SEPULUH II 𝐾𝑎𝑙𝑖𝑔𝑟𝑎𝑓𝑖 ✓

489 90 11
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Hanya rasa sakit yang akan saya dapatkan, tapi itu semua yang saya inginkan.

Pah!
Bund!

Kaligrafi butuh kasih sayang kalian, butuh cinta kalian, butuh senyuman kalian. Kaligrafi membutuhkan kalian berdua.

Kalian yang terhebat di dunia Kaligrafi yang gelap gulita ini.

•••

Heart rate monitor atau lebih dikenal HRM sudah kembali pada kondisi normalnya. beberapa dokter dan suster yang menangani kondisi sosok pasien lelaki yang masih terbilang tidak sadarkan diri sejak di rawat di rumah sakit ini beberapa tahun yang lalu dan sekarang masih sama, tepatnya ia masih dalam kondisi koma.

"Semoga saja setelah ini dia bisa terbangun dari masa-masa kritisnya." gumam Dokter bernama Devano meminta persetujuan beberapa rekan suster dan dokter yang ada di dalam ruangan yang sama dengannya.

Dokter dan suster yang mendengar ucapan Dokter Devano mengangguk setuju.

Sesekali Dokter Devano memegang nadi tangan milik pasiennya itu, merasakan detak jantungnya melalui tangan.

"Setidaknya dia masih bisa bertahan lebih lama, saya sempat berfikir bahwa pasien dengan kondisi seperti dirinya biasanya tidak akan bertahan lebih lama dari ini." ucap Devano lagi.

"Gue rasa ini yang disebut dengan sebuah keajaiban Dev. Lo tau kan bahwa Tuhan itu maha baik dan mengetahui segala sesuatu yang ada di alam semesta ini." Lelaki yang juga berprofesi sebagai dokter itu menepuk pundak Devano, ia berbicara dengan nada frontal tanpa ada sedikitpun rasa canggung, dan semua suster dan dokter yang ada di rumah sakit ini mengetahui itu. Namanya Dokter Anggara.

"Dia hanya ingin kembali seperti kehidupan sebelumnya." tambah Dokter bernama Althan melihat sosok lelaki itu lagi.

Devano, Anggara dan Althan adalah sahabat sekaligus teman sejak masa SMP, jadi jangan heran jika mereka menggunakan aksen Lo gue atau saya kamu dalam percakapannya.

"Dokter Althan, apa tidak sebaiknya kita melakukan perawatan lebih lanjut agar nanti kondisinya tidak memburuk seperti semalam?" tanya suster yang memeriksa monitor yang menyala. Sebut saja namanya Tia.

"Suster Tia benar, kita harus melakukan perawatan lebih lanjut agar tidak terjadi sesuatu yang buruk pada pasien." ucap Anggara setuju.

KALIGRAFI (COMINGSOON)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang