SEMBILAN II 𝐾𝑎𝑙𝑖𝑔𝑟𝑎𝑓𝑖 ✓

561 92 69
                                    

Mengulang waktu sama saja seperti mengulang kembali masa lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mengulang waktu sama saja seperti mengulang kembali masa lalu.

Dan itu tak kan pernah terjadi.

•••

Rumah yang seharusnya menjadi tempat ternyaman setelah pulang, nyatanya tidak, rumah adalah tempat mengerikan bagi para anak yang merasakan brokenhome. Termasuk Kaligrafi. Hidupnya hanya di temani dengan keheningan dan kegelapan.

Manik mata miliknya menelusuri setiap sudut gudang yang ia tempati malam ini. Penerangan yang minim cahaya membuat dirinya terpaksa harus menyalakan lilin untuk menerangi lingkaran dirinya.

Sesekali jari-jari tangan miliknya yang terbungkus oleh plester mengetik sesuatu di ponsel yang ada di tangannya. Sesekali ia tersenyum tipis melihat balasan absurd yang dibalas oleh lawan bicaranya. Mengabaikan jari-jarinya yang semakin sakit untuk di gerakkan.

Selesai membalas pesan itu Kaligrafi meletakkan ponsel miliknya di sebelah dirinya. tubuhnya seperti tidak ada kekuatan saat ini. Satu pertanyaan terlintas dipikirannya.

Kenapa Papa dan Bundanya membenci kehadiran dirinya. Apakah salahnya? Ia merasa tidak pernah melakukan kesalahan apapun.

Satu-satunya cara untuk mengetahui alasan Papa dan Bunda membenci kehadiran dirinya adalah kenangan masa kecilnya, namun itu semua entah kenapa hilang semua seperti di telan oleh waktu.

Kaligrafi memijat pangkal hidungnya melihat ada satu buku yang sepertinya tidak ada di sekitarnya. Sepertinya itu tertinggal di kamar.

Kaligrafi berdiri dari duduknya, sedikit bingung harus bagaimana caranya untuk masuk ke kamar, ia takut melanggar perintah Papanya. Tetapi tugas itu sangat penting untuknya. setelah memikirkan berulang-ulang, akhirnya ia memberanikan diri untuk ke kamar, Yap, hanya mengambil buku dan segera kembali ke gudang ini.

Kaligrafi berlari keluar secepatnya, masuk ke dalam kamar miliknya, tetapi lagi-lagi napasnya tercekat ketika hampir sampai di depan pintu kamar.

"Ada apa dengan saya?" tanya Kaligrafi sendiri memegang dadanya yang semakin terasa sesak.

Berusaha menghirup udara segar agar rasa sakitnya menghilang. Ia berjalan pelan agar tidak merasa sesak lagi untuk kedua kalinya.

Ia mengambil buku yang diperlukan untuk mengerjakan tugas sekolah miliknya. Setelah dirasa semua sudah. Ia segera keluar dari kamar miliknya tetapi lagi-lagi langkahnya terhenti ketika melihat sosok anak laki-laki bertubuh gemuk menghampiri dirinya. Senyum anak laki-laki itu terlihat menahan tawa.

KALIGRAFI (COMINGSOON)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang