SATU II 𝐾𝑎𝑙𝑖𝑔𝑟𝑎𝑓𝑖 ✓

1.4K 213 256
                                    

Hallo gengs!

welcome to the sad life of Kaligrafi.

Btw sebelum lanjut baca jangan lupa vote and comment.

Jangan bawa-bawa alur cerita sebelumnya atau cerita lain ke cerita ini.

Fyi, Ini masih permulaan yang gengs, Konfliknya juga ringan kok nggak berat-berat amat, Mari kita bunuh tokoh utamanya secara perlahan, hehehe.

Oke, next. Happy reading!

 Happy reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

1. Card game starts

“I don't want to be involved in this game, my life has too many hurt words.”

•Kaligrafi•

"Kamu kapan bangun sayang?"

Entah untuk ke berapa kali pertanyaan itu terlontar, sekedar mengingat tentang keadaannya yang hampir tujuh belas tahun berbagai alat menopang kehidupannya, Dia.... remaja yang terbaring lemah di brankar rumah sakit.

Hampir setiap hari sepasang suami istri itu menyempatkan diri datang  untuk melihat keadaannya. nyatanya sama saja, tidak tanda-tanda  lelaki itu akan terbangun untuk sekedar menyapa Medina atau Mahendra yang selalu menunggu ia bangun dari tidur panjangnya.

Medina tersenyum getir, mengambil tangan kanannya menggenggam sesekali mengecup dengan bibir bergetar menahan diri untuk tidak menangis.

"Kamu nggak kangen sama Bunda," Medina tercekat karena air mata mengalir lagi dan lagi, Medina menghapus air mata yang mengalir dengan punggung tangannya secara kasar.

Mahendra mengusap pelan bahu Medina, memberi sedikit kekuatan agar tetap tidak menangis di hadapannya.

"Bunda udah bawain kamu buku-buku pelajaran..." tangis yang sejak tadi tertahan kini sedikit mulai terlihat.

"Jangan menagis di depan putraku, Medina!" Peringat Mahendra dengan tangan masih mengusap bahu Medina.

"Maafkan aku Mahendra," Medina menghapus air matanya, mengerti tentang keresahan suaminya.

Mahendra diam.

"Apa yang harus bunda lakukan agar kamu mau bangun, sayang?" pertanyaan yang terlontar hanya mampu mengambang di sekitar dan berembus di langit-langit rumah sakit.

KALIGRAFI (COMINGSOON)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang