidak pernah terlintas untuk meninggalkan suaminya. Sesulit apapun keadaan, sepelik apapun kerinduan, ia tetap bertahan.

Sesungguhnya, sangat sulit untuk mengerti keadaan dan perasaan. Hidup bersama dengan saling membawa trauma harus saling menguatkan. Tapi, dari sanalah kita belajar bahwa

"Mereka yang pernah dikecewakan akan saling menguatkan. Mereka yang pernah tak dihargai akan saling mencintai sepenuh hati"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 13, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Naik Tahta [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang